Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Asal Usul dan Arti Deus Vult yang Banyak Digunakan Sebagai Meme
10 Desember 2020 14:30 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun tidak banyak yang tahu apa arti Deus vult dan sejarahnya. Deus vult ternyata adalah semboyan Katolik yang banyak dikaitkan dengan Perang Salib. Istilah ini berasal dari Bahasa Latin yang memiliki arti “Tuhan Menghendakinya”.
Dilansir dari HISTORY, pada 1095 Paus Urban II membuat salah satu pidato yang paling berpengaruh di Abad Pertengahan. Pidato yang menandai deklarasi Perang Salib ini berisi seruan kepada semua orang Kristen di Eropa untuk berperang merebut kembali Tanah Suci dengan teriakan “Deus vult”.
Seiring perkembangan zaman, Deus vult tidak hanya menjadi simbol kebanggaan di negara Kristen, tetapi dalam budaya Barat secara keseluruhan. Namun istilah ini justru banyak diadopsi oleh para ekstremis sayap kanan khususnya di negara Barat.
ADVERTISEMENT
Mereka menggunkan simbol ini untuk mendukung agenda xenofobia, rasisme, anti-Islam, dan anti-Semitik mereka. Pada parade “Unite The Right” di Charlotesville Amerika Serikat yang dihadiri oleh ribuan nasionalis kulit putih, deus vult banyak terpampang di spanduk. Kelompok ini seringkali dikaitkan dengan tindakan ancaman dan kekerasan kepada minoritas, termasuk kebencian terhadap Islam.
Pada 2019, dunia dihebohkan oleh penembakan jamaah masjid di Christchurch, Selandia Baru. Teror ini dilakukan oleh Brenton Tarrant yang terhubung dengan kelompok ekstrimis sayap kanan. Sebelum melakukan aksi terornya, ia menulis sebuah manifesto.
Terdapat banyak referensi tentang Perang Salib di manifesto teresebut. Salah satunya adalah desakan Paus Urban II kepada orang-orang Kristen untuk berperang melawan Muslim dengan kata-kata "Deus vult”.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, istilah Deus vult masih menjadi subyek kontestasi. Kata-kata ini memiliki makna berbeda untuk kelompok yang berbeda pula, sesuai dengan perspektifnya masing-masing.
(ERA)