Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Asal Usul Aksara Bali yang Terus Dilestarikan Keberadannya
24 November 2020 17:41 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Aksara Bali atau dikenal sebagai Hanacaraka adalah salah satu aksara tradisional Indonesia yang berkembang di Pulau Bali. Sejak Oktober 2018 lalu, aksara Bali wajib digunakan di kantor pemerintah dan swasta di seluruh Provinsi di Pulau Dewata. Ini menyusul dengan keluarnya Peraturan Gubernur tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.
ADVERTISEMENT
Dalam buku, Modernisasi dan Pelestarian Perkembangan Metode dan Teknik Penulisan Aksara Bali karya I.B. Made Suasta mengatakan sejarah aksara Bali tidak dapat dilepaskan dari perkembangan aksara di negara India.
Aksara ini dibawa oleh orang-orang India yang menganut agama Hindu ke Indonesia melalui politik perluasan koloni, perdagangan, agama serta kebudayaan. Dalam kebudayaan India sendiri dikenal ada aksara tertua yang disebut Karosthi yang berkembang lagi jadi aksara Dewonegari dan aksara Pallowo.
Nah, aksara Dewanagari banyak digunakan di India bagian Utara untuk menulis bahasa Sansekerta sementara aksara Pallawa digunakan di daerah India bagian selatan, dalam bahasa Pallawa. Kedua aksara ini akhirnya masuk ke Nusantara melalui Sriwijaya. Kemudian memberi pengaruh bersamaan dengan perkembangan agama Hindu dan Budha.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembangannya di Nusantara, kedua aksara ini lalu bertransformasi dalam bentuk baru yang disebut aksara Kawi. Made Suasta menambahkan, dari aksara Kawi ini terjadi perkembangan menjadi aksara Bali dan aksara Jawa.
Mengutip Wikipedia, aksara Bali dulu kebanyakan ditemukan dalam media lontar, yakni daun palem yang telah diolah sedemikian rupa hingga dapat digunakan untuk menulis. Media ini telah digunakan di Indonesia sejak periode Hindu-Buddha dan memiliki rekam jejak penggunaan yang panjang di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Di Bali, palem yang digunakan sebagai bahan dasar lontar adalah palem tal (dalam Bahasa latin yaitu Borassus flabellifer, disebut juga palem siwalan).
Hanya palem dari tempat-tempat tertentu yang daunnya layak dipakai untuk dijadikan media tulis. Di Bali sendiri, palem yang dianggap paling baik berasal dari daerah yang kering tepatnya di utara Kabupaten Karangasem, di sekitar Culik, Kubu dan Tianyar.
ADVERTISEMENT
(VIO)