Konten dari Pengguna

Arti Marhaban Ya Ramadhan dan Ucapan Selamat Ramadhan Lainnya dalam Bahasa Arab

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 April 2021 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengucapkan Marhaban ya Ramadhan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengucapkan Marhaban ya Ramadhan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap tahun umat Islam menyambut kedatangan tamu agung, yakni bulan suci Ramadhan. Kehadirannya selalu dinanti-nanti, hingga setiap memasuki bulan Rajab, Rasulullah SAW berdoa agar dipertemukan dengan bulan kesembilan dalam kalender Hijriah tersebut.
ADVERTISEMENT
Beliau bersabda: “Seandainya umatku mengetahui (semua) keistimewaan Ramadhan, niscaya mereka mengharap agar semua bulan menjadi Ramadhan”.
Maka tidak heran apabila kaum Muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Salah satunya adalah dengan mengucapkan Marhaban ya Ramadhan.
Kalimat ini sering digunakan oleh tokoh-tokoh nasional, pemuka agama, hingga masyarakat umum. Namun, apakah Anda tahu apa arti Marhaban ya Ramadhan yang sesungguhnya? Untuk memperkaya perbendaharaan Bahasa Arab, simak penjelasannya berikut ini:

Arti Marhaban ya Ramadhan

com-Ilustrasi Ramadhan di rumah bersama keluarga. Foto: Shutterstock
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), marhaban artinya “kata seru untuk menyambut dan menghormati tamu”. Oleh sebab itu lazimnya Marhaban ya Ramadhan dimaknai sebagai ucapan selamat datang untuk bulan yang penuh berkah ini.
Nyatanya, maknanya lebih dalam dari itu. Mengutip buku Lentera Al Quran karya M. Quraish Shihab (1994), marhaban berasal dari kata rahb yang berarti “luas atau lapang". Sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dengan lapang dada dan penuh kegembiraan.
ADVERTISEMENT
Dari kata rahb, terbentuklah kata rahbah yang merujuk pada ruangan luas untuk mobil guna memperoleh perbaikan atau kebutuhan bagi kelanjutan perjalanannya.
Dengan demikian arti Marhaban ya Ramadhan secara luas yaitu "Selamat datang Ramadhan, kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami.”

Ramadhan Kareem

Ilustrasi Menyambut Ramadhan Foto: Shutterstock
Apabila di Tanah Air Marhaban ya Ramadhan menjadi ucapan yang paling masyhur untuk menyambut Ramadhan, Muslim di negara-negara Eropa dan Amerika biasanya mengucapkan Ramadhan kareem. Mengutip buku Catatan Ramadhan tulisan Kholid A. Harras (2020), Ramadhan kareem artinya “Ramadhan yang pemurah”.
Namun menurut Syaikh Ibnu Utsaimin dalam Majmu Fatawa wa Rasail, mengucapkan Ramadhan Kareem dinilai tidak tepat. Sebab bukan Ramadhan yang memberikan kemuliaan dan kebaikan kepada manusia, melainkan Allah SWT. Ia yang menjadikan Ramadhan memiliki berbagai keutamaan.
ADVERTISEMENT

Makna Ramadhan Mubarak

Ilustrasi mengucapkan Ramadhan Mubarak. Foto: Thinkstock
Ketika mengumumkan kabar gembira mengenai datangnya Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menyebutnya sebagai bulan mubarak atau bulan yang diberkahi. Rasulullah bersabda:
“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan mubarak (bulan yang diberkahi). Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad).
Oleh sebab itu banyak umat Islam yang mengucapkan Ramadhan Mubarak. Kalimat ini dinilai lebih pas daripada Ramadhan Karim.
“Hukumnya adalah bahwa kalimat ini “Ramadhan Kareem” (terjemahnya: Ramadhan itu pemurah) adalah tidak benar. Yang benar adalah “Ramadhan Mubarak” (Ramadhan yang diberkahi) atau yang semisal, karena bukan Ramadhan yang memberi sehingga disebut pemurah, akan tetapi Allah Ta’ala yang memberikan keutamaan ini.” [Majmu’ Fatawa Syaikh Al-‘Ustaimin 20/254).
ADVERTISEMENT
(ERA)