Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bentuk Bumi Bulat atau Datar Menurut Islam? Ini Penjelasannya
19 Desember 2022 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Secara eksplisit, Alquran tidak pernah secara jelas menyebutkan bentuk bumi bulat atau datar. Namun, para ulama menafsirkan beberapa ayat dan menyimpulkannya bahwa bentuk bumi itu bulat.
ADVERTISEMENT
Hanya sedikit ulama yang meyakini bahwa bumi itu datar. Biasanya, mereka berasal dari kalangan terdahulu atau yang orang yang masih berpedoman pada ilmu pengetahuan di masa lampau.
Meskipun keyakinan bentuk bumi ini bukanlah merupakan pokok akidah Islam , namun pembahasannya tetap perlu diperhatikan. Sebab, pemahaman yang salah dapat menggiring seseorang ke dalam kesesatan.
Mengutip buku Top 10 Masalah Islam Kontemporer karya Tohir Bawazair (2016), pada dasarnya perdebatan tentang bumi bulat atau datar menurut Islam telah tercantum dalam ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Seperti apa pembahasannya?
Bumi Bulat atau Datar Menurut Islam
Memikirkan bentuk bumi bulat atau datar merupakan bagian dari taddabur alam. Pada momen ini, umat Muslim bisa memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan mengamati fenomena alam yang diciptakan oleh-Nya.
Orang-orang zaman dahulu percaya bahwa bentuk bumi adalah datar dan memiliki batasan tertentu. Namun, anggapan ini dipatahkan oleh firman Allah SWT dalam Surat An-Naziat ayat 30.
ADVERTISEMENT
Pada ayat tersebut, Allah menerangkan bahwa bumi memiliki bentuk bulat lonjong seperti telur (dahahaa). Bentuk ini memungkinkan terjadinya siang karena disinari matahari dan malam karena tidak terkena sinar matahari.
“Dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan slangnya (terang-benderang). Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.” (QS. An-Nazi'at: 29-30)
Pergantian siang dan malam terjadi karena bumi berputar pada porosnya atau berotasi, sehingga daerah yang ada di bumi secara bergantian terkena sinar matahari. Lamanya waktu siang dan malam ini disesuaikan dengan kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi.
Waktu malam dibutuhkan untuk istirahat bagi makhluk yang hidup di bumi, sedangkan waktu siang digunakan untuk bekerja dan menjalani aktivitas. Keduanya saling berhubungan satu sama lain.
Dalam Surat Az-Zumar ayat 5, Allah SWT berfirman: “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan memfokuskan matahari dan bulan, masing-masing berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Fisika Berbasis Alquran karya Ridwan Abdullah (2019), pergeseran waktu siang akan terjadi secara berangsur-angsur sesuai dengan bagian bumi yang terkena matahari. Sementara waktu malam terjadi sebaliknya.
Fenomena tersebut hanya memungkinkan untuk terjadi jika bumi berbentuk bulat. Jika bumi berbentuk datar, maka semua daerah akan serentak mengalami siang ketika matahari berada di atas bumi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa rotasi bumi ini menyebabkan terjadinya beberapa fenomena di permukaan bumi. Salah satunya adalah efek Coriolis yang terjadi ketika arah gerakan benda membelok jika dilihat dari kerangka acuan yang berputar.
(MSD)