Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Mimpi Makan Nasi beserta Hukum Menafsirkannya dalam Islam
29 Maret 2022 9:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap manusia pasti sering mengalami mimpi yang berbeda-beda dalam tidurnya. Mimpi dapat menjadi sebuah representatif dari apa yang sedang dirasakan, pikirkan, dan apa yang sedang dialami.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi di dalam agama Islam, mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur. Sejarah mimpi dari para Nabi terdahulu bahkan pernah menjadikannya sebagai suatu sumber hukum.
Hal ini diceritakan dalam kisah Nabi Ibrahim AS yang hendak meyakini perintah Allah SWT yang datang melalui mimpinya.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'.” (QS. As-Shaffaat: 102)
ADVERTISEMENT
Melalui mimpi tersebutlah Nabi Ibrahim AS melaksanakan perintah Allah SWT. Kemudian peristiwa ini juga yang melatarbelakangi anjuran berkurban pada hari raya Idul Adha.
Mimpi yang dialami manusia sering kali bermacam-macam, ada yang menyenangkan, ada pula yang menyedihkan. Mimpi yang banyak muncul biasanya berasal dari kegiatan sehari-hari, salah satunya adalah bermimpi sedang memakan sesuatu seperti nasi.
Bagaimana arti dari mimpi makan nasi dan hukum menafsirkan mimpi dalam agama Islam? Berikut ulasannya.
Arti Mimpi Makan Nasi dan Hukum Menafsirkan Mimpi
Menurut buku Tafsir Arti Mimpi yang ditulis M. Kamaluddin S. Pd. I MM, menceritakan mimpi kepada orang lain dan meminta untuk ditafsirkan mimpinya, atau menafsirkan mimpi orang lain adalah diperbolehkan. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW memberikan kaidah-kaidah mimpi apa saja yang boleh ditafsirkan.
ADVERTISEMENT
Dalam riwayat Auf bin Malik, Nabi Muhammad SAW membagi tiga kriteria mimpi yang dialami manusia, yakni “Pertama, mimpi buruk atau menakutkan yang datang dari setan dan membuat sedih. Kedua, mimpi yang menggelisahkan seseorang sehingga membuatnya terjaga dan terus terbawa ke dalam mimpinya. Ketiga, mimpi yang menjadi isyarat dari 46 bagian kenabian.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Majah)
Jika mimpi tersebut masuk ke dalam kategori yang pertama dan kedua, Nabi Muhammad SAW mengajarkan untuk tidak menceritakan mimpi tersebut kepada orang lain, juga tidak menafsirkannya. Sebab, dua kategori mimpi tersebut berasal dari setan yang memperdaya manusia.
Sementara mimpi makan nasi bukan termasuk ke dalam dua kategori mimpi tersebut. Sehingga, jika seseorang mimpi makan nasi, mimpi tersebut boleh diceritakan dan ditafsirkan.
Hidayatul Aini menuliskan dalam bukunya yang berjudul 1070 Tafsir Mimpi bahwa mimpi makan nasi menandakan seseorang akan memperoleh harta. Harta yang diperoleh dapat berupa uang, barang, atau sebagainya
ADVERTISEMENT
Orang tersebut juga ditafsirkan tidak akan kekurangan pangan di dalam hidupnya, hidup akan kuat, sehat, dan tidak kelaparan. Selain itu, mimpi makan nasi juga dapat diartikan sebagai hal menyenangkan yang akan didapat oleh seseorang.
Akan tetapi, mimpi tersebut tidak serta merta dapat mempercayai segalanya begitu saja. Mimpi boleh ditafsirkan, dengan syarat tidak bersifat musyrik kepada Allah SWT (mempercayai suatu hal kepada selain Dirinya).
Sebab, mimpi adalah sebuah representatif dari kehidupan nyata yang dapat berupa hal negatif atau pun positif. Keduanya dipengaruhi oleh apa yang ada di dalam diri manusia itu sendiri.
(IMR)