Konten dari Pengguna

Arti Maneh, Kata Sapaan yang Biasa Digunakan dalam Ragam Bahasa Sunda Loma

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 Maret 2023 11:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perempuan mengobrol. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan mengobrol. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam bahasa Sunda, kata “maneh” biasa digunakan sebagai kata sapaan. Arti maneh yaitu kamu, mengacu pada orang atau pihak kedua yang sedang diajak bicara.
ADVERTISEMENT
Kata maneh termasuk sapaan yang sedikit kasar. Kata ini biasa digunakan ketika seseorang sedang mengobrol dengan teman sebayanya atau orang yang lebih muda darinya. Contoh: “Maneh isuk arek ka mana?" (Besok kamu mau ke mana?)
Dalam undak-usuk basa Sunda, kata maneh memiliki derajat kesopanan yang lebih rendah dari anjeun, tapi lebih tinggi dari sia. Kata sapaan tersebut termasuk dalam kategori bahasa Sunda loma atau bahasa Sunda yang menunjukkan keakraban.
Selain maneh, ada juga istilah undak-usuk basa Sunda lainnya yang biasa dijumpai dalam percakapan sehari-hari. Bagaimana kaidahnya? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan dalam artikel berikut ini.

Kaidah Undak Usuk Basa Sunda

Ilustrasi ngobrol basa Sunda. Foto: Shutterstock
Undak usuk basa Sunda merupakan keberagaman tingkatan dalam tata bahasa Sunda. Ada tiga jenis tingkatan yang umum digunakan, yaitu basa Sunda kasar, basa Sunda loma (akrab), dan basa Sunda lemes (santun/hormat).
ADVERTISEMENT
Undak usuk basa Sunda harus mempertimbangkan beberapa pihak yang terlibat dalam percakapan. Aspek-aspek yang turut diperhatikan yaitu teman bicara, topik yang dibicarakan, dan tinggi-rendahnya status seseorang (usia, jabatan, kedudukan, derajat, pendidikan).
Secara garis besar, keberagaman tingkatan tata bahasa Sunda dibedakan menjadi tiga jenis. Dikutip dari buku Undak-Usuk dan Dampaknya dalam Perilaku Berbahasa Sunda susunan Gugun Gunardi, dkk., berikut penjelasannya:

1. Berbicara dengan orang yang statusnya lebih tinggi

Ketika berbicara dengan orang yang lebih tinggi, masyarakat Sunda bisa menggunakan basa Sunda lemes. Ini berlaku ketika lawan bicara lebih tinggi dalam rentang usia, jabatan, tingkatan sosial, maupun pendidikan.
Basa Sunda lemes juga bisa digunakan ketika sedang mengobrol dengan orang yang belum akrab atau tidak saling mengenal. Contohnya adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Remaja bahasa sunda. Foto: Getty Images

2. Berbicara dengan orang yang sederajat

Ketika berbicara dengan orang yang sederajat, Anda bisa menggunakan ragam basa Sunda loma. Tatakrama ini juga bisa dipergunakan untuk berbicara dengan orang yang sudah akrab atau sebaya dengan kita.
Tatakrama basa Sunda loma biasa digunakan dalam situasi yang tidak formal. Dikutip dari Buku Pembelajaran Siswa Rawayan Basa Sunda untuk SMA Kelas XI susunan Suhandi (2022), contoh kalimatnya yaitu:

3. Berbicara dengan orang yang statusnya lebih rendah

Ketika berbicara dengan orang yang statusnya lebih rendah, Anda bisa menggunakan ragam basa Sunda kasar. Namun, aturan ini masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mayoritas mengatakan bahwa aturan ini tidak sepantasnya dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sebab biasanya ragam basa Sunda kasar hanya digunakan ketika seseorang sedang marah. Contoh kata-kata yang biasa digunakan yaitu bengeut, jurig, sia, aing, belegug, dan masih banyak lagi.
(MSD)