Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Bagaimana Adab Terhadap Orang yang Lebih Tua dalam Islam?
4 April 2023 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Adab terhadap orang yang lebih tua dalam Islam merupakan sikap dan perbuatan yang terpuji. Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk bersikap hormat kepada orang yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Tidak termasuk kelompok kami orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua di antara kami dan tidak mau menyayangi orang yang lebih muda di antara kami." (Hadits Riwayat Ahmad Ibnu Amr)
Melalui hadits di atas, Rasulullah menyebutkan bahwa menghormati orang yang lebih tua merupakan sikap seorang Muslim. Lalu, bagaimana adab menghormati orang yang lebih tua?
Adab Terhadap Orang yang Lebih Tua dalam Islam
Mengutip buku How to Love Rasulullah karya Mujiyo Nurkholis, menghormati orang yang lebih tua termasuk dalam akhlakul karimah. Sehingga, seorang Muslim harus menunjukan adab terhadap orang yang lebih tua.
Adapun contoh adab terhadap orang yang lebih tua dalam Islam antara lain:
1. Mendahulukan Orang yang Lebih Tua
Aisyah Ra berkata:
ADVERTISEMENT
“Pernah ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua." (Hadits Riwayat Daud)
Melalui hadits ini, Aisyah Ra menjelaskan mengenai salah satu sifat Rasulullah. Beliau selalu mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbagai urusan, termasuk saat akan mengambilkan siwak di antara dua orang yang berbeda usianya.
Dalam kehidupan sehari-hari, contoh sikap mendahulukan orang yang lebih tua adalah:
ADVERTISEMENT
2. Tidak Berbicara Mendahului Orang yang Lebih Tua
Pada suatu hari Rasulullah SAW memberikan sebuah teka-teki. Salah seorang sahabat yang bernama Abdullah bin Umar mengetahui jawaban dari pertanyaan Rasulullah SAW.
Akan tetapi, karena beliau melihat Abu Bakar dan Umar (sebagai orang yang lebih tua di forum tersebut) terdiam, maka Abdullah bin Umar pun menahan jawabannya. Hingga ia berkata pada Umar ra.
"Wahai ayahku, tadi terbersit dalam hatiku bahwa itu adalah pohon kurma (jawaban dari teka-teki Nabi).” Umar berkata, “Apa yang menghalangimu untuk menjawabnya? Kalau seandainya engkau menjawabnya maka yang demikian ini lebih aku senangi daripada ini dan itu (harta terbaik).” Abdullah bin Umar berkata, “Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab melainkan karena engkau dan Abu Bakar tidak berbicara sehingga aku pun enggan untuk berbicara.” (Hadits Riwayat Bukhari)
ADVERTISEMENT
Hadits ini menggambarkan mengenai kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh para sahabat, khususnya Abdullah bin Umar. Mereka tidak mendahului orang yang lebih tua untuk berbicara, kecuali jika telah mendapat izin untuk berbicara.
3. Berbicara dengan Lemah Lembut
Ketika akan berbicara dengan orang yang lebih tua gunakanlah kalimat-kalimat yang baik dan lembut. Jangan mengeraskan suara melebihi suara orang yang lebih tua.
Disampaikan oleh Al Musawwir bin Makhramah Ra, ia berkata:
"Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah." (Hadits Riwayat Bukhari)
Melalui hadits ini, Imam Bukhari menggambarkan bahwa para sahabat selalu mendahulukan adab saat berbicara. Ketika harus berbicara dengan orang yang lebih tua, mereka tidak mengeraskan suara dan tidak memberikan tatapan yang tajam.
ADVERTISEMENT
4. Apabila Dinasehati Dengarkan dengan Baik
Adab menghormati orang yang lebih tua adalah mendengarkan ketika mereka berbicara, termasuk saat memberikan nasihat. Kemudian, tidak membantah saat diberikan nasihat.
Jika terdapat pendapat mereka yang harus diluruskan, lakukanlah dengan cara dan kalimat yang baik. Seperti, "Maaf pak, saya izin meluruskan pernyataan yang tadi".
(PHR)