Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Proses Kedatangan Bangsa Deutro Melayu ke Indonesia?
14 Desember 2020 11:35 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu bagaimana proses kedatangan bangsa Deutro Melayu ke Indonesia? Mereka datang sekitar tahun 500 SM. Tepatnya pada gelombang kedua, setelah bangsa Proto Melayu. Bangsa ini juga berhasil melakukan asimilasi dengan kebudayaan peninggalan sebelumnya yaitu bangsa Proto Melayu.
ADVERTISEMENT
Bangsa Deutro Melayu merupakan bangsa Austronesia yang datang dari Yunan ke Nusantara. Ras dari Deutro Melayu sendiri disebut dengan ras Mongoloid. Mereka datang ke Nusantara menggunakan perahu bercadik dua. Berikut proses kedatangan bangsa Deutro Melayu ke Indonesia hingga meninggalkan kebudayaan prasejarah.
Jalur dan Proses Kedatangan
Sebelumnya, bangsa Deutro Melayu ini berasal dari daerah Indochina atau daerah Vietnam, Kamboja, dan Laos bagian utara. Menurut N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga terkadang mereka ini disebut dengan orang-orang Dongson.
Kedatangan bangsa Deutro Melayu di Indonesia dimulai melalui jalur barat, yaitu Malaya-Sumatera. Mereka berpindah dari Yunan menuju Teluk Tonkin, kemudian bergerak ke arah Vietnam. Selanjutnya mereka menuju Semenanjung Malaka, kemudian berlayar ke Pulau Sumatera. Hingga akhirnya mereka tiba di Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Suku yang termasuk dalam keturunan bangsa Deutro Melayu meliputi suku Jawa, suku Melayu, suku Bugis, suku Aceh, suku Makassar, suku Bali, dan suku Minangkabau.
Peninggalan Kebudayaan
Bangsa Deutro Melayu telah memliki kebudayaan yang lebih tinggi, yaitu kemampuan mengerjakan logam dengan sempurna. Barang-barang hasil kebudayaan mereka semuanya terbuat dari logam. Hasil kebudayaan logam dari bangsa Deutro Melayu di Indonesia berupa kapak corong, nekara, candrasa, dan moko.
Sementara di bidang pengolahan tanah, mereka telah sampai pada upaya irigasi pada lahan pertanian yang berhasil mereka kerjakan. Sebelumnya mereka juga membabat hutan terlebih dahulu untuk dapat membuat lahan pertanian.
Selain itu, mereka juga mengembangkan kebudayaan zaman batu besar atau disebut dengan megalithikum. Bangsa Deutro Melayu meninggalkan dolmen (meja batu), menhir (tugu batu), sarkofagus (keranda mayat), punden berundak, dan kubur batu.
ADVERTISEMENT
(VIO)