Konten dari Pengguna

Arti Ya Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah, Penggalan Surat Al-Fajr Ayat 27

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
20 Oktober 2022 18:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca ayat ya ayyatuhan nafsul muthmainnah. Foto: Gatot Adri/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca ayat ya ayyatuhan nafsul muthmainnah. Foto: Gatot Adri/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Allah menciptakan manusia untuk beriman dan beribadah kepada-Nya. Sayangnya, banyak dari mereka yang justru jauh dari Allah dan berbuat hal-hal yang batil.
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk peringatan, Allah menurunkan surat Al-Fajr. Surat yang terdiri dari 30 ayat ini bercerita tentang teguran Allah kepada kaum Tsamud, kaum Iram, dan kaum Fir’aun. Mereka adalah kaum yang gemar membuat kerusakan dan lupa bahwa Allah selalu mengawasi perbuatan mereka.
Ayat demi ayat surat Al-Fajr menggambarkan perbedaan umat Muslim yang taat dan tidak kepada-Nya, termasuk ayat 27 yang berbunyi “ya ayyatuhan nafsul muthmainnah”. Apa arti dan isi kandungan ayat tersebut?

Arti dan Isi Kandungan Ya Ayyatuhan Nafsul Muthmainnah

Ilustrasi Al-quran. Foto: FS Stock/Shutterstock
Seperti yang dijelaskan, secara keseluruhan, surat Al-Fajr adalah teguran bagi kaum yang tidak taat kepada Allah SWT. Mengutip buku Juz Amma untuk Anak-Anak oleh Tim Gema Insani, Allah akan memberi balasan neraka jahanam bagi mereka yang semasa hidupnya mencampurkan yang hak dan batil. Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
Tuhanmu datang, begitu pula para malaikat (yang datang) berbaris-baris, dan pada hari itu (neraka) jahanam didatangkan, sadarlah manusia pada hari itu juga. Akan tetapi, bagaimana bisa kesadaran itu bermanfaat baginya?” (QS. Al-Fajr: 22-23)
Sebaliknya, manusia yang beriman akan bebas dari rasa takut yang mencekam. Hati mereka lapang, penuh harapan, serta senantiasa merasa damai dan tenteram.
Allah menenangkan mereka untuk tidak takut terhadap apa pun. Sebab, Allah akan menyambut mereka dengan panggilan yang lembut dan penuh kasih sayang. Allah berfirman:
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى وَٱدْخُلِى جَنَّتِى
ya ayyatuhan nafsul muthmainnah. Irji’i ila rabbiki radiyatam mardiyyah. Fadkhuli fi ibadi. Wadkhuli jannati.
Artinya: “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan rida dan diridai. Lalu, masuklah ke dalam golongah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku!” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Ilustrasi Al-quran. Foto: Waleed_Hammoudeh/Shutterstock
Menurut tafsir Kemenag, melalui ayat-ayat tersebut, Allah memanggil jiwa yang tenang dan damai ketika diwafatkan, yaitu jiwa-jiwa umat manusia yang suci karena iman dan amal saleh yang dikerjakannya. Saat inilah mereka mendapat apa yang dijanjikan Allah kepadanya.
ADVERTISEMENT
Jiwa-jiwa tersebut diminta Allah untuk pulang memenuhi panggilan-Nya dengan menghadap kepada-Nya kembali dengan perasaan senang karena telah memenuhi perintah-perintah-Nya sewaktu hidup di dunia.
Allah pun puas kepada mereka karena sudah menjalankan perintah-perintah-Nya. Oleh sebab itu, jiwa-jiwa tersebut dipersilakan Allah masuk ke dalam kelompok hamba-Nya yang masuk surga. Merekalah jiwa-jiwa yang mendapat ridha Allah SWT.
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya umat Muslim menjalani hari-hari dengan memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Jauhilah larangan-Nya agar dapat disambut dengan senang hati oleh Allah di surga-Nya kelak.
(ADS)