Asal Usul Penamaan Bulan Apit dalam Kalender Hijriyah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
18 November 2022 17:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bulan Apit adalah Dzulqa'dah dalam kalender Hijriyah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Bulan Apit adalah Dzulqa'dah dalam kalender Hijriyah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Bulan Apit adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menyebut bulan Dzulqa’dah dalam kalender Hijriyah. Penamaan ini muncul karena Dzulqa’dah diapit oleh dua bulan penting bagi umat Islam, yakni Syawal dan Dzulhijjah.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari buku Khazanah Adat dan Budaya Singkil karya Khairuddin, bulan Apit dianggap sebagai salah satu bulan sial dalam kepercayaan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya di beberapa daerah tertentu pulau Jawa.
Dalam ajaran Islam, bulan Apit justru termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan atau disucikan oleh Allah SWT bersama dengan Muharram, Dzulhijjah, dan Rajab.
Lantas, bagaimana sebenarnya asal usul penyebutan bulan Apit? Apa saja keutamaan bulan tersebut?

Asal Usul Penamaan Bulan Apit

Asal usul penamaan bulan Apit. Foto: Unsplash
Mengutip buku Primbon Masa Kini karya Donny Satryowibowo Ranoewidjojo, bulan Apit adalah sebutan lain untuk Dzulqa’dah dalam penanggalan Islam. Nama ini dipilih karena Dzulqa’dah berada di antara dua bulan yang dianggap penting.
Sejarah penamaan bulan Apit diketahui berasal dari tradisi masyarakat Jawa yang berlangsung secara turun-temurun. Sejak dulu, mereka sudah memiliki penanggalan khusus di mana penamaannya menggabungkan unsur budaya Jawa dengan Islam.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Rabiul Awal dalam kalender Jawa dinamakan Mulud karena berdekatan dengan perayaan Maulid Nabi, Ramadhan disebut Poso atau Puasa, Rajab disebut Rejeb, dan lain-lain.
Dzulqa’dah disebut bulan Apit karena terletak di antara dua bulan besar dalam tradisi umat Muslim, yakni Syawal dan Dzulhijjah. Syawal merupakan bulan hari raya Idul Fitri, sedangkan Dzulhijjah adalah bulan haji dan Idul Adha.

Keutamaan Bulan Apit

Ilustrasi keutamaan bulan Apit. Foto: Unsplash
Dihimpun dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, bulan Apit masih dipercaya sebagai bulan yang buruk bagi kepercayaan sebagian masyarakat. Tidak heran jika di bulan ini jarang ada orang yang menyelenggarakan hajat seperti pernikahan, sunatan, dan lain-lain.
Kepercayaan ini sangat berbeda jauh dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam. Menurut Ibnu Katsir dalam Al-Quranul ‘Adzim, bulan Apit adalah bulan yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam ayat berikut.
ADVERTISEMENT
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ (36)
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya (terdapat) empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama-sama orang yang bertakwa.” (QS At Taubah:36)
Adapun bulan haram yang dimaksud dalam ayat tersebut telah dijelaskan lebih lanjut dalam surat Al-Maidah ayat 2-3, yakni bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
ADVERTISEMENT
Bulan haram sangat dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga umat Muslim pun diharamkan untuk berperang dan memicu pertumpahan darah pada bulan tersebut. Beberapa keutamaan bulan Apit di antaranya:
(AAA)