Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Arti Penting Baitul Maqdis Bagi Umat Islam
1 April 2021 15:41 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 28 Mei 2021 14:56 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Baitul Maqdis adalah tanah yang disucikan oleh tiga agama samawi yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen. Di sanalah para utusan Allah seperti Nabi Ibrahim AS, Musa AS, Sulaiman AS, dan Isa AS mendakwahkan agama Allah.
ADVERTISEMENT
Ada yang menyebut Baitul Maqdis merupakan Masjid Al Aqsa. Namun apabila merujuk tafsir Kemenag mengenai surat Al Isra ayat 1, Baitul Maqdis merupakan nama wilayah yang diberkahi Allah karena menjadi tempat turunnya wahyu para nabi.
Wilayah yang dimaksud meliputi Masjidil Aqsa dan daerah di sekelilingnya. Untuk memperkaya pengetahuan, simak penjelasan tentang Baitul Maqdis di bawah ini:
Apa Itu Baitul Maqdis?
Menurut Jurnal Bayt Al-Muqaddas: Perspektif Sejarah dan Siyasah oleh Muh. Ikhsan, Baitul Maqdis adalah ibu kota Syam (Syiria) sejak dulu. Tempat ini telah dibentangkan berkah oleh Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. al-Anbiya'21/71 yang berbunyi:
“dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia”.( Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 1989)
ADVERTISEMENT
Negeri dalam ayat tersebut merujuk pada negeri Syam, termasuk Palestina. Dengan kata lain, Tuhan telah memberkahi negeri itu. Karena itulah, kebanyakan Nabi berasal dari negeri Syam. Tidak hanya itu, tanah di negeri ini pun cenderung subur.
Seperti diketahui, Baitul Madis menjadi tempat suci bagi kaum Muslimin. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam pembahasannya fadhl al-shalat fi masjid Makkah wa al-Madinah:
“Lengkapilah perjalananmu dalam tiga tempat, Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjid al-Aqsha (Palestina)”. (HR. Bukhari)
Mengutip skripsi Studi Historis Eksistensi Komunitas Yahudi, Kristen, dan Islam di Yerusalem tulisan Zikri Sulthoni (2019), Baitul Maqdis tidak dapat dipisahkan dengan umat Muslim. Sebab, kedudukannya berkaitan langsung dengan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Baitul Maqdis setidaknya memiliki 8 kedudukan strategis bagi umat Muslim, di antaranya:
Sejarah Baitul Maqdis
Dalam sejarah umat Muslim dan Al-Quran, disebutkan bahwa Yahudi atau Bani Israil merupakan umat pilihan Allah SWT. Bani Israil dipandang sebagai umat terbaik dari yang lainnya.
Allah SWT telah memerintahkan nabi Musa as untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir dan tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kan'an. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam QS. al-Maidah/5:21:
“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), Maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.” (Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya 1989: 101)
ADVERTISEMENT
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah hendak memberikan tanah Baitul Maqdis untuk kaum Yahudi apabila mereka beriman dan taat kepada Allah. Kendati demikian, Bani Israil enggan mendengarkan perintah dan mulai mengkhianati janji Allah.
Karena hal tersebut, kerajaan Israil mulai memudar kewibawaannya. Bahkan, kerajaan tersebut mulai ditempati berbagai komunitas yang paganistik dan menyembah berhala.
Allah akhirnya berkehendak menjadikan mereka terhalangi memasuki Baitul Maqdis selama 40 tahun. Sementara itu nabi Musa as mendapat kemuliaan bahwa kuburnya dekat dengan tanah Bayt al-Muqaddas sejauh lemparan batu.
Arti Baitul Maqdis bagi Umat Muslim
Baitul Maqdis menyimpan sejumlah arti penting bagi umat Muslim. Apa saja? Simak penjelasannya berikut ini:
1. Saksi Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam adalah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW. Isra merupakan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem.
ADVERTISEMENT
Mengutip Semiotika Isra Miraj tulisan Muhbib Abdul Wahab, isra adalah simbol persatuan. Rasulullah sendiri memulai perjalanan Isra Miraj ketika beliau kedatangan Buroq, seekor binatang berwarna putih dan panjang yang lebih tinggi daripada kedelai.
Rasulullah menunggangi hewan tersebut dan tiba di Baitul Maqdis. Mengutip situs NU Online, Rasulullah sampai dalam sekejap mata di tempat tersebut. Di sana para nabi, rasul, dan malaikat sudah berkumpul. Kemudian, adzan dan iqamat dikumandangkan.
Malaikat Jibril mempersilahkan Rasulullah SAW untuk menjadi imam. Setelah itu Rasulullah sholat berjamaah dengan para nabi dan rasul serta memuji Allah atas karunia dari-Nya. Beliau juga mengucap tasbih atas karunia istimewa yang tidak diperoleh nabi dan rasul lain.
Baitul Maqdis menjadi perjalanan terakhir isra Rasulullah SAW sebelum beliau memulai perjalanan Miraj ke shidratil muntaha. Baitul Maqdis mempunyai jalur utama yang menghubungkan dunia dengan pintu langit.
ADVERTISEMENT
Peristiwa Isra Miraj melambangkan persatuan visi dan misi tauhid para nabi dan rasul dalam membimbing umat manusia menuju cahaya iman. Rasulullah sebagai Imam merupakan bukti bahwa para nabi dan rasul menjadikan beliau sebagai penghubung menuju Allah SWT.
Sebagaimana disebutkan dalam surat al-Maidah ayat 35:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
2. Kiblat Pertama Umat Islam
Dahulu Baitul Maqdis merupakan kiblat pertama umat Islam. Beberapa waktu kemudian, Allah SWT menurunkan wahyu yang berisi perintah agar kaum Muslimin menjadikan Ka’bah di Masjidil Haram sebagai kiblat.
Wahyu ini tercatat dalam surat Al-Baqarah ayat 144:
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
ADVERTISEMENT
Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al Baqarah ayat 144).
Perpindahan kiblat membuat orang-orang Yahudi gelisah dan ragu terhadap agama Islam, khususnya orang Yahudi yang berada di sekitar Madinah.
Namun di sisi lain, perpindahan ini berhasil membersihkan tuduhan bahwa agama Islam sama dengan Yahudi, lantaran arah kiblat yang sama.
Kala itu, orang-orang Yahudi menghadap ke arah Yerusalem atau tempat Masjidil Aqsha sebanyak tiga kali sehari. Sementara itu umat Muslim menghadap ke Masjidil Aqsha sebanyak lima kali sehari semalam.
ADVERTISEMENT
Sejak Allah SWT menyatakan wahyu tentang perpindahan kiblat, Nabi Muhammad SAW mulai berkiblat ke arah Ka'bah dan diikuti oleh seluruh umat Muslim.
Waktu turunnya wahyu yang memuat perintah perpindahan kiblat bisa dijabarkan sebagai berikut:
a. Hadist Bukhari menjelaskan bahwa wahyu perpindahan kiblat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau mengerjakan sholat subuh di Masjid Quba.
Masjidil Quba sendiri merupakan masjid yang pertama kali dibuat ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah. Awalnya, Rasulullah tinggal di Makkah, lalu beliau hijrah ke Madinah.
b. Hadist lainnya memaparkan bahwa wahyu perpindahan kiblat diturunkan kepada Rasulullah SAW saat beliau melaksanakan sholat dua rakaat.
Lalu, beliau langsung mengalihkan arah sholat ke arah Makkah menghadap Ka'bah. Peristiwa penting ini terjadi di Masjid Bani Salimah di Madinah.
ADVERTISEMENT
3. Tempat Tegaknya Khilafah di Akhir Zaman
Salah satu nubuwat Rasulullah SAW tentang tanda akhir zaman adalah tegaknya kekhilafahan di Baitul Maqdis. Hal ini tercantum dalam hadits Abdullah bin Hawalah Al-Azdi.
“Wahai Ibnu Hawalah, jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di bumi Al-Maqdis, maka itu pertanda telah dekatnya berbagai goncangan, kegundah-gulanaan, dan peristiwa-peristiwa besar. Bagi umat manusia, kiamat lebih dekat kepada mereka daripada dekatnya telapak tanganku kepada kepalamu ini.”
Melansir situs Ponpes Anshor Alsunnah, apabila merujuk riwayat yang menyebutkan penaklukkan kaum Muslimin di akhir zaman, kemungkinan tegaknya khilafah di Baitul Maqdis terjadi pada zaman Al-Mahdi.
(ERA)