Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Arti Tilmidzun dan Contoh Percakapannya dalam Bahasa Arab
25 Januari 2022 17:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tilmidzun merupakan salah satu bentuk kata benda dalam bahasa Arab . Secara umum, kata tilmidzun artinya pelajar, murid, atau siswa. Dalam bahasa Arab, kosa kata ini ditulis تِلْمِيْذٌ.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal Penanda Gender Dalam Perspektif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia karya Muzdalifah Muhammadun, bahasa Arab mengenal pembagian gender dalam dua bentuk, yaitu muannas dan mudzakkar.
Muannas adalah bentuk kata benda yang digunakan untuk perempuan. Sedangkan mudzakkar adalah bentuk kata benda untuk laki-laki.
Jika berdasarkan gender, kata tilmidzun digolongkan sebagai jenis nomina untuk mudzakkar. Jadi, dalam bahasa Arab, kata tilmidzun bisa juga diartikan sebagai murid laki-laki. Sedangkan bentuk muannas kata tilmidzun adalah tilmidzatun yang artinya murid perempuan.
Mengutip dari buku Belajar Percakapan dan Grammar Bahasa Arab karangan Sahara Ramadhani dan Shofia Trianing Indarti, kata tilmidzun merupakan bentuk isim atau kata benda. Jadi, kosa kata tersebut bisa menerima tanda berupa harokat dhommah tain, kasroh tain, dan fathah tain.
Berikut contoh perubahan kata tilmidzun dalam bahasa Arab, dikutip dari buku Mudah Belajar Bahasa Arab untuk Pemula karangan Efranjy Agratama:
ADVERTISEMENT
Contoh Percakapan tentang Tilmidzun
Dikutip dari buku Pintar Ngobrol Bahasa Arab pada bab Berkenalan Dengan Siswa oleh Ust. Mahmud as-Syafrowi, berikut contoh percakapan tentang tilmidzun dalam kehidupan sehari-hari:
Mukhlis: “Assalamualaikum” (Assalamuailaikum)
Faiq: “Walaikumsalam” (Walaikumsalam)
Mukhlis: “Ma anta ya akhi?” (Siapa kamu hai saudaraku?)
Faiq: “Ana tilmidzun.” (Saya seorang siswa)
ADVERTISEMENT
Mukhlis: “Masmuk?” (siapa namamu?)
Faiq: “Ismi Faiq, wa anta?” (Namaku Faiq, kalau kamu? )
Mukhlis: “Ismi Mukhlis” (Namaku Mukhlis)
Faiq: “Aina taskun?” (Di mana kamu tinggal?)
Mukhlis: “Askunu fii syari’ Sudirman, wa anta?” (Saya tinggal di Jalan Sudirman, kalau kamu?)
Faiq: “Askunu fii syari’ Ahmad Yani.” (Saya tinggal di Jalan Ahmad Yani)
Mukhlis: “Aina tata’allam?” (Di mana kamu sekolah?)
Faiq: “Filamdrosatul mutawassithotil hukumiyah, wa ina anta?” (Di SMPN, kalau kamu sekolah di mana?)
Mukhlis: “Ata’allamu filmadrosatil mutawassithotil Islamiyah Ahmad Dahlan.” (Saya sekolah di MTS Ahmad Dahlan)
Faiq: “Kam’ umruk?” (Berapa umurmu?)
Mukhlis: “Umri Tsalasta ‘asyaro sanah, wanta?” (Umurku tiga belas tahun, kalau kamu?)
Faiq: “Umri khomsa’asyrota sanah. Hal anta tilmidzun jadid?” (Umurku lima belas tahun. Apakah kamu siswa baru?)
ADVERTISEMENT
Mukhlis: “Na’am, ana tilmidzun jadid fishshoffil awwal, wa anta?” (Ya, saya siswa baru di kelas satu, kalau kamu?)
Faiq: “Ana fishshoffits tsalits.” (Saya di kelas tiga)
Mukhlis: “Ana masrurun minatta’arruf bik.” (Saya senang berkenalan dengan kamu.)
Faiq: “Wa ana kadzalik.” (Saya juga)
(IPT)