Konten dari Pengguna

Bacaan Surat An Naziat: Arab, Latin, dan Terjemahan Lengkap

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
28 Juni 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Al Quran Foto: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Al Quran Foto: pexels
ADVERTISEMENT
An Naziat adalah surat yang tergolong ke dalam surat Makiyyah dan terdiri dari 46 ayat. Surat ke-79 ini diturunkan setelah surat An Naba.
ADVERTISEMENT
Pada surat An Naba, Allah menegaskan ancaman bagi orang-orang musyrik yang mengingkari adanya hari kebangkitan. Sementara itu, pada surat An Naziat, Allah bersumpah bahwa hari kiamat yang mendahului hari kebangkitan itu pasti terjadi.
Surat ini dinamakan An Naziat karena pada ayat pertama terdapat kata "An Naziat" yang artinya malaikat pencabut nyawa. Inilah tema utama dari surat ini.
Mengutip buku Tadabur Juz Amma oleh Dr. Saiful Bahri (2019), tema pencabut nyawa tersebut kemudian dijabarkan kembali menjadi pembahasan tentang kiamat kecil, kiamat besar, kisah kaum terdahulu, serta hari kebangkitan dan konsekuensinya.
Lantas, seperti apa bacaan surat An Naziat dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya?

Bacaan Surat An Naziat Arab, Latin, dan Terjemahannya

Ilustrasi mendekap Al Quran. Foto: Shutterstock
وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًاۙ
ADVERTISEMENT
wan-nāzi'āti garqā
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.
وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ
wan-nāsyiṭāti nasyṭā
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.
وَّالسّٰبِحٰتِ سَبْحًاۙ
was-sābiḥāti sab-ḥā
Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,
فَالسّٰبِقٰتِ سَبْقًاۙ
fas-sābiqāti sabqā
dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang,
فَالْمُدَبِّرٰتِ اَمْرًاۘ
fal-mudabbirāti amrā
dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُۙ
yauma tarjufur-rājifah
(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam,
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ۗ
tatba'uhar-rādifah
(tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
قُلُوْبٌ يَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌۙ
qulụbuy yauma`iżiw wājifah
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut,
اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۘ
abṣāruhā khāsyi'ah
pandangannya tunduk.
يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ
yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah
ADVERTISEMENT
(Orang-orang kafir) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?”
ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ
a iżā kunnā 'iẓāman nakhirah
“Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ
qālụ tilka iżang karratun khāsirah
Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.”
فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ
fa innamā hiya zajratuw wāḥidah
Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.
فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ
fa iżā hum bis-sāhirah
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰىۘ
hal atāka ḥadīṡu mụsā
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?
اِذْ نَادٰىهُ رَبُّهٗ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۚ
iż nādāhu rabbuhụ bil-wādil-muqaddasi ṭuwā
ADVERTISEMENT
Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa;
اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۖ
iż-hab ilā fir'auna innahụ ṭagā
Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas,
فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ
fa qul hal laka ilā an tazakkā
Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan),
وَاَهْدِيَكَ اِلٰى رَبِّكَ فَتَخْشٰىۚ
wa ahdiyaka ilā rabbika fa takhsyā
dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?”
فَاَرٰىهُ الْاٰيَةَ الْكُبْرٰىۖ
fa arāhul-āyatal-kubrā
Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
فَكَذَّبَ وَعَصٰىۖ
fa każżaba wa 'aṣā
Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan dan mendurhakai.
ثُمَّ اَدْبَرَ يَسْعٰىۖ
ṡumma adbara yas'ā
Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).
ADVERTISEMENT
فَحَشَرَ فَنَادٰىۖ
fa ḥasyara fa nādā
Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).
فَقَالَ اَنَا۠ رَبُّكُمُ الْاَعْلٰىۖ
fa qāla ana rabbukumul-a'lā
(Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”
فَاَخَذَهُ اللّٰهُ نَكَالَ الْاٰخِرَةِ وَالْاُوْلٰىۗ
fa akhażahullāhu nakālal-ākhirati wal-ụlā
Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia.
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۗ
inna fī żālika la'ibratal limay yakhsyā
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah).
ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ
a antum asyaddu khalqan amis-samā`, banāhā
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوّٰىهَاۙ
rafa'a samkahā fa sawwāhā
Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,
ADVERTISEMENT
وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَاۖ
wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā
dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).
وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ
wal-arḍa ba'da żālika daḥāhā
Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.
اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ
akhraja min-hā mā`ahā wa mar'āhā
Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.
وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ
wal-jibāla arsāhā
Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh.
مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ
matā'al lakum wa li`an'āmikum
(Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.
فَاِذَا جَاۤءَتِ الطَّاۤمَّةُ الْكُبْرٰىۖ
fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ مَا سَعٰىۙ
yauma yatażakkarul-insānu mā sa'ā
yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,
ADVERTISEMENT
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَّرٰى
wa burrizatil-jaḥīmu limay yarā
dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.
فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ
fa ammā man ṭagā
Maka adapun orang yang melampaui batas,
وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ
wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
fa innal-jaḥīma hiyal-ma`wā
maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.
وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ
wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan-nafsa 'anil-hawā
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,
فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ
fa innal-jannata hiyal-ma`wā
maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ
yas`alụnaka 'anis-sā'ati ayyāna mursāhā
Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?”
ADVERTISEMENT
فِيْمَ اَنْتَ مِنْ ذِكْرٰىهَاۗ
fīma anta min żikrāhā
Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)?
اِلٰى رَبِّكَ مُنْتَهٰىهَاۗ
ilā rabbika muntahāhā
Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).
اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَّخْشٰىهَاۗ
innamā anta munżiru may yakhsyāhā
Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari Kiamat).
كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا
ka`annahum yauma yaraunahā lam yalbaṡū illā 'asyiyyatan au ḍuḥāhā
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.

Asbabun Nuzul Surat An Naziat

Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
Ababun nuzul atau sebab diturunkannya surat An Naziat berkaitan dengan pertanyaan orang-orang kafir Mekah tentang hari kebangkitan. Dalam keyakinan mereka, tidak dikenal adanya hari kebangkitan.
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya mereka menanyakan hal ini berulang-ulang kepada Rasulullah SAW. Mengutip buku Asbabun Nuzul: Sebab-sebab Turunnya Ayat Alquran oleh Imam As-Suyuthi, Sa'id bin Manshur meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab, ia mengatakan,
Ilustrasi Kiamat Foto: Pixabay
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Juwaibir dari Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas, orang-orang musyrik tersebut bertanya kepada Nabi, "Kapan hari kiamat?" dengan maksud menertawakan.
Maka Allah menurunkan ayat, “(Orang-orang kafr) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmu lah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya)." (An-Nazi'at: 42-44).
ADVERTISEMENT
Singkatnya, pertanyaan orang-orang kafir Mekah tentang hari kebangkitan telah terjawab. Telah dijelaskan bahwa pengetahuan tentang waktu terjadinya hanya ada di sisi Allah saja. Rasulullah SAW hanya bertugas memberikan peringatan bahwa kejadian itu pasti akan datang.

Keutamaan Surat An Naziat

Ilustrasi membaca Al Quran. Foto: Shutterstock
Mengutip buku Mukjizat Surah-surah Alquran oleh Haidar Ahmad al A’raji (2006), umat Islam disunahkan untuk membaca Surat An Naziat di hari apa saja, khususnya saat berhadapan dengan musuh dan penguasa yang kejam agar terhindar dari kejahatan mereka.
Orang yang membaca surah ini niscaya tidak akan wafat kecuali dalam keadaan tidak haus, tidak akan dibangkitkan kecuali dalam keadaan tidak haus, dan tidak akan masuk surga kecuali dalam keadaan tidak haus.
Mengutip Dr. Saiful Bahri (2019: 30), orang yang mentadabburi surat ini akan memahami tanda-tanda kiamat dan mengambil hikmah dari kisah kaum terdahulu, yang pada akhirnya menciptakan rasa takut terhadap Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Rasa takut adalah cambuk Allah untuk meluruskan orang-orang yang menjauh dari-Nya. Dengan begitu, ia akan selalu menjaga diri dari perbuatan dosa.
Ilustrasi pria muslim sedang berdoa. Foto: Shutter Stock
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya)." (QS An Naziat [79]: 40-41).
Muhammad bin Abdul Wahid Al-Ghafiqi dalam kitab Lamahatul Anwar wa Nafahatul Azhar menyebut bahwa salah satu keistimewaan surah An Naziat adalah orang yang sering membacanya kelak hisabnya di alam kubur dan di hari kiamat akan mudah dan cepat.
“Dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata; Nabi Saw berkata kepadaku, Barangsiapa membaca surah ‘wan nazi’at’, maka hisabnya di dalam kubur dan di hari kiamat hingga masuk ke dalam surga hanya seukuran melaksanakan shalat wajib.”
ADVERTISEMENT
(ERA)