Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Asal Usul Agama Majusi dan Sejarah Perkembangannya hingga Kini
23 Agustus 2021 14:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum kedatangan Islam , bangsa Arab dan Persia banyak menganut agama monotoisme seperti Nasrani dan Yahudi. Ajaran agama ini memiliki satu prinsip keagamaan, yakni meyakini bahwa Tuhan itu satu atau tunggal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada juga agama monotoisme lain yang bernama Majusi. Agama Majusi berusia sangat tua, sehingga jumlah pengikutnya pun cukup banyak. Bahkan hingga kini, Majusi masih eksis sebagai aliran kepercayaan yang dikenal dengan nama Zoroastrianisme.
Agama Majusi menganut kepercayaan mengagungkan api sebagai perwakilan dari sifat Ahura Mazda atau dewa kebaikan. Sedangkan lawannya, yaitu Ahriman, berperan sebagai dewa keburukan.
Dari mana asal usul agama Majusi? Serta bagaimana sejarah perkembangannya? Simak jawabannya melalui artikel berikut ini.
Asal Usul Agama Majusi dan Sejarah Perkembangannya
Mengutip Al-Milal wa An-Nihal karya Asy-Syahrastani, mereka menamakan salah satunya sebagai cahaya dan lainnya sebagai kegelapan atau dalam bahasa Persia dinamakan Yazdan dan Ahraman. Dalam Alquran, kata Majusi disebutkan dalam surat Al-Hajj ayat 17 yang berbunyi:
ADVERTISEMENT
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـِٕيْنَ وَالنَّصٰرٰى وَالْمَجُوْسَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا ۖاِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
"Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu."
Kemudian dalam hadis, agama Majusi juga pernah disinggung Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Dan kedua orangtuanya lah yang menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi, atau Majusi.” (HR. Bukhori)
Menurut sejarahnya, agama Majusi ini didirikan oleh Zoroaster yang berasal dari Persia, Iran. Mengutip buku Situs-Situs dalam Alquran dari Hebron Hingga Borobudur oleh Syahrudin El-fikri, Zoroaster adalah seorang yang sangat alim. Dialah pencetus ajaran Zoroastrianisme yang dianut oleh bangsa Persia.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan bangsa Persia, Zoroaster dianggap sebagai seorang tokoh penting dalam sejarah. Bahkan, ada pula yang menyebut dirinya seorang nabi.
Terjadi perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai kehidupannya. Ia diperkirakan hidup antara tahun 1700 SM, tetapi adapula yang menyebutkan abad ke-6 SM.
Beberapa pendapat menyebutkan, daerah tempat Zoroaster hidup dikaitkan dengan Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Cyrus yang Agung pada pertengahan abad ke-16 SM. Sehingga dua abad kemudian, agama ini diterima oleh raja-raja Persia dan memperoleh pengikut yang cukup banyak.
Sesudah kekaisaran Persia ditaklukkan oleh Aleksander yang Agung (Alexander The Great) pada akhir abad ke-4 SM, agama Zoroaster mengalami kemunduran. Akan tetapi, pada masa Dinasti Sassanid (226 SM), agama Zoroaster diterima sebagai agama resmi negeri Persia.
ADVERTISEMENT
Karena ketidakmampuannya mengikuti perkembangan politik dan budaya yang ada, agama Majusi mengalami kemunduran. Banyak pengikutnya yang berpindah ke agama lain seperti Islam. Keadaan ini diperparah dengan kabar wafatnya Zoroaster sebagai tokoh pertama agama Majusi.
Saat ini agama Majusi banyak menyebar di Amerika dan Eropa. Mereka meyakini Tuhan yang satu, Ahura Mazda. Selain itu, mereka juga mempercayai konsep surga, neraka, dan juru selamat layaknya agama samawi lainnya.
(MSD)