Arti Maliki Yaumiddin dan Pesan yang Terkandung di Dalamnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
21 September 2021 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alquran. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Alquran. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maliki Yaumiddin merupakan bunyi ayat keempat dalam surat Al Fatihah. Secara harfiah, Malik artinya penguasa atau pemilik, Yaum artinya hari, dan ad-din berarti pembalasan.
ADVERTISEMENT
Menurut Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazair dalam tafsirnya Aisarut Tafasir, makna Maliki Yaumiddin merupakan bentuk pengagungan terhadap Allah SWT. Artinya, hanya Allah sang Pemilik seluruhnya pada hari kiamat di mana setiap jiwa tidak berhak atas dirinya sedikitpun. Dan Dia-lah raja yang tidak ada kerajaan pada hari kiamat selain kerajaan-Nya.
Mengutip buku 7 Kode Rahasia Al-Fatihah oleh DR. H. Miftahur Rahman, ada juga yang mengartikan Maliki Yaumiddin adalah Allah yang Maha Merajai Hari Akhir nantinya. Hidup itu hanya sekadar mampir minum dan hakikat daripada kehidupan adalah akhirat.
Hari akhir pasti akan ada untuk memberikan pembalasan terhadap apa yang dikerjakan manusia selama hidupnya. Berikut ini bacaan surat Al Fatihah ayat 4:
ADVERTISEMENT
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
Artinya: “Yang menguasai hari pembalasan.

Arti Maliki Yaumiddin

Alquran. Foto: Unsplash
Ibnu Abbas menjelaskan dalam Tafsir al-Quran al-Adzim, bahwa yang dimaksud dengan Yaumiddin itu adalah hari perhitungan (hisab) terhadap seluruh makhluk. Yaitu hari kiamat di mana setiap orang akan mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan amalannya.
Jika amalannya baik, balasan dari Allah tentu saja akan baik. Namun, jika amalannya tidak sesuai dengan Syari’at Allah, pasti balasannya pun akan setimpal. Kecuali bagi mereka yang diampunkan oleh Allah SWT.
Rasulullah bersabda di dalam sebuah hadist: “Orang yang beruntung itu adalah orang yang menghitung dirinya dan beramal (shaleh untuk mempersiapkan) kehidupan sesudah mati.” (HR. Ibnu Majah).

Pesan yang Terkandung dalam Maliki Yaumidin

Membaca Alquran. Foto: Unsplash
Mengutip buku Madrasah Terbaik itu Bernama Ibu oleh Isna Laila Nur, berikut ini pesan-pesan yang terkandung dalam kalimat Maliki Yaumiddin.
ADVERTISEMENT
1. Tegas
Dalam kalimat Maliki Yaumiddin, tersirat sebuah pengertian bahwa Allah SWT sangat tegas ketika menyebut diri-Nya sebagai Dzat yang Maha Menguasai atau Maha Memiliki hari pembalasan. Mungkin selama di dunia manusia bisa bersikap tegas dengan wewenang yang dimiliki.
Tetapi di hadapan Allah, kita tidak lain hanyalah makhluk yang berada dalam kepemilikan dan kekuasaan-Nya semata. Kita lemah di hadapan kuasaan-Nya, tidak memiliki apa-apa selain harapan agar Dia mengampuni dan menyayangi kita. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ‘Nama paling khianat di sisi Allah adalah nama seseorang ‘maha raja’ atau ‘maha penguasa.’’ Padahal tiada penguasa kecuali Allah. Dalam riwayat keduanya juga terdapat hadits dari Rasulullah, ‘Ketika Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, Dia menyeru, ‘Aku-lah penguasa. Di mana penguasa bumi? Di mana para penguasa arogan? Di mana para penguasa angkuh?’” (HR. Bukhori dan Muslim).
ADVERTISEMENT
2. Visioner
Dalam ayat keempat ini disebutkan bahwa Allah SWT merupakan penguasa dan pemilik hari pembalasan pada hari kiamat kelak. Allah SWT membuat visi, apabila seorang hamba-Nya melakukan sesuatu maka akan ia berikan balasan sesuai dengan perbuatannya itu.
Al-Biqa'i menjelaskan bahwa kandungan makna pada kalimat Maliki Yaumiddin sebagai hari (waktu) pembalasan itu sebenarnya bermula sejak seseorang melakukan pelanggaran. Ketika seseorang melakukan dosa, pada saat itulah pembalasan Tuhan terjadi. Pembalasan itu tidak ditunda. Hanya saja tidak tampak dan tidak disadari oleh yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian di atas, hari atau waktu terjadinya pembalasan Allah itu tidak hanya terjadi kelak di hari Mahsyar. Namun, Allah akan membalas perbuatan manusia pada saat sesudah pekerjaan itu dikerjakan. Dan bentuk balasannya juga bisa bermacam-macam. Bisa tampak atau tersembunyi.
ADVERTISEMENT
(NDA)