Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bentuk Pemerintahan Kamboja, Penduduk, dan Hubungannya dengan Indonesia
3 Januari 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 1 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Mandiri Belajar Tematik SD/MI Kelas 6 Semester 1 oleh Desi Damayanti dkk, Kamboja adalah negara penerus Kekaisaran Khmer. Kekaisaran ini pernah menguasai sebagian besar daratan utama Asia Tenggara pada abad ke-9 sampai ke-23.
Ibu kota negara Kamboja adalah Phnom Penh. Negara ini baru resmi bergabung dengan ASEAN pada 30 April 1999, seperti yang dijelaskan dalam laman Sekertariat Nasional ASEAN – Indonesia.
Seperti apakah bentuk pemerintahan Kamboja? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan artikel di bawah ini selengkapnya.
Bentuk Pemerintahan Kamboja
Menurut Jason Mandryk dalam buku Operation World: Panduan untuk Mendoakan Semua Bangsa di Dunia, bentuk pemerintahan Kamboja adalah kerajaan. Raja di Kamboja adalah kepala negara seumur hidup.
Setelah raja wafat, Komisi Takhta Kerajaan 9 Orang yang terdiri dari perdana menteri, pemimpin kedua faksi Buddhis, ketua dan wakil ketua Senat, serta Majelis Nasional akan memilih raja baru dari keturunan raja.
ADVERTISEMENT
Meski di bawah pimpinan raja, pihak kerajaan tidak memberi pengaruh secara langsung dalam urusan kebijakan politik. Artinya, raja hanya berperan sebagai pemimpin negara, sedangkan kepala pemerintahannya dijalankan oleh perdana menteri . Sistem pemerintahan ini disebut juga sebagai monarki konstitusional.
Penduduk Negara Kamboja
Mengutip buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI oleh Tim Tunas Karya Guru, sebagian besar penduduk Kamboja adalah orang Khmer. Sisanya berasal dari suku pedalaman, Vietnam, Tionghoa, Cham, dan lainnya.
Mayoritas penduduk negara Kamboja bekerja di bidang pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian utamanya adalah beras. Sedangkan dalam bidang perkebunan, petani menghasilkan umbi-umbian, jagung, dan tembakau.
Tak hanya sebagai petani, beberapa penduduk di negara Kamboja juga bekerja di sektor lain, yaitu pertambangan dan perikanan. Hasil utama pertambangan berupa besi, tembaga, emas, dan permata.
ADVERTISEMENT
Hubungan Indonesia dan Kamboja
Menurut laman resmi Embassy of The Republic of Indonesia in Phnom Penh, Kingdom of Cambodia, Indonesia dan Kamboja telah menjalin hubungan sosial-budaya sejak abad ke-9 dan ke-10. Tepatnya saat kepemimpinan Dinasti Syailendra di Kerajaan Mataram, Jawa dan Dinasti Jayawarman II di Kerajaan Angkor, Kamboja.
Salah satu warisan budaya yang kerap dihubungkan antara Indonesia-Kamboja adalah Candi Borobudur, yang selesai dibangun pada awal abad ke-9, dengan Candi Angkor Wat di Kamboja, yang dibangun pada abad ke-12.
Hubungan bilateral di antara kedua negara juga sangat baik di berbagai bidang. Kamboja dalam berbagai hal menempatkan Indonesia sebagai contoh model dalam pembangunan negaranya.
(NDA)