Arti Subhanallah dan Penggunaannya Dalam Percakapan Sehari-hari

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Arti subhanallah. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Arti subhanallah. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dengan berkembangnya agama Islam ke Indonesia, penggunaan istilah yang menggunakan bahasa Arab pun seringkali diucapkan. Salah satunya adalah ungkapan "subhanallah" yang dilontarkan tatkala seorang Muslim merasa terkejut.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Arab, kalimat subhanallah terdiri atas dua kata, yaitu subhâna dan Allâh. Kata subhâna berasal dari dari kata sabaha-yasbahu yang artinya ‘menjauh’, arti tersebut kemudian berkembang menjadi “suci”. Di mana sesuatu yang suci tentu saja jauh dari hal-hal yang bersifat kotor dan najis.
Maka dalam kalimat “subhanallah” itu pada hakikatnya mengandung arti bahwa Allah jauh dari kemungkinan-kemungkinan buruk atau negatif yang mungkin terlintas di benak umat Muslim.
Dalam Alquran, terdapat banyak ayat yang memuat kalimat subhanallah. Dikisahkan ketika orang musyrik berpandangan bahwa Allah SWT adalah satu dari sekian banyak Tuhan, Alquran menegaskan:
“Subhânallâhi ‘ammâ yashifûn.”
Artinya: Allah Mahasuci dari apa-apa yang mereka deskripsikan (gambarkan, asosiasikan, bayangkan) tentang Tuhan. Dan sangat jelas bahwa yang mereka bayangkan dalam benak mereka tentang Allah itu adalah negatif (ada banyak Tuhan), padahal Tuhan hanyalah Satu, Tunggal, Maha Esa.
Arti subhanallah. Foto: Pinterest

Penggunaan Kalimat Subhanallah

"Subhanallah" memiliki arti Maha suci Allah, seharusnya diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik. Namun umat Muslim sering kali tertukar dengan ucapan "Masya Allah", yang artinya terjadi atas kehendak Allah atau saat melihat sesuatu yang indah atau rasa kagum.
ADVERTISEMENT
Seperti dari Abu Hurairah, dia berkata:
"Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?' Aku menjawab: 'Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis," (HR. Tirmizi).
(HDP)