Konten dari Pengguna

Arti Kurikulum Merdeka Memiliki Struktur yang Fleksibel dan Implementasinya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
25 Oktober 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki prinsip fleksibilitas. Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki prinsip fleksibilitas. Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam proses pembelajaran, baik bagi guru maupun siswa. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka, dengan fokus pada pengembangan kompetensi dan karakter.
ADVERTISEMENT
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan lebih menekankan pada pemahaman mendalam daripada hafalan. Selain itu, siswa didorong untuk aktif terlibat dalam proyek-proyek yang relevan dengan konteks kehidupan nyata.
Selain itu, Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang fleksibel. pernyataan tersebut memiliki arti bahwa Kurikulum Merdeka pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Arti Kurikulum Merdeka Memiliki Struktur yang Fleksibel

Kurikulum Merdeka memiliki struktur yang fleksibel. pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kurikulum ini dapat disesuaikan. Foto: Pexels.com
Mengutip buku Pembelajaran Literasi Menulis Cerita di SD oleh Prof. Dr. Alif Mudiono, M.Pd, Kurikulum Merdeka dirancang dengan struktur yang fleksibel sebab memungkinkan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap siswa.
Artinya, guru memiliki kebebasan untuk mengatur dan menyesuaikan materi ajar berdasarkan minat, kemampuan, serta karakteristik siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih mudah diterima oleh siswa.
ADVERTISEMENT
Fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka juga memberi ruang bagi sekolah dan satuan pendidikan untuk memasukkan unsur lokal dalam proses pembelajaran. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan konteks lingkungan, siswa tidak hanya mendapatkan materi akademis, tetapi juga belajar tentang hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan waktu yang lebih luas bagi siswa untuk terlibat dalam proyek-proyek berbasis pengalaman, misalnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Bentuk Implementasi Prinsip Fleksibilitas pada Kurikulum Merdeka

Ilustrasi bentuk implementasi prinsip fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka. Foto: Pexels.com
Dalam jurnal Kurikulum Merdeka: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Kebebasan dan Fleksibilitas karya Koni Olive Tunas, dkk. dijelaskan bahwa secara umum, berikut bentuk implementasi prinsip fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka:

1. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pada kurikulum ini, guru bisa memberikan opsi kepada siswa untuk memilih metode pembelajaran mana yang sesuai dengan minat dan gaya mereka. Misalnya, beberapa siswa diminta membuat presentasi, sementara yang lain memilih menulis esai atau membuat proyek visual.
ADVERTISEMENT

2. Penggunaan Sumber Belajar yang Beragam

Kurikulum Merdeka memungkinkan guru secara fleksibel untuk memilih sumber belajar yang akan digunakan. Guru dapat menyediakan berbagai sumber belajar seperti video, infografis, atau artikel.
Siswa dapat memilih media belajar yang paling sesuai dengan preferensi mereka, seperti menonton video tutorial atau membaca artikel.

3. Asesmen Fleksibel

Penilaian pada Kurikulum Merdeka tidak harus melalui ujian tulis saja. Misalnya, siswa yang lebih kreatif dapat dinilai melalui proyek visual atau video yang dibuat.

4. Pemberian Ruang Kreativitas bagi Siswa

Siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan proyek yang sesuai dengan kreativitas mereka, seperti memilih media dan teknik dalam mata pelajaran seni. Jadi, mereka bisa lebih bebas berekspresi.

5. Sikap Sosial yang Inklusif

Semua pihak, termasuk guru dan orang tua, harus mendukung lingkungan belajar yang positif dan inklusif, terutama bagi siswa berkebutuhan khusus. Misalnya, dalam kegiatan kelompok, setiap siswa diberi peran sesuai kemampuan mereka.
ADVERTISEMENT

6. Pembelajaran yang Dinamis dan Fleksibel

Guru proaktif dalam merancang pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, seperti menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning), sehingga siswa dapat belajar melalui praktik nyata dan kolaborasi.

7. Fleksibilitas Waktu dan Fase Pembelajaran

Kurikulum Merdeka memungkinkan penyesuaian waktu dan fase pembelajaran sesuai kebutuhan siswa, sehingga guru bisa fokus lebih dalam pada materi dasar tanpa perlu terburu-buru.
(SAI)