Konten dari Pengguna

Arti Lillah dan Tanda Amalan Ikhlas karena Allah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
4 Januari 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lillah artinya. Foto: Unpaslah.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lillah artinya. Foto: Unpaslah.
ADVERTISEMENT
Kata lillah menjadi salah satu kosa kata bahasa Arab yang cukup populer bagi umat Muslim. Lillah artinya demi atau karena Allah SWT. Kosa kata ini biasanya kerap dikaitkan dengan keikhlasan melakukan sesuatu hanya karena Allah tanpa meminta imbalan.
ADVERTISEMENT
Syekh Mutawalli Sya’rawi dalam buku Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian karya Mahmud Asy-Syafrowi menjelaskan, lafadz lillah berasal dari kata Allah (اللّٰه) yang terdiri dari alif, lam, lam, dan ha.
Jika huruf alifnya dihilangkan, kata Allah menjadi kata lillah yang bermakna bahwa segala perbuatan hanya untuk mencari ridho Allah. Makna ini sekaligus menunjukkan tingkat keikhlasan seseorang.
Mengutip buku 16 Dosa Meninggalkan Salat Wajib karya Ahmad Zacky El-Syafa, perbuatan yang hanya ditujukan untuk Allah merupakan tingkatan ikhlas tertinggi. Selain itu, ada tiga aspek yang menjadikan seseorang ikhlas hanya karena Allah. Apa saja?

Tanda-Tanda Amalan Ikhlas karena Allah

Ilustrasi tanda-tanda ikhlas karena Allah. Foto: Freepik.
Masih dari sumber yang sama, aspek pertama yang menjadikan seseorang ikhlas adalah adanya kesamaan antara lahir dan batin seseorang dalam menjalankan suatu amalan. Secara lahiriah, ia menjalalankan perintah Allah dan di dalam hatinya ia berniat karena Allah.
ADVERTISEMENT
Seperti hadits yang dikutip dari buku Kuingin, Semua Pintu Surga Memanggilku oleh Sholihin H. Z, Umar bin Khatab mengabarkan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung kepada niat. Dan setiap perkara itu tergantung apa yang diniatkannya. Siapa yang berhijrah dengan niat ingin dunia, maka ia akan mendapatkannya. Dan siapa yang behijrah karena Allah maka dia akan mendapatkannya.” (HR. Bukhari)
Tanda-tanda kedua adalah melakukan sebuah kebaikan tanpa keinginan untuk dilihat dan mendapat balasan selain dari Allah. Ketika melakukan perbuatan baik, hanya Allah yang pantas menjadi sandaran mengenai alasan melakukannya. Namun, jika melakukan kebaikan dengan harapan mendapatkan pujian dan sanjungan dari manusia lainnya, maka keikhlasan seseorang telah hilang.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, umat Muslim harus selalu mawas diri terhadap amalan yang dilakukannya. Mereka harus khawatir jika apa yang dilakukan selama ini bukan karena Allah, namun ada harapan lain yang dapat merusak nilai amalan tersebut.
Tanda-tanda ketiga adalah menghindarkan perbuatan mencari perhatian selain dari Allah. Jika Allah sudah menjadi tujuan segala amal yang dilakukan, maka segala bentuk pujian dari manusia sudah tidak penting lagi baginya.
Amalan yang didorong oleh nafsu akan melahirkan riya, sum’ah, dan riyasah. Orang yang berbuat demikian termasuk orang yang beriman secara lisan, tetapi munafik dalam amal.
Jadi, sudah seharusnya bagi umat Muslim melakukan suatu amalan secara lillah. Artinya, umat Muslim harus melakukan amalan semata-mata hanya untuk mengharap ridha Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Allah telah memerintahkan kepada umat manusia agar selalu ikhlas dalam beramal. Taofiq Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlaq menyebutkan, perintah tersebut tercantum dalam Alquran surat Az-Zumar ayat 2-3 yang berbunyi:
اِنَّآ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللّٰهَ مُخْلِصًا لَّهُ الدِّيْنَۗ اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُ ۗوَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ كٰذِبٌ كَفَّارٌ
Artinya: Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sungguh, Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta dan orang yang sangat ingkar.
ADVERTISEMENT
(IPT)