Bacaan Wirid Setelah Sholat Fardhu untuk Menyempurnakan Ibadah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 April 2021 9:47 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi membaca wirid setelah sholat fardhu. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membaca wirid setelah sholat fardhu. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah menunaikan ibadah sholat fardhu, dianjurkan bagi umat Islam untuk tidak langsung berdiri meninggalkan sajadahnya, tetapi melanjutkannya dengan berdoa dan berdzikir. Salah satu dzikir yang dapat dibaca setelah salat fardhu adalah wirid.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mintalah Kepadaku oleh Gus Arifin, wirid berupa rangkaian kalimat-kalimat qur’ani dengan jumlah tertentu. Gaya dan model wirid sangat beragam, tetapi pada umumnya mengandung permohonan ampunan (istighfar), selawat atas nabi dan syahadat, dan lain-lain.
Wirid memiliki tujuan yang sama dengan dzikir, yaitu untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Perbedaan keduanya terletak pada ketentuan penyebutan dan pengucapan di mana wirid memiliki jenis bacaan yang sudah ditentukan.

Apa Itu Bacaan Wirid?

Ilustrasi membaca wirid. Foto: Unsplash
Salah satu amalan sunah yang bisa dikerjakan oleh umat Islam untuk selalu mengingat Allah SWT adalah membaca wirid. Luqman Junaidi menerangkan dalam buku The Power of Wirid wirid merupakan bagian dari dzikir.
ADVERTISEMENT
Dzikir sendiri dalam bahasa Arab merupakan turunan dari kata dzakara yang berarti mengingat, menyebut, atau menghadirkan rekaman memori yang tersimpan di dalam ingatan.
Menurut Ibnu Athaillah As-Sakandari, dzikir dapat didefinisikan sebagai aktivitas melepaskan diri dari kelalaian dengan senantiasa menghadirkan kalbu bersama Allah.

Apa Manfaat Wirid?

Membaca wirid merupakan amalan yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT. Sebagaimana diterangkan dalam Alquran surat An Nisa ayat 31 yang artinya:
Allah SWT memerintahkan muslim untuk selalu berzikir setiap saat dalam kondisi apapun. Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring.
Sebagaimana diketahui bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT sudah pasti memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Lantas, apa manfaat dari mengamalkan wirid bagi umat muslim? Dan apa tujuan wirid?
ADVERTISEMENT
Alquran menerangkan, salah satu manfaat yang akan didapatkan oleh seorang muslim apabila ia membaca wirid adalah akan dibersihkan hati dan jiwanya. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk ke dalam orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf [7]: 205).
Sementara tujuan dari wirid adalah sebagai sarana bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penjelasan ini seperti dikutip dari jurnal berjudul Fungsi Wirid dan Hizib dalam Sastra Lisan Pesantren karya Muhammad Abdullah.

Wirid dan Dzikir Apa Bedanya?

Ilustrasi membaca Alquran. Foto: Unsplash
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa wirid merupakan bagian dari dzikir. Keduanya pun sama-sama bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantas, adakah perbedaan antara dzikir dan wirid?
ADVERTISEMENT
Secara harfiah, istilah wirid terkenal karena berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengulang. Sementara dzikir berasal dari bahasa Arab yang berarti menyebut, menuturkan, dan mengingat.
Allah SWT berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152).

Wirid Dibaca Kapan?

Dr. Halimatussa’diyah memberitahukan dalam buku Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural, tidak ada ketentuan khusus mengenai kapan sebaiknya wirid dapat diamalkan.
Akan tetapi, waktu paling mujarab untuk mengamalkan wirid adalah ketika usai salat fardhu. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa ‘alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.
ADVERTISEMENT
Seperti apa bacaan wirid setelah salat fardhu? Berikut akan dijabarkan bacaan wirid yang bisa diamalkan oleh umat muslim usai salat fardhu.

Apa Bacaan Wirid Setelah Sholat Fardhu?

Ilustrasi membaca Alquran. Foto: Pixabay
Berikut bacaan wirid dalam huruf Latin lengkap dengan artinya untuk diamalkan umat muslim setelah salat fardhu seperti yang disadur dari NU Online.

1. Membaca istighfar

Astaghfirullaahal ‘adziim alladzii laaailaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih. (3x)
Artinya: “Saya memohon kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada tuhan selain Dia Yang Hidup dan Berdiri dan saya bertobat kepada-Nya.”

2. Berdoa seraya memuji Allah SWT

Allahumma antas-salam wa minkas-salam wa ilaika ya’udus-salam fa hayyina rabbana bis-salam wa adkhilnal-jannata daras-salam tabarakta rabbana wa ta’alaita ya dzal-jalali wal-ikram.
Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Dzat yang mempunyai kesejahteraan, dari-Mu kesejahteraan itu, kepada-Mu akan kembali lagi segala kesejahteraan itu, Ya Tuhan kami, hidupkanlah kami dengan sejahtera. Masukanlah kami ke dalam surga kampung kesejahteraan. Engkaulah yang berkuasa memberi berkah yang banyak dan Engkaulah Yang Maha Tinggi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”
ADVERTISEMENT
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
Artinya : “Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah semua kekayaan dan kemuliaan).”
Allahumma ajirna minannar. (7x)
Artinya: “Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”

3. Membaca ayat kursi

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

4. Membaca surat Al Baqarah ayat 285-286.

āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr.
ADVERTISEMENT
lā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.
Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya."
Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
ADVERTISEMENT
Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa),
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

5. Membaca penggalan surat Ali Imran

Syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-'ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-'azīzul-ḥakīm
Artinya: "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
ADVERTISEMENT

6. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas

7. Membaca Tasbih, hamdalah, dan takbir

Subhannallah (33x)
Artinya: "Maha Suci Allah."
Alhamdulillah (33x)
Artinya: "Segala puji bagi Allah."
Allahuakbar (33x)
Artinya: "Allah Maha Besar."

8. Membaca doa keselamatan dunia dan akhirat

Rabbanaa Taqabbal Minnaa Innaka Antas Samii’ul ‘Aliim, Wa Tub ‘Alainaa Innaka Antat Ta Wwa Abur Rahiim. Rabbanaa Aatinaa Fiddunnyaa Hasanah, Wa Fil Aakhirati Hasanah, Waqinaa ‘Adzaa Ban Naar. Washallallaahu ‘Alaa Sayyidinaa Muhamma-Din Wa’alaa Aalihiwa Shahbihiiwa Sallam, Wal Hamdu Lillaahirabbil ‘Aalamiin.
“Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka. Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.”
ADVERTISEMENT
(ADS & NDA)