Konten dari Pengguna

Bagaimana Cara Kerja Bank Sampah di Sekolah? Begini Mekanismenya!

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Mei 2025 10:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bagaimana cara kerja atau mekanisme bank sampah di sekolah Anda yang Anda ketahui? Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bagaimana cara kerja atau mekanisme bank sampah di sekolah Anda yang Anda ketahui? Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah sampah, salah satunya melalui bank sampah. Ini adalah tempat yang dirancang untuk mengumpulkan sampah yang telah dipilah. Nantinya, sampah tersebut akan didaur ulang atau diolah kembali agar memiliki nilai guna yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya diterapkan di lingkungan masyarakat, bank sampah juga bisa diimplementasikan di sekolah. Tujuannya adalah mengurangi volume sampah, mendorong daur ulang, serta menanamkan kesadaran lingkungan pada siswa sejak dini.
Untuk menerapkannya, setiap sekolah memiliki cara kerja atau mekanisme yang berbeda sesuai kebutuhan dan kreativitas masing-masing. Kira-kira, bagaimana cara kerja atau mekanisme bank sampah di sekolah Anda yang Anda ketahui?
Yuk, simak artikel ini untuk mengintip beberapa contoh cara kerja bank sampah yang telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia!

Bagaimana Cara Kerja/Mekanisme Bank Sampah di Sekolah Anda yang Anda Ketahui?

Ilustrasi bagaimana cara kerja/mekanisme bank sampah di sekolah Anda yang Anda ketahui? Foto: Pexels/Vlad Vasnetsov
Pendirian bank sampah di sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan kesadaran lingkungan pada siswa. Melalui program ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan, tetapi juga diajak untuk lebih kreatif dalam mengolah sampah menjadi barang bernilai guna.
ADVERTISEMENT
Setiap sekolah pasti memiliki mekanisme pengelolaan bank sampah yang berbeda. Berikut beberapa cara kerja atau mekanisme bank sampah yang telah diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia.

1. Bank Sampah Beres (Bersih, Elok, dan Sehat) - Sekolah Keluarga Universal

Bank Sampah Beres adalah program pengelolaan sampah yang diluncurkan oleh Sekolah Keluarga Universal, Belitung, sejak 2020. Program ini bertujuan mendorong siswa untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah secara kolektif.
Dihimpun dari situs sku.sch.id, cara kerja Bank Sampah Beres dimulai dengan mengumpulkan sampah dan memilahnya berdasarkan jenis, seperti plastik, kertas, kardus, besi, logam, aluminium, dan kaleng.
Sampah yang sudah dipilah kemudian disetorkan ke bank sampah yang dikelola sekolah. Lalu, sampah yang disetorkan ditimbang dan dihitung nilai belinya oleh petugas bank sampah.
Nilai sampah yang dikumpulkan diakumulasikan dalam bentuk tabungan. Nantinya, tabungan tersebut bisa dicairkan kapan saja dalam bentuk uang atau barang sesuai kebutuhan.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem ini, siswa tidak hanya bisa belajar bagaimana cara menjaga lingkungan, tetapi juga mendapatkan keuntungan ekonomi. Sehingga, mereka lebih termotivasi untuk terus berpartisipasi.

2. Bank Sampah Siduli Smeksa - SMKN 1 Kota Serang

Bank Sampah Siduli Smeksa merupakan bentuk komitmen SMKN 1 Kota Serang terhadap pelestarian lingkungan. Dikutip dari situs resminya, program ini dikelola oleh siswa dari ekstrakurikuler Peduli Lingkungan.
Bank sampah ini fokus mengelola sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan logam, yang dipilih karena memiliki nilai ekonomis.
Melalui program ini, siswa dapat mengumpulkan sampah anorganik dari lingkungan sekolah untuk kemudian disetorkan ke bank sampah. Sampah yang terkumpul akan ditimbang dan dicatat untuk menentukan nilai ekonomisnya.
Lalu, siswa yang tergabung dalam Bank Sampah Siduli Smeksa mengemas sampah-sampah untuk dijual ke mitra daur ulang atau bank sampah kota.
ADVERTISEMENT
Nantinya, dana hasil penjualan dapat digunakan untuk mendanai kegiatan kelas atau ditambahkan ke kas sekolah. Dengan begitu, program bank sampah ini memberikan manfaat langsung bagi para siswa.
Selain pengelolaan sampah, Bank Sampah Siduli Smeksa juga aktif mengadakan berbagai kegiatan kreatif, seperti lomba daur ulang atau pameran hasil karya siswa dari bahan bekas.

3. Bank Sampah UPT SMP Negeri 28 Gresik

Ilustrasi bank sampah. Foto: Pexels
Bank Sampah UPT SMP Negeri 28 Gresik adalah badan usaha milik siswa yang dikelola oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Program ini bertujuan mengurangi timbunan sampah sekolah dengan cara mengelola dan mengolah sampah agar memiliki nilai ekonomi dan manfaat jangka panjang.
Dikutip dari situs resminya, Bank Sampah UPT SMP Negeri 28 Gresik menerapkan sistem pengumpulan sampah terjadwal. Setiap kelas bertanggung jawab mengumpulkan dan mengklasifikasikan sampah yang bisa didaur ulang sebelum disetorkan ke bank sampah sesuai jadwal yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Sampah yang sudah dikumpulkan di bank sampah akan disortir kembali untuk memastikan kualitasnya sebelum disetorkan kepada pengepul.

4. Bank Sampah Sonesu - SMP N 1 Susut

Bank Sampah Sonesu adalah program inovatif dari SMP N 1 Susut, Bali. Mereka mengelola sampah secara modern dan terstruktur. Program ini dirancang untuk mengubah sampah menjadi sumber nilai ekonomi sekaligus menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Berdasarkan informasi dari situs resminya, cara kerja Bank Sampah Sonesu mirip dengan sistem bank penyimpanan uang. Warga sekolah, sebagai nasabah, dapat menyetor sampah ke bank sampah.
Sampah yang diterima akan ditimbang dan dicatat dalam buku rekening oleh petugas. Biasanya, sampah yang terkumpul di bank sampah sering kali dimanfaatkan kembali menjadi berbagai barang bernilai guna, seperti tas, dompet, tempat tisu, dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT

5. Bank Sampah Milenial - SMA N 1 Pulokulon, Grobogan

Bank Sampah Milenial adalah program lingkungan yang diinisiasi oleh kelompok peduli lingkungan SMA N 1 Pulokulon, Grobogan.
Berdasarkan informasi dari situs resminya, mekanisme Bank Sampah Milenial dimulai dengan proses pendaftaran sebagai penyetor sampah. Pendaftar terbuka untuk siswa, guru, dan karyawan sekolah.
Setelah terdaftar, penyetor dapat menyetorkan sampah yang telah dipilah berdasarkan jenisnya. Sampah tersebut kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya. Penyetor akan menerima imbalan dalam bentuk uang.
Sampah yang terkumpul di bank sampah kemudian disalurkan ke tempat pembuatan kerajinan untuk didaur ulang. Selain dijual, sampah anorganik ini dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai guna, seperti bunga plastik, pot bunga, gantungan kunci, dompet, dan banyak lagi.
(NSF)