Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Aturan Pantang dan Puasa Katolik yang Wajib Dipahami
6 Maret 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Aturan pantang dan puasa Katolik merupakan bagian dari disiplin rohani yang dijalankan umat Katolik selama Masa Prapaskah. Praktik ini bertujuan untuk membantu umat dalam mengendalikan diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, serta merenungkan pengorbanan Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
Dalam tradisi Gereja Katolik, terdapat ketentuan khusus mengenai siapa yang wajib menjalankan pantang dan puasa, makanan yang harus dihindari, serta hari-hari tertentu yang diwajibkan.
Untuk memahami aturan pantang dan puasa Katolik, simak penjelasannya lebih lanjut dalam artikel berikut ini.
Aturan Pantang dan Puasa Katolik
Aturan pantang dan puasa Katolik perlu dipatuhi untuk menghayati pertobatan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Mengutip buku Panduan Menjadi Katolik oleh L. Prasetya, Pr., dalam ajaran Gereja , umat Katolik diwajibkan berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari tersebut bertepatan dengan perayaan besar dalam kalender liturgi.
Sementara itu, puasa dan pantang secara khusus harus dilakukan pada Rabu Abu dan Jumat Agung, sebagai bentuk penghormatan terhadap sengsara dan wafat Yesus Kristus.
ADVERTISEMENT
Ketentuan ini mengikat umat dengan aturan yang jelas. Pantang diwajibkan bagi mereka yang telah berusia 14 tahun ke atas, sedangkan puasa berlaku bagi umat berusia 18 hingga 59 tahun.
Meskipun anak-anak dan lansia tidak wajib menjalankannya, mereka tetap dianjurkan untuk menghayati semangat tobat sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam buku Wartakanlah Sabda Tuhan I: Homili Hari Minggu Tahun A yang ditulis oleh K. Bertens, M.S.C. diterangkan bahwa puasa dalam tradisi Katolik berarti hanya diperbolehkan makan kenyang satu kali dalam sehari.
Jika biasanya makan tiga kali sehari, maka dua waktu makan lainnya harus dilakukan dengan porsi lebih kecil atau tidak sampai kenyang. Pembagian waktu makan bisa disesuaikan lewat ketentuan berikut:
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pantang berarti menghindari konsumsi makanan tertentu atau hal-hal yang berlebihan. Secara umum, pantang daging adalah yang paling umum dilakukan. Tetapi Gereja juga membolehkan umat untuk memilih bentuk pantang lain, seperti:
Gereja mengajarkan bahwa aturan ini bukan sekadar larangan, tetapi juga bagian dari latihan rohani yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran diri, pengendalian nafsu, dan solidaritas terhadap mereka yang berkekurangan secara materi.
ADVERTISEMENT
Karena itu, umat Katolik juga dianjurkan untuk menambah bentuk puasa dan pantang yang lebih bermakna secara pribadi atau dalam keluarga, meskipun tidak diwajibkan oleh Gereja.
Selain itu, dalam semangat pertobatan selama Masa Prapaskah, perayaan pernikahan juga diatur lebih sederhana. Gereja tidak melarang pemberkatan perkawinan, tetapi menganjurkan agar perayaannya tidak dilakukan secara meriah sebagai bentuk penghormatan terhadap masa tobat ini.
(SAI)