Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Marhaban Ya Ramadhan dan Hakikat Penggunaannya dalam Islam
31 Maret 2022 18:45 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ungkapan Marhaban Ya Ramadhan kini mulai banyak berseliweran di media sosial. Biasanya, orang-orang mengucapkan ungkapan tersebut untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Jika diterjemahkan secara harfiah, Marhaban Ya Ramadhan artinya ‘Selamat datang bulan Ramadhan’. Ungkapan ini memiliki arti serupa dengan ahlan wa sahlan yang kerap digunakan sebagai kata sambutan.
Kendati demikian, keduanya merupakan dua istilah yang berbeda. Marhaban diambil dari kata ‘rahb’ yang berarti luas atau lapang. Sehingga dalam artian lain, kata marhaban identik dengan ucapan sambutan yang ditujukan kepada tamu spesial.
Tamu yang disambut dengan ungkapan ini diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan, dan kesiapan dari lubuk hati terdalam. Sederhananya, ungkapan Marhaban Ya Ramadhan menandakan suka cita umat Muslim dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang hakikat ungkapan Marhaban Ya Ramadhan bagi umat Muslim selengkapnya.
Arti Marhaban Ya Ramadhan
Ungkapan Marhaban Ya Marhaban memiliki arti khusus dalam penerapannya. Dikutip dari buku Lentera Alquran karya M. Quraish Shihab (2008), berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
“Marhaban Ya Ramadhan artinya kami menyambut-mu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja, yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami".
Melalui penghayatan tersebut, umat Muslim hendaknya memahami keistimewaan bulan Ramadhan sebagai momen yang penuh berkah. Di bulan yang suci ini, Allah SWT telah menghadirkan kasih sayang, karunia, nikmat, serta kemurahan hati-Nya.
Kebaikan dan kemuliaan tersebut tidak mungkin diraih, kecuali oleh orang-orang tertentu. Di bulan Ramadhan, ada malam lailatul qadar yang menyimpan keutamaan besar bagi umat Muslim.
Itu sebabnya bulan Ramadhan menjadi bulan yang istimewa. Bulan ini menjadi momen yang tepat bagi umat Muslim untuk menyucikan jiwa, membersihkan hati, serta menata akhlak dan perilakunya.
Kembali bicara soal arti Marhaban Ya Ramadhan, ternyata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki terjemahannya. Dikutip dari KBBI, Marhaban Ya Ramadhan artinya “kata seru untuk menyambut dan menghormati tamu”.
ADVERTISEMENT
Di belahan negara lain, orang-orang lebih sering mengucapkan “Ramadhan Kareem” dibandingkan Marhaban Ya Ramadhan. Mengutip buku Catatan Ramadhan tulisan Kholid A. Harras (2020), Ramadhan kareem artinya “Ramadhan yang pemurah”.
Namun, Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Majmu Fatawa wa Rasail mengatakan bahwa mengucapkan Ramadhan Kareem dinilai kurang tepat. Sebab, bukan Ramadhan yang memberikan kemuliaan dan kebaikan kepada manusia, melainkan Allah SWT.
Rasulullah sendiri menggunakan istilah “Ramadhan Mubarak” sebagai ungkapan untuk menyambut bulan suci. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan mubarak (bulan yang diberkahi). Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).
ADVERTISEMENT
(MSD)