Bahaya Terlalu Sering Konsumsi Boba, dari Jerawat sampai Kanker

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
16 Maret 2020 14:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Boba dan Boba Drink. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Boba dan Boba Drink. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Minuman bubble tea atau yang lebih dikenal dengan boba saat ini berhasil mencuri perhatian banyak kalangan. Dari yang muda hingga tua, tak mau ketinggalan untuk mencoba minuman asal Tiongkok tersebut
ADVERTISEMENT
Meski enak dan menyegarkan, mengonsumsi boba terlalu banyak ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Antara lain diabetes dan bisa berujung pada obesitas.
Selain dua hal itu, ada beberapa efek buruk lainnya dari minuman boba yang perlu diketahui.

Diabetes

Minuman boba memiliki kandungan gula yang terbilang tinggi yaitu sekitar 34 gram dalam satu gelasnya. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), semua orang dianjurkan paling baik untuk mengonsumsi 50 gram gula tiap harinya. Sehingga, satu gelas boba sudah mencukupi lebih dari setengah kebutuhan gula per harinya.
Maka jelas berbahaya bagi tubuh jika mengonsumsi boba terlalu banyak. Karena memicu diabetes yang terjadi akibat adanya resistensi insulin, di mana hormon insulin tidak dapat menyerap gula dengan baik.
ADVERTISEMENT

Menimbulkan Jerawat

Salah satu brand minuman boba, Kamu Tea. Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Selain diabetes, kandungan gula dalam minuman boba juga menjadi penyebab utama gangguan keseimbangan hormon. Sehingga hal ini menyebabkan munculnya permasalahan wajah seperti komedo dan jerawat. Maka dari itu, sebaiknya kurangi mengonsumsi boba dan menggantinya dengan air mineral atau jus buah.

Menganggu Sistem Pencernaan

Minuman boba juga diketahui dapat mengganggu sistem pencernaan. Penyebab utamanya berasal dari bola mutiara atau boba itu sendiri.
Sebab, bahan untuk membuat boba yaitu tepung tapioka memiliki tekstur yang kenyal dan lengket. Tekstur tersebut membuat bola boba sulit dicerna oleh tubuh hingga mengakibatkan penumpukan.

Kanker

Pada tahun 2012, sebuah penelitian yang dilakukan di University Hospital Aachen menemukan jejak bifenil aspoliklorinasi atau PCB dalam sampel gelembung tapioka. Sementara tapioka sendiri adalah bahan dasar pembuatan boba.
ADVERTISEMENT
Zat berbahaya yang ditemukan dalam tapioka ini dapat memicu gangguan tubuh. Mulai dari penurunan sistem kekebalan tubuh, reproduksi, saraf, hingga kanker. Untuk itu, ada baiknya batasi konsumsi boba sebelum terlambat.
(Rav)