Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Bacaan Dua Kalimat Syahadat dan Keutamaannya
27 November 2020 17:46 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 31 Mei 2021 20:21 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kalimat syahadat adalah dua kalimat yang menyatakan pengakuan atas kepercayaan terhadap Allah dan Muhammad sebagai Rasulnya. Dua kalimat syahadat atau syahadatain menduduki posisi penting dalam ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Begitu pentingnya syahadat, hingga kalimat kesaksian ini dijadikan rukun Islam yang pertama.
Mengutip Buku Penuntun: Islam Paling Asyik yang ditulis oleh HF. Rahadian (2002), dua kalimat syahadat merupakan dasar keimanan dan keislaman seorang Muslim. Kalimat ini membedakan kaum Muslimin dengan orang kafir.
Lantas, apa makna kalimat syahadat?
Pengertian Kalimat Syahadat
Menurut buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha (2016), syahadat berasal dari bahasa Arab, yaitu syahida yang memiliki arti "kesaksian" atau "ia telah menyaksikan".
Kalimat ini merupakan langkah dan kewajiban pertama untuk mereka yang hendak menjadi seorang Muslim. Di sisi lain, umat Muslim yang mengucapkan kalimat syahadat dengan sepenuh hati akan dijauhkan dari api neraka. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
ADVERTISEMENT
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api neraka." (Diriwayatkan oleh Muslim)
Kalimat syahadat terbagi menjadi dua, yaitu shayadat tauhid dan syahadat rasul. Berikut penjelasannya:
1. Syahadat Tauhid
Syahadat tauhid berbunyi: "Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah." Kalimat ini merupakan ikrar bahwa tidak ada Tuhan yang layak disembah dan diibadahi di dunia ini selain Allah. Sebab, Allah merupakan satu-satunya pencipta manusia dan alam semesta.
Kalimat ini juga menjadi bukti kepercayaan umat Muslim bahwa Allah Maha Esa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Allah tidak memiliki anak, tidak berayah, dan tidak beribu.
Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah. Umat Muslim hanya menyembah dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW bersabda:
"Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
2. Syahadat Rasul
Kesaksian kedua, yaitu "Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah" mengikrarkan bahwa Muhammad adalah seorang nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk membawa risalah tauhid.
Dalam hal ini, setiap Muslim harus membenarkan semua yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Umat juga diharuskan untuk mengamalkan apa yang beliau perintahkan.
Dengan kata lain, Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang patut dijadikan teladan dalam kehidupan.
Bacaan Dua Kalimat Syahadat
Berikut adalah bacaan dua kalimat syahadat dalam bahasa Arab dan Latin beserta artinya:
ADVERTISEMENT
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah
Artinya:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Kalimat Syahadat Sebagai Syarat Utama Menjadi Muslim
Setiap orang yang hendak memeluk agama Islam wajib mengucapkan dua kalimat syahadat. Dua kalimat tersebut menunjukkan keislaman seseorang, sehingga ia menjadi terjaga hak-hak dan keselamatannya. Sebagaimana ditulis dalam hadis berikut:
"Barang siapa mengucapkan "laa ilaha illallaah" (syahadat) dan mengingkari terhadap penyembahan selain hanya kepada Allah, maka terjagalah hartanya dan dirinya, sedangkan perhitungan batin orang tersebut terserah kepada Allah." (HR Muslim)
Dua kalimat syahadat tidak bisa diucapkan dengan sembarangan. Kalimat ini dinilai sah jika sudah memenuhi syarat sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Redaksi dua kalimat syahadat harus dimulai dengan ucapan "Saya bersaksi" dan harus berbentuk naafi (meniadakan) serta itsbat (menetapkan), yakni membentuk ungkapan "tiada Tuhan selain Allah".
2. Redaksi syahadat yang tidak berbentuk nafi dan itsbat seperti ucapan "Allah Maha Esa dan Muhammad adalah utusan-Nya" (Allaahu waahid wa Muhammad Rasuuluhu), maka menurut pendapat mayoritas para ulama, termasuk madzhab Syafi'i adalah tidak sah.
3. Seseorang yang mengikrarkan masuk Islam dengan kalimat shayadat harus mengerti maknanya, meskipun secara global. Oleh karenanya, mereka yang membimbing pengucapan dua kalimat syahadat oleh orang ajami (non-Arab) yang tidak mengerti maknanya harus menerjemahkannya ke dalam bahasa yang dipahami.
Jika tidak, maka syahadat yang diucapkan belum sah, sehingga yang bersangkutan belum disahkan sebagai seorang Muslim.
ADVERTISEMENT
4. Syahadat yang harus diucapkan dengan tertib dan berurutan. Kalimat tersebut tidak boleh dibalik dengan mendahulukan kesaksian Nabi Muhammad dan mengakhirkan kesaksian terhadap Allah. Apabila dibalik, maka dianggap tidak sah dan yang bersangkutan tidak diakui keislamannya.
5. Kalimat ini harus diucapakan secara langsung. Karenanya, syahadat tidak bisa dipisah oleh kalimat lain atau oleh waktu yang relatif lama. Jika dipisah, maka dianggap tidak sah dan yang bersangkutan tidak dianggap keislamannya.
6. Seseorang yang mengucapkan syahadat harus sudah dewasa atau baligh dan normal akalnya. Keislaman anak kecil atau orang yang tidak normal akalnya dianggap sekadar ikut-ikutan. Agar menjadi orang Islam sesungguhnya, ucapan ini harus diucapakan setelah memasuki usia akil baligh.
7. Orang yang mengucap syahadat harus menghindari perbuatan yang bisa membatalkan syahadatnya. Apabila ada orang yang mengucapkan syahadat tapi melakukan perbuatan yang bertentangan seperti menyembah patung, maka dianggap batal atau tidak sah syahadatnya.
ADVERTISEMENT
8. Pengucapan syahadat harus didasari dari kemauan sendiri, bukan karena paksaan. Syahadat dengan pemaksaan orang lain hukumnya adalah tidak sah.
Urgensi Kalimat Syahadat
Mengutip Skripsi Implikasi Kepribadian Syahadatain Terhadap Pembentukan Kesehatan Mental tulisan Yamani Muhamad Dira (2007), urgensi kalimat syahadat adalah sebagai berikut:
1. Pintu Masuknya Islam
Seperti diketahui, syahadatain adalah pintu masuknya Islam atau madkhal ila al-Islam. Seseorang yang mengikrarkannya akan menjadi islam dan mendapat hak layaknya seorang Muslim.
Seluruh miliknya termasuk harta benda dan darahnya haram diambil. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamda dan utusan-Nya.
Apabila mereka mengucapkannya maka aku dicegah untuk menumpahkan darahnya dan mengambil harta bendanya kecuali karena haknya, sedangkan masalah perhitungan (apakah bacaan syahadat itu sungguh-sungguh atau pura-pura) itu adalah urusan Allah." (H.R At-Turmudzi dari Abu Hurairah dan Anas)
ADVERTISEMENT
2. Intisari Ajaran Islam
Pemahaman Muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahaman terhadap syahadatain. Ada tiga prinsip syahadatain, yaitu:
a. Pernyataan La ilaha illallah merupakan penerimaan atau ibadah kepada Allah SWT. Melaksanakan aturan Allah SWT merupakan ibadah kepada-Nya. Ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelumnya, agar kamu bertakwa." (Q.S. 2:21)
"Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu). Maka itulah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui." (Q.S 45:18)
b. Menyebut Muhammad Rasulullah merupakan dasar penerimaan cara penghambaan. Rasulullah adalah teladan yang patut diikuti dalam menjalankan ajaran Allah SWT, sebagaimana dimuat dalam firman Allah:
ADVERTISEMENT
"Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (Q.S. 21:25)
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Q.S. 33:21)
c. Penghambaan kepada Allah SWT meliputi seluruh aspek kehidupan. Ia mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
"Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus. Maka itulah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain). Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (Q.S. 6:153)
ADVERTISEMENT
3. Dasar-dasar Perubahan
Syahadatain mampu mengubah manusia dalam aspek keyakinan, pemikiran, perilaku, dan jalan hidupnya, baik secara individu atau masyarakat.
4. Hakikat Seruan Para Rasul
Setiap Rasul sejak nabi Adam a.s hingga nabi besar Muhammad SAW, membawa misi dakwah yang sama, yakni syahadah yang bermakna La ilaha illallah. Dakwah ini membawa umat kepada pengabdian Allah SWT.
5. Ganjaran yang besar
Ada banyak ganjaran dan pahala yang diberikan Allah SWT oleh Nabi Muhammad SAW. Ganjaran ini dapat berupa moril atau material. Contohnya adalah kebahagiaan dunia akhirat, rezeki halal, dan keutamaan lainnya.
Hukum dan Keutamaan Mengikrarkan Kalimat Syahadat
Kalimat syahadat harus diucapkan secara lisan karena keislaman seseorang tidak cukup hanya di dalam hati. Selain itu, umat Muslim juga harus membuktikan keimanan dan keislamannya lewat tindakan.
ADVERTISEMENT
Tindakan yang harus dilakukan adalah melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim, yakni memenuhi rukun Islam lain seperti shalat, zakat, pasa, dan ibadah haji yang pelaksanaannya digelar secara terbuka.
Di samping itu, kalimat syahadat ternyata juga memiliki keutamaan yang luar biasa, yakni sebagai kunci surga. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barang siapa mengucapkan "asyahadu an laa ilaaha illallaah wahadu laa syariika lahu wa ana Muhammadan; abduhu wa rasuuluhu", meyakini bahwa Isa itu adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya serta merupakan kalimat yang diembuskan-Nya kepada Maryam dan merupakan ruh suci dari-Nya;
meyakini bahwa surga itu benar; dan meyakini bahwa neraka benar, niscaya Allah akan memasukkan orang tersebut ke dalam surga dari delapan pintu surga mana saja yang ia mau." (HR. Muslim)
Fungsi Mengikrarkan Syahadat
Secara garis besar, fungsi mengikrarkan kalimat syahadat adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Tanda dari Iman dalam Hati
Pengucapan kalimat syahadat merupakan tanda dari iman atau keyakinan yang tertanam dalam hati. Karena iman bersifat abstrak, umat perlu mengekspresikan dan membuktikannya dengan ikrar dua kalimat syahadat.
2. Pelaksanaan Rukun Pertama
Ucapan syahadat menjadi bukti bahwa orang yang bersangkutan (mengucapkan dua kalimat syahadat) sudah mengerjakan rukun pertama dari lima rukun Islam.
3. Syarat Sah Amal Ibadah dan Kewajiban
Ucapan syahadat menjadi syarat sah untuk mengerjakan berbagai amal ibadah dan kewajiban agama Islam serta untuk mendapatkan hak-hak sebagai seorang Muslim.
Misalnya, menjadi imam shalat, menikah dengan wanita Muslimah, mendapat perlindungan harta serta jiwa, mendapat hak untuk diperlakukan sebagai orang Islam saat wafat seperti dishalatkan jenazahnya, dimakamkan di pekuburan umat Islam, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
(ERA)