Bacaan Wirid Pendek Selepas Sholat, Amalan agar Hidup Semakin Tenang

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
24 Februari 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Al-Qur'an. Foto:Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Al-Qur'an. Foto:Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sholat merupakan ibadah yang hukumnya wajib untuk dijalankan setiap umat Muslim. Selain menjadi tiang agama, sholat juga sebagai sarana komunikasi antara hamba dan Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Selepas sholat, setiap Muslim dan Muslimah dianjurkan untuk membaca wirid atau dzikir. Isinya berupa kalimat-kalimat pujian kepada Allah SWT.
Dikutip dari buku The Power of Wirid yang ditulis Luqman Junaidi, wirid merupakan bagian dari dzikir. Kata dzikir itu sendiri dalam bahasa Arab merupakan turunan dari kata dzakara yang berarti mengingat, menyebut, atau menghadirkan rekaman memori yang tersimpan di dalam ingatan.
Kata dzakara memiliki makna yang beragam, maka dari itu banyak ulama yang memiliki pendapat berbeda mengenai arti dzikir itu sendiri. Ibnu Athaillah As-Sakandari, misalnya, mendefinisikan dzikir sebagai aktivitas melepaskan diri dari kelalaian dengan senantiasa menghadirkan kalbu bersama Allah.
Salah satu manfaat wirid selepas sholat adalah membersihkan hati dan menentramkan jiwa. Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk ke dalam orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf [7]: 205)
Apakah ada bacaan wirid pendek yang bisa dibaca selepas menunaikan ibadah sholat? Simak penjelasan berikut ini.

Bacaan Wirid Pendek

Ilustrasi membaca dzikir. Foto:Pixabay
Mengacu pada buku Kumpulan Doa, Dzikir, dan Sholawat Al-Khoirot yang ditulis oleh A. Fatih Syuhud, bacaan wirid pendek yang dapat diamalkan setelah menunaikan ibadah sholat adalah sebagai berikut:
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ قَالَ الْوَلِيدُ فَقُلْتُ لِلْأَوْزَاعِيِّ كَيْفَ الْاسْتِغْفَارُ قَالَ تَقُولُ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ أَسْتَغْفِرُ اللَّ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Jika Rasulullah SAW selesai sholat, beliau akan meminta ampunan tiga kali dan memanjatkan doa: ‘Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarakta dzal jalaalil wal ikroom’ (Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang memberi keselamatan, dan dari-Mulah segala keselamatan, Maha Besar Engkau wahai Dzat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan).” (HR. Muslim: 931)
Ilustrasi berdzikir kepada Allah. Foto:Pixabay
Setelah membaca wirid, Nabi Muhammad melanjutkan dengan bacaan berikut ini:
كَتَبَ الْمُغِيرَةُ إِلَى مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ إِذَا سَلَّمَ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ وَقَالَ شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ سَمِعْتُ الْمُسَيَّبَ
ADVERTISEMENT
Artinya: “Mughirah pernah menulis surat kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan bahwa Rasulullah SAW selepas sholat, beliau selalu mengucapkan doa: Laa ilaaha illallah wahdahuu laa syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai`in qadiir, allahumma laa maani’a limaa a’thaita walla mu’thiya limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu (Tiada Dzat yang berhak disembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia yang mempunyai kekuasaan dan segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda dari-Mu bagi pemiliknya).” (HR.Bukhari : 5855)
(IMR)