Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Arti Zionis dan Sejarah di Balik Konflik Israel dan Palestina
14 Oktober 2023 8:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Arti Zionis memiliki hubungan erat dengan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Istilah ini pertama kali muncul pada akhir abad ke-19 di Eropa Tengah dan Timur.
ADVERTISEMENT
Secara etimologi, istilah Zionis berasal dari kata "Zion" dalam bahasa Ibrani yang merujuk pada salah satu nama panggilan Gunung Sion di Yerusalem.
Istilah ini juga diambil dari sebuah tempat bernama "Zion" di Yerusalem yang disebutkan di dalam Kitab Mazmur ayat 9:12. Dalam ayat ini, Zion dinyatakan sebagai tempat kediaman Tuhan.
Namun, dalam pengertian yang lebih luas, istilah Zionis dikaitkan dengan suatu gerakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi . Apa arti istilah ini?
Arti Zionis
Seperti yang sudah disebutkan, Zion merupakan nama sebuah gunung yang terletak di barat daya Yerusalem. Kaum Yahudi percaya pada lokasi tersebut karena Raja Salomo pernah membangun istananya dan menyimpan banyak harta karun di bawah tanah tersebut.
ADVERTISEMENT
Harta milik Raja Salomo itu bukan hanya banyak, tetapi diyakini memiliki daya magis yang sangat besar sehingga mereka percaya akan bisa menjadi pemimpin dunia jika memilikinya.
Orang Yahudi kemudian mengambil nama Zion tersebut untuk istilah "Zionis". Secara umum, arti Zionis adalah suatu ideologi yang menghendaki didirikannya sebuah negara khusus Yahudi di wilayah Palestina.
Ideologi ini kemudian memunculkan gerakan "Zionisme", yaitu suatu gerakan nasionalis Yahudi internasional yang bertujuan untuk menciptakan negara Yahudi di tanah Palestina .
Zionisme sebagai gerakan politik dan nasionalis mencakup gagasan bahwa orang Yahudi memiliki hak untuk memiliki negara sendiri di tanah yang mereka klaim sebagai tanah leluhur mereka, yakni Palestina.
Gerakan ini dilatarbelakangi klaim sepihak Yahudi atas Palestina seperti yang tercantum pada Kitab Hitam Iblis Talmud dan kemudian diperkuat oleh ribuan catatan kaki yang memenuhi Injil Scofield dan Injil versi King James yang awalnya banyak dipakai orang Barat.
ADVERTISEMENT
Sejarah Zionisme
Gerakan Zionisme berawal pada akhir abad ke-19, ketika orang Yahudi di Eropa Tengah dan Timur mengalami penganiayaan dan diskriminasi yang panjang. Pada saat itu, sebagian orang Yahudi memandang Zionisme sebagai solusi terhadap penindasan yang mereka alami.
Tujuan utama gerakan Zionisme adalah untuk mengembalikan bangsa Yahudi ke tanah Palestina dengan maksud menciptakan negara Yahudi yang bebas dari penganiayaan dan antisemitisme (sikap permusuhan terhadap kaum Yahudi) yang telah terjadi selama berabad-abad.
Menurut laman World History Encyclopedia, orang-orang Yahudi terakhir kali memiliki kedudukan di tanah Palestina selama pemerintahan Kekaisaran Romawi pada masa Dinasti Hasmonean.
Namun, setelah pemberontakan Yahudi yang dipimpin oleh Bar Kokhba pada tahun 132-135 M dan mereka dikalahkan oleh Romawi, orang-orang Yahudi diusir dari Palestina.
ADVERTISEMENT
Selama berabad-abad, orang-orang Yahudi tersebar di seluruh dunia dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Diaspora Yahudi". Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada orang Yahudi yang hidup di luar Israel.
Pada akhir abad ke-19, gerakan Zionisme muncul sebagai respons terhadap penganiayaan dan ketidaksetaraan yang dialami oleh orang Yahudi di berbagai negara.
Mereka berharap untuk menciptakan sebuah negara yang aman dan merdeka di tanah Palestina, yang saat itu dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah.
Mengutip buku Mengenal Dunia Perjanjian Baru oleh Jonar T. H. Situmorang, gerakan Zionisme dicanangkan oleh Theodor Herzl, seorang jurnalis Austria-Hongaria yang dianggap sebagai bapak pendiri Zionisme modern.
Pada tahun 1897, Herzl mendirikan Kongres Zionis pertama di Basel, Swiss, di mana ia mengajukan gagasan tentang pemukiman orang Yahudi di tanah Palestina.
ADVERTISEMENT
Setelah Perang Dunia I dan runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Inggris menduduki Palestina. Melalui "Deklarasi Balfour" pada tahun 1917, pemerintah Inggris menyatakan dukungan mereka untuk mendirikan "tanah air nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina.
Deklarasi ini memberikan dasar hukum bagi pendirian negara Israel pada tahun 1948. Pendirian Israel sebagai negara ini menjadi pencapaian utama bagi gerakan Zionisme.
Sejak berdirinya negara Israel, gerakan Zionisme terus berlanjut untuk menguasai Palestina. Gerakan ini menyebabkan konflik berkepanjangan yang mengakibatkan penderitaan dan pengusiran rakyat Palestina dari wilayah mereka.
Itulah penjelasan singkat mengenai arti Zionis dan sejarahnya yang menjadi salah satu awal mula konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina hingga saat ini.
(SFR)
ADVERTISEMENT