Konten dari Pengguna

Arti Weton Tibo Sari dalam Primbon Jawa dan Keistimewaannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
22 Januari 2025 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penggambaran primbon Jawa. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penggambaran primbon Jawa. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Meskipun zaman telah berkembang, kepercayaan masyarakat Jawa pada primbon masih tetap menjadi budaya tradisional yang diturunkan secara turun-temurun. Dalam primbon Jawa terdapat istilah tibo sri yang memiliki arti berbeda-beda tergantung pada konteks penggunaannya.
ADVERTISEMENT
Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang memuat berbagai pengetahuan kejawen, ramalan, dan petunjuk untuk kehidupan sehari-hari. Ramalan dalam primbon didasarkan pada perhitungan weton, yaitu hari kelahiran seseorang beserta pasaran yang terkait.
Hari pasaran dalam perhitungan weton meliputi Legi, Pahing, Wage, Pon, dan Kliwon. Perhitungan weton ini diyakini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, seperti kepribadian, karier, hingga jodoh. Seperti apa ramalan tibo sri? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

Arti Tibo Sri

Ilustrasi arti weton tibo sri. Foto: Pexels
Tibo sri merupakan salah satu weton yang dikenal dalam kepercayaan masyarakat Jawa. Mengutip buku berjudul “Sastra Jawa” karya Edi Sedyawati (2008), tibo sri memiliki arti “rezeki yang melimpah”. Istilah tibo sri diambil dari kata "sri", yang sering diasosiasikan dengan Dewi Sri, dewi kemakmuran dan kesuburan.
ADVERTISEMENT
Orang yang lahir dengan weton tibo sri diyakini akan memiliki kehidupan yang makmur dan sejahtera, baik dalam hal materi maupun hubungan sosial. Selain itu, orang-orang dengan weton ini juga dianggap memiliki energi positif yang kuat dan cenderung diberkahi dalam perjalanan hidup mereka.
Mereka sering kali dipandang sebagai pribadi yang membawa keberuntungan dan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya. Berdasarkan video YouTube Ngaos Jawa yang bertajuk 8 Weton Ini Ketiban Rezeki dan Jadi Jutawan Menurut Primbon Jawa, ada delapan weton tibo sri yang dipercaya hidup dalam kelimpahan rezeki, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Cara Menghitung Kecocokan Pasangan dengan Weton

Ilustrasi cara menghitung weton pernikahan. Foto: Pexels
Setiap orang Jawa memiliki Weton yang merupakan kombinasi antara hari kelahiran dan pasaran. Nilai yang terkandung dalam hari dan pasaran ini disebut sebagai "neptu". Neptu ini sering digunakan untuk mengetahui kecocokan antara pasangan.
Dalam skripsi berjudul “Pengaruh Penetapan Perhitungan Weton Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam” karya Nurhani Dinda Nirmala, dijelaskan bahwa kecocokan pasangan setelah menikah dapat dihitung dengan menjumlahkan neptu laki-laki dan perempuan, kemudian membaginya dengan 5.
Hasil pembagian tersebut selanjutnya akan dihubungkan dengan makna dari istilah-istilah dalam weton Jawa. Berikut adalah istilah-istilah yang terkait beserta arti dan penjelasannya:
ADVERTISEMENT

1. Sisa 1 (Sri)

Jika perhitungan hanya menyisakan angka 1, maka pernikahan tersebut memiliki arti sri. Ini menunjukkan rumah tangga yang bahagia dan diberkahi, dengan rezeki yang melimpah, jarang terjadi pertengkaran, dan kehidupan yang harmonis.

2. Sisa 2 (Lungguh)

Jika perhitungan hanya menyisakan angka 2, maka pernikahan tersebut memiliki arti lungguh. Ini menunjukkan rumah tangga yang bahagia, dengan salah satu pasangan memperoleh jabatan mulia atau kesuksesan, baik dalam kepemimpinan maupun usaha.

3. Sisa 3 (Gedong)

Jika perhitungan hanya menyisakan angka 3, maka pernikahan tersebut memiliki arti gedong. Ini menunjukkan bahwa rumah tangga yang dijalani penuh kebahagiaan, rezeki melimpah, hidup kaya, dan jarang bertengkar.

4. Sisa 4 (Lara)

Jika perhitungan hanya menyisakan angka 4, maka pernikahan tersebut memiliki arti lara. Ini menggambarkan kehidupan rumah tangga yang penuh dengan cobaan berat, banyak penderitaan, kesulitan ekonom, dan sering terjadi pertengkaran.
ADVERTISEMENT

5. Sisa 0 (Pati)

Jika perhitungan hanya menyisakan angka 0, maka pernikahan tersebut memiliki arti pati. Ini menandakan kondisi yang buruk, di mana rumah tangga mengalami penderitaan, sering kali disertai dengan kematian anggota keluarga. Kehidupan pernikahan dipenuhi dengan kesedihan dan duka.
(RK)