Bayi Prematur 8 Bulan, Apa Saja Risiko yang Patut Diwaspadai?

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
30 Mei 2022 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bayi prematur 8 bulan. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi prematur 8 bulan. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Masa kehamilan normalnya berlangsung selama 40 minggu. Namun, karena berbagai faktor, ada kalanya bayi terpaksa lahir dalam kondisi prematur, yaitu sebelum mencapai minggu ke-37.
ADVERTISEMENT
Menurut laman Pregnancy Birth & Baby, ada berbagai penyebab kelahiran prematur yang mungkin terjadi. Beberapa di antaranya yaitu masalah dengan serviks, preeklamsia, dan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes.
Bayi dapat lahir prematur sebelum 25 minggu, di minggu ke-32, 34, ataupun ke-36. Semakin dini kelahirannya, semakin besar risiko kesehatan yang akan dialami bayi. Lalu, apa saja risiko yang mungkin terjadi pada bayi prematur 8 bulan? Berikut informasinya.

Kondisi Bayi Prematur 8 Bulan

Ilustrasi bayi prematur. Foto: Unsplash
Berdasarkan informasi dari situs Healthline, bayi yang lahir pada usia 32 minggu atau 8 bulan memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 95%. Peluang untuk tubuh dengan normal dan sehat tanpa komplikasi apa pun juga lebih besar.
Di minggu ke-32, bayi belum mencapai berat badan yang semestinya. Oleh sebab itu, meski tetap bisa berkembang dengan baik, bayi prematur 8 bulan akan lebih kecil dan lebih kurus dibandingkan dengan bayi cukup bulan.
ADVERTISEMENT
Umumnya, berat bayi prematur 8 bulan adalah sekitar 4 pon, panjangnya antara 16-17 inci, dan ukuran lingkar kepalanya sekitar 11-12 inci. Selain itu, beberapa bagian tubuh seperti kuku dan mata juga belum sepenuhnya berkembang.

Risiko Bayi Prematur 8 Bulan

Ilustrasi bayi prematur. Foto: Unsplash
Seperti yang dijelaskan, bayi prematur 8 bulan memiliki peluang yang cukup besar untuk bisa menjalani kehidupan normal. Namun, bukan berarti tidak ada risiko yang harus diwaspadai. Merangkum dari situs Hello Motherhood, berikut beberapa risiko bayi prematur 8 bulan.

1. Masalah Pernapasan

Sistem pernapasan yang belum matang membuat bayi prematur mengalami kesulitan bernapas. Jika paru-paru bayi kekurangan surfaktan (zat yang memungkinkan paru-paru mengembang), ada kemungkinan akan muncul sindrom gangguan pernapasan karena paru-paru tidak dapat mengembang dan berkontraksi secara normal.
ADVERTISEMENT
Bayi prematur juga berisiko mengalami gangguan paru-paru yang disebut displasia bronkopulmoner. Beberapa bayi prematur mungkin juga mengalami apnea, yaitu jeda yang berkepanjangan saat bernapas.

2. Imunitas Rendah

Bayi prematur memiliki sistem kekebalan yang belum matang. Itu sebabnya, imunitas bayi prematur, termasuk bayi prematur 8 bulan, lebih rendah dari bayi normal. Kondisi ini menyebabkan tubuh bayi rentan terhadap infeksi dan virus.

3. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Ilustrasi bayi prematur. Foto: Unsplash
Patent Ductus Arteriosus adalah kelainan pada jantung yang terjadi ketika pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri paru tidak menutup setelah bayi lahir. Dalam beberapa kasus, bayi prematur mungkin akan mengalami kondisi ini.
Mengutip situs Verywellfamily, pembuluh darah dapat menutup dengan sendirinya seiring dengan pertumbuhan bayi. Namun, jika bukaan besar atau pembuluh darah tidak kunjung menutup, kondisi ini berpotensi menyebabkan gagal jantung serta komplikasi lainnya.
ADVERTISEMENT

4. Masalah Metabolisme

Bayi prematur sering mengalami masalah dengan metabolismenya. Beberapa bayi prematur memiliki kadar gula rendah yang tidak normal atau hipoglikemia. Kondisi ini terjadi karena bayi prematur umumnya memiliki simpanan glukosa yang lebih kecil.

5. Kerusakan Otak

Semakin dini kelahiran, semakin besar pula risiko pendarahan di otak yang akan dialami bayi. Kondisi yang dikenal sebagai pendarahan intraventrikular ini sebagian besar berdampak kecil bagi bayi. Namun, pendarahan otak yang lebih besar dapat menyebabkan cedera otak permanen.
(ADS)