news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Bacaan Niat Itikaf di Masjid dan Perkara yang Dianjurkan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
24 Maret 2025 18:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Itikaf adalah ibadah berdiam diri di masjid dalam jangka waktu tertentu dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Itikaf adalah ibadah berdiam diri di masjid dalam jangka waktu tertentu dengan niat beribadah kepada Allah SWT. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Menjalani sepuluh hari terakhir Ramadan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya melalui ibadah itikaf. Ibadah ini dilakukan dengan berdiam diri di masjid, memperbanyak doa, dzikir, dan ibadah lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai, penting bagi seseorang untuk membaca niat itikaf di masjid sebagai bentuk kesungguhan dalam menjalankan ibadah tersebut. Berikut penjelasan lengkap mengenai niat dan tata cara pelaksanaan itikaf.

Bacaan Niat Itikaf di Masjid

Ilustrasi seseorang membaca niat itikaf di masjid. Foto: Pexels
Mengutip buku Tuntunan Ibadah Ramadan dan Hari Raya oleh R. Syamsul B., M. Nielda, berikut adalah bacaan niat itikaf di masjid:
نَوَيْتُ الْاعْتِكَافَ فِيْ هَذَا الْمَسْجِدِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
(Nawaitul i’tikaafa fii haadzal masjidi sunnatan lillaahi ta’aala)
Artinya: “Saya berniat itikaf di masjid ini, sunnah karena Allah Ta'ala.”
Niat ini sebaiknya dibaca dalam hati saat akan memulai itikaf di masjid. Meskipun hukumnya sunnah, membaca niat menjadi bentuk kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalankan ibadah tersebut. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis:
ADVERTISEMENT

Perkara yang Dianjurkan saat Itikaf di Masjid

Umat Muslim dianjurkan untuk melaksankan berbagai perkara saat beritikaf di masjid. Foto: Pexels
Selama beritikaf, seseorang dianjurkan untuk fokus memperbanyak ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, zikir, serta doa. Meskipun bisa dilakukan kapan saja, waktu terbaik untuk menjalankan itikaf adalah pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, saat umat Muslim berupaya meraih keutamaan malam Lailatul Qadar.
Agar pelaksanaan itikaf lebih sempurna dan bermanfaat, berikut beberapa anjuran yang bisa dilakukan selama beritikaf di masjid yang dikutip dari buku Fiqih Ringkas Itikaf oleh M. Nur Ichwan Muslim:
ADVERTISEMENT

1. Memperbanyak Ibadah Mahdhah

Mu’takif (orang yang beritikaf) dianjurkan memperbanyak ibadah-ibadah ritual seperti salat sunnah, zikir, membaca Al-Qur’an, dan amalan lain yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini membantu hati untuk lebih khusyuk dan mengurangi keterikatan pada urusan duniawi.

2. Melakukan Ibadah Muta’addiyah

Selain ibadah sendiri, seseorang juga boleh melakukan ibadah bersama seperti membayar zakat, menjawab salam, memberi nasihat, atau berdiskusi ilmu agama, selama tidak menyita waktu berlebihan. Para ulama berbeda pendapat, namun mayoritas dari mazhab Hanafi dan Syafi’i membolehkan hal ini.

3. Membuat Sekat atau Tenda di Masjid

Disunnahkan bagi laki-laki maupun perempuan yang beritikaf untuk membuat sekat atau tenda kecil di dalam masjid. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW dan juga para istri beliau. Tujuannya agar lebih fokus dalam beribadah dan menghindari gangguan dari lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT

4. Meninggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat

Mu’takif atau seseorang yang melaksanakan itikaf sebaiknya menjauhi hal-hal yang tidak memberikan manfaat bagi akhiratnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

5. Bergegas Menunaikan Salat Jumat

Jika tempat itikaf bukan masjid jami’ yang menyelenggarakan salat Jumat, maka mu’takif dianjurkan untuk segera berangkat ke masjid terdekat yang menyelenggarakan salat Jumat.

6. Tetap di Masjid hingga Malam Idulfitri

Beberapa ulama menganjurkan agar mu’takif tetap berada di masjid pada malam Idulfitri dan baru keluar ketika hendak melaksanakan salat Id. Hal ini menunjukkan kesungguhan dalam menutup rangkaian ibadah Ramadan dengan penuh kekhusyukan.
(SAI)