Konten dari Pengguna

Arti Kutubus Sittah dan Profil Singkat Ulama yang Menyusunnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
31 Mei 2024 12:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alquran. Foto: unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alquran. Foto: unsplash
ADVERTISEMENT
Kutubus Sittah merupakan salah satu karya yang menjadi pertanda kemajuan agama Islam di masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Karya tersebut disusun oleh ulama-ulama Muslim terkenal di masanya.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, Imam Bukhari dan Imam Muslim menulis hadis shahih yang dikenal dengan sebutan Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Sementara imam hadis lainnya seperti Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah menyusun karya yang disebut kitab sunan.
Gabungan kedua kitab tersebut kemudian diberi nama “Kutubus Sittah” oleh para ulama. Secara bahasa, kutubus sittah artinya enam kitab induk.
Dinamakan demikian karena kitab tersebut menjadi rujukan bagi umat Muslim untuk mencari hadis-hadis tentang hukum, syariat, dan akhlak. Bahkan, karya para imam tersebut pun masih eksis dan digunakan di bidang keilmuan hingga kini.

Mengenal Kutubus Sittah dan Biografi Penyusunnya

Ilustrasi kutubus sittah, kitab hadis yang terkenal. Foto: Pexels
Di masa Dinasti Abasiyyah, perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan keagamaan sangat diutamakan oleh para khalifah. Dijelaskan dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI karya H. Abu Achmadi, kemajuan ini terjadi pada masa akhir pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan tingkat dasar banyak diselenggarakan di masjid-masjid. Para pengajar pun memfokuskan bahan pembelajarannya pada Alquran dan hadis. Hal ini memicu kemunculan karya-karya yang masyhur dari para ulama.
Kutubus sittah menjadi salah satu karya yang sangat terkenal dan menjadi rujukan banyak orang. Seperti disebutkan sebelumnya, kitab ini disusun oleh 6 imam hadis mencakup Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, at-Tirmizi, an-Nasai, dan Ibnu Majah.
Enam imam hadis tersebut memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Dirangkum dari buku Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas VIII oleh H. Fida' Abdillah (2021), berikut biografi singkatnya:

1. Imam al-Bukhari

Imam Bukhari memiliki nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah bin Bardizbah al-Bukhari. Ia lahir di Bukhara pada tahun 810 M dan wafat di Khartanah tahun 870 M.
ADVERTISEMENT
Ia mulai belajar hadis pada usia 10 tahun dan telah menghafal banyak hadis pada usia 16 tahun. Ketika menuntut ilmu, ia berguru kepada lebih dari 1.000 ulama, termasuk ulama tabiin.
Karyanya yang paling terkenal yaitu Sahih al-Bukhari yang memuat 7.275 hadis, kemudian sekitar 100.000 di antaranya diakuinya sahih.
Ilustrasi masjid. Foto: unsplash

2. Imam Muslim

Nama asli Imam Muslim adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Nisaburi. Beliau lahir di Nisabur pada tahun 817 M dan meninggal pada 875 M.
Ia memulai pendidikannya dengan mendengarkan hadis dari para syaikh di negerinya, kemudian melanjutkan belajar ke berbagai negara seperti Hijaz, Irak, Syria, dan Mesir. Imam Muslim juga berguru kepada Imam al-Bukhari dan banyak ulama lainnya.
ADVERTISEMENT

3. Abu Dawud

Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy'as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Imran al-Azdi as-Sijistani lahir di Baghdad pada tahun 817 M dan meninggal di Basra pada tahun 888 M.
Semasa hidupnya, ia kerap mengembara ke berbagai tempat seperti Hijaz, Syria, Mesir, dan daerah lain untuk mempelajari hadis. Karyanya yang terkenal, Sunan Abi Dawud, memuat 4.000 hadis. Ini adalah karyanya yang paling di antara 20 kitab yang ditulis oleh Abu Dawud.

4. At-Tirmizi

Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Dahhak as-Sulami al-Bugi at-Tirmizi adalah nama lengkap dari Imam at-Tirmidzi. Beliau lahir di Termez pada tahun 824 M dan wafat pada tahun 892 M.
Ia dikenal memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghafal, menyusun, dan meneliti hadis. Karya beliau yang berjudul "Sunan at-Tirmizi" dinilai memiliki kelebihan dalam hal pencantuman riwayat, sehingga pembahasan lebih mudah dipahami dibandingkan kitab hadis lainnya.
Ilustrasi Alquran. Foto: unsplash

5. An-Nasa'i

ADVERTISEMENT
Ahmad bin Syu'aib bin Ali bin Bahr bin Sinan, yang juga dikenal sebagai An-Nasa'i, lahir di Nasa, Khurasan pada tahun 830 M. Beliau meninggal dunia di Damaskus pada tahun 915 M.
Sejak kecil, ia mendalami ilmu agama dan menghafal Al-Qur'an. Pada usia 15 tahun, ia juga mengembara ke berbagai negeri untuk mempelajari hadis dari ulama-ulama terkenal.
Ia tinggal di Mesir sebelum pindah ke Damaskus hingga wafat. Selain hadis, An-Nasa'i juga ahli dalam fikih Mazhab Syafi'i dan dikenal taat beribadah.

6. Ibnu Majah

Abu Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Raba'i al-Qazwini, lebih dikenal sebagai Ibnu Majah, lahir pada tahun 824 M di Qazwin, Irak. Pada usia 15 tahun, ia belajar hadis dari ulama terkenal.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada usia 21 tahun, ia mengembara ke berbagai kota untuk memperdalam ilmunya. Banyak ulama yang meriwayatkan hadis darinya. Karyanya mencakup bidang tafsir, sejarah periwayat hadis, dan hadis.
(MSD)