Konten dari Pengguna

Arti Ngising dalam Bahasa Jawa Ngoko yang Biasa Digunakan dalam Percakapan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
30 Agustus 2022 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang sedang berkomunikasi. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang sedang berkomunikasi. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Kata “ngising” sering kali terdengar dalam komunikasi sehari-hari masyarakat Jawa. Istilah ini kerap digunakan masyarakat untuk menggantikan kata BAB yang umum digunakan dalam percakapan.
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, arti ngising adalah buang air besar (BAB). Istilah ini memiliki keunikan tersendiri, di mana pelafalannya kerap disertai dengan aksen medok khas bahasa Jawa.
Kata ngising merupakan bahasa Jawa kasar dan kurang sopan (ngoko). Kosa kata ini tidak boleh diucapkan di hadapan orang yang lebih tua. Akan lebih cocok jika kata“ngising” diucapkan kepada teman sebaya.
Karena lebih santai, kata ngising bisa digunakan sebagai ungkapan keakraban. Kata ini tidak termasuk dalam ragam bahasa Jawa krama alus ataupun krama lugu.
Sebab, krama alus dan krama lugu memiliki aturan tersendiri yang didasarkan pada tingkat kesopanannya. Seperti apa? Simak artikel berikut untuk mengetahui penjelasannya.

Bahasa Jawa Krama Alus dan Krama Lugu

Bahasa jawa krama alus dan krama lugu. Foto: pixabay
Bahasa Jawa memiliki tingkatan dalam percakapan untuk menunjukkan adab dan sopan santunn kepada masyarakat. Ada banyak ragam unggah-ungguh basa dalam bahasa Jawa, salah satunya adalah krama alus dan krama lugu.
ADVERTISEMENT
Ragam krama digunakan oleh mereka yang merasa dirinya lebih rendah status sosialnya daripada lawan bicara. Dirangkum dari buku Bahasa Jawa XB karya Eko Gunawan (2016), berikut penjelasan selengkapnya yang bisa Anda simak:

1. Krama alus

Krama alus adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya terdiri dari bentuk leksikon krama. Dalam strukturnya, krama alus bisa ditambah dengan leksikon krama inggil atau krama andhap.
Meskipun begitu, yang menjadi leksikon ini hanyalah leksikon yang berbentuk krama. Leksikon krama alus selalu digunakan untuk penghormatan terhadap mitra wicara.
Secara semantis, leksikon krama alus dapat didefinisikan sebagai suatu benuk ragam krama yang kadar kehalusannya tinggi. Afiks yang sering digunakan adalah afiks dipun-, -ipun, dan -aken. Contoh:
Bahasa jawa krama alus dan krama lugu. Foto: pixabay

2. Krama lugu

ADVERTISEMENT
Krama lugu terdiri atas leksikon krama, tetapi digunakan untuk menandai suatu ragam yang kosakatanya terdiri atas leksikon krama, madya, netral, dan ngoko. Mengutip buku Kamus Saku Jawa-Indonesia karya Eko Gunawan (2018), krama ini juga dapat ditambah dengan leksikon krama inggil atau krama andhap.
Meski begitu, yang menjadi leksikon inti dalam ragam bahasa ini adalah leksikon krama dan madya. Sedangkan leksikon krama inggil atau krama andhap hanya digunakan untuk menghormati lawan bicara. Contoh:
(MSD)