Konten dari Pengguna

Bagaimana Konsep Asesmen pada Kurikulum Merdeka? Ini Penjelasannya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
7 November 2023 11:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Bagaimana konsep asesmen pada kurikulum merdeka? Asesmen pada kurikulum merdeka dirancang khusus untuk mengukur tingkat pemahaman dan kinerja siswa dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Kurikulum merdeka adalah inovasi dalam pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum ini memberikan kebebasan kepada siswa dalam memilih minat belajar mereka dan mendorong kreativitas guru.
Untuk mengetahui keterampilan dan kemampuan siswa secara menyeluruh, maka dilakukan proses asesmen. Lantas, bagaimana proses asesmen dalam kurikulum merdeka?

Bentuk-Bentuk Asesmen pada Kurikulum Merdeka

Ilustrasi proses pembelajaran siswa dan guru di kelas. Foto: Pexels
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar siswa.
Nantinya, hasil dari asesmen digunakan sebagai bahan refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Mengutip buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), ada dua bentuk asesmen dalam kurikulum merdeka untuk menilai kinerja siswa, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Asesmen Formatif

Asesmen formatif adalah bentuk penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa agar mereka dapat memperbaiki proses belajar.
Biasanya, asesmen formatif dilakukan di awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran, maupun sepanjang pembelajaran berlangsung.
Asesmen formatif membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa, tingkat penguasaan materi, dan unit materi yang belum dikuasai. Asesmen ini mendorong siswa untuk menghargai proses pembelajaran, bukan hanya hasil akhir.

2. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif adalah bentuk penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian siswa secara keseluruhan. Asesmen ini biasanya dilakukan di akhir semester atau akhir tahun ajaran.
Hasil asesmen ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan nilai siswa, memberikan umpan balik, menentukan apakah siswa dapat naik kelas, dan sebagai bukti materi apa saja yang berhasil siswa pelajari selama proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Konsep Asesmen pada Kurikulum Merdeka?

Ilustrasi guru yang sedang menerangkan materi pelajaran kepada siswa. Foto: Pexels
Setelah mengetahui bentuk-bentuk asesmen, selanjutnya Anda perlu memahami proses pelaksanaan asesmen dalam kurikulum merdeka. Asesmen bertujuan untuk mengetahui kebutuhan belajar serta perkembangan dan pencapaian hasil belajar siswa.
Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan tersebut, siswa dan guru perlu memahami bagaimana konsep asesmen pada kurikulum merdeka. Berdasarkan fungsinya, konsep asesmen dalam kurikulum merdeka terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Asesmen Sebagai Proses Pembelajaran (Assessment as Learning)

Asesmen ini bertujuan untuk merefleksi proses pembelajaran dan berfungsi sebagai asesmen formatif. Dalam pelaksanaannya, siswa sebaiknya dilibatkan secara aktif dalam kegiatan asesmen ini.
Siswa diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman merupakan contoh asesmen sebagai proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Jenis asesmen ini memiliki beberapa fungsi, yaitu untuk mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar siswa, sebagai umpan balik memperbaiki proses pembelajaran dan strategi pembelajaran, mendiagnosis daya serap materi, serta memacu perubahan suasana kelas.

2. Asesmen untuk Proses Pembelajaran (Assessment for Learning)

Asesmen ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan dapat dilakukan dalam format penilaian formatif sekaligus penilaian sumatif.
Asesmen untuk proses pembelajaran berfungsi sebagai alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa, merefleksi pembelajaran, serta untuk melihat kekuatan dan kelemahan belajar siswa.

3. Asesmen pada Akhir Proses Pembelajaran (Assessment of Learning)

Asesmen ini dapat dikategorikan sebagai penilaian formatif maupun sumatif. Dalam konteks penilaian sumatif, satuan pendidikan dapat melakukan asesmen sumatif pada akhir semester untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
Asesmen pada akhir proses pembelajaran berfungsi sebagai alat ukur pencapaian hasil belajar siswa secara keseluruhan, menjadi umpan balik untuk merancang atau memperbaiki proses pembelajaran, sekaligus untuk memahami kekuatan dan kelemahan belajar siswa.
ADVERTISEMENT
(SFR)