Konten dari Pengguna

Arti Nrimo Ing Pandum, Falsafah yang Menjadi Prinsip Hidup Masyarakat Jawa

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
6 Desember 2022 12:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi falsafah nrimo ing pandum. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi falsafah nrimo ing pandum. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Ungkapan Nrimo Ing Pandum memiliki makna yang hampir sama dengan tawakal. Secara bahasa, ungkapan ini berasal dari kata “nrimo” yang berarti menerima dan “pandum” yang berarti pemberian.
ADVERTISEMENT
Secara istilah, nrimo ing pandum artinya menerima segala pemberian tanpa menuntut lebih dari itu. Ungkapan ini menjadi salah satu falsafah yang populer di kalangan masyarakat Jawa.
Mengutip buku Kearifan Jawa karya Bambang Udoyono (2020), ungkapan nrimo ing pandum bisa menjadi wujud dari sikap qonaah. Dengan falsafah ini, seorang Muslim bisa ikhlas dalam menerima segala takdir yang ia jalani.
Falsafah nrimo ing pandum bisa ditanamkan sebagai prinsip hidup seseorang. Agar lebih memahami maknanya, berikut penjelasan tentang arti nrimo ing pandum selengkapnya untuk Anda.

Arti Ungkapan Nrimo Ing Pandum

Ungkapan nrimo ing pandum mengajarkan manusia untuk berserah diri kepada Allah SWT. Sehingga, setiap takdir yang ia jalani bisa diterima dengan lapang dada.
Ilustrasi falsafah Jawa. Foto: pixabay
Mengutip buku Merajut Asa karya Tuslikhatun Amimah (2021), falsafah tersebut bisa mendorong seorang Muslim untuk menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Namun, ini bukan berarti ia mengesampingkan semua usaha dan kerja keras yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Sebelum bertawakal, seorang Muslim hendaknya berikhtiar terlebih dahulu. Ia harus mengerahkan segala kemampuannya untuk mencapai tujuan tertentu sebelum akhirnya menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Falsafah nrimo ing pandum adalah cerminan dari kekayaan hati. Sebab, orang yang berhasil menerapkannya selalu merasa cukup akan segala karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Beruntunglah orang yang berislam, dikaruniai rezeki yang cukup dan dia dijadikan menerima apapun yang dikaruniakan Allah (kepadanya).” (HR. Muslim)
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, nrimo ing pandum erat kaitannya dengan sikap qanaah yang dimiliki oleh seorang Muslim. Qanaah adalah puas dengan apa saja yang sudah diterimanya.
Ulama sufi berpendapat bahwa qanaah adalah sikap tenang dan tentram. Sementara Bisyr al-Hafi berpendapat bahwa qanaah ibarat raja yang tidak mau bertempat tinggal kecuali di hati orang beriman.
Ilustrasi filosofi masyarakat Jawa. Foto: pixabay
Abu Sulaiman ad-Darani mengatakan bahwa kedudukan qanaah adalah permulaan rela, sedangkan wara’ adalah zuhud. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan bersikap qanaah.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari buku Qanaah: Obat Anti Stress karya Khalid Abu Shalih (2013), berikut penjelasan lengkapnya:
(MSD)