Konten dari Pengguna

Berapa Hari Puasa Nisfu Syaban? Begini Ketentuan dan Bacaan Doanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
15 Maret 2022 11:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 31 Mei 2022 7:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berdoa kepada Allah SWT. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berdoa kepada Allah SWT. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 dari kalender Islam. Pada hari tersebut umat Muslim disunahkan untuk melakukan berbagai amalan termasuk melaksanakan puasa Nisfu Syaban.
ADVERTISEMENT
Melaksanakan puasa pada bulan Syaban adalah hal yang disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Karena pada bulan ini Rasulullah SAW menjalankan puasa sunah lebih banyak dibandingkan dengan bulan-bulan lainya.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diceritakan istri Rasulullah SAW, Aisyah RA bahwa beliau rutin mengerjakan puasa ini.
"Rasulullah SAW sempat puasa beberapa hari hingga kami berpikir dia akan terus melakukannya. Kemudian, Rasulullah SAW tidak puasa selama beberapa hari dan kami mengira dia tidak akan puasa lagi. Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyelesaikan puasa hingga satu bulan kecuali saat Ramadhan, dan aku tidak pernah melihatnya berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban." (HR Abu Daud).
Selain itu, dalam riwayat lain dari Abu Salaham yang mendengar perkataan Aisyah RA, bulan Syaban juga merupakan salah satu bulan terakhir bagi seorang Muslim untuk mengganti utang puasa pada Ramadhan Sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidak bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syaban". (HR. Abu Daud)
Kapan dan berapa hari puasa Nisfu Syaban berdasarkan kalender Islam? Berikut penjelasan selengkapnya.

Berapa Hari Puasa Nisfu Syaban?

Ilustrasi malam Nisfu Syaban. Foto: Pixabay
Dilansir dari buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa karya Dr. Moch. Syarif Hidayatullah dan buku Kumpulan Tanya Jawab Bid’ah dalam Ibadah karya Hammud, puasa sunah Nisfu Syaban merupakan puasa yang dikerjakan di bulan Syaban. Adapun cara mengerjakan puasa ini sama seperti melakukan puasa sunah yang lainnya, hanya berbeda pada niatnya.
Berikut niat puasa Nisfu Syaban:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syaban esok hari karena Allah Ta'ala."
Terkait waktu pelaksanaan Nisfu Syaban, jika mengacu pada kalender Masehi, 15 Syaban akan jatuh pada Jumat, 18 Maret 2022 mendatang. Mengingat perhitungan hari dalam kalender Qomariah dimulai pada malam hari, Nisfu Syaban akan bertepatan dengan Kamis, 17 Maret 2022 malam hari.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi seorang Muslim untuk berpuasa satu hari di pertengahan pertama (lima belas hari pertama) dari bulan Syaban, yakni pada tanggal 18 Maret 2022. Namun, tidak diperbolehkan berpuasa pada 15 hari terakhir bulan Syaban.

Menghidupkan Malam Nisfu Syaban

Selain berpuasa pada siang hari Nisfu Syaban, seorang Muslim juga dianjurkan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban. Sebagaimana dijelaskan dalam buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah, bahwa Al-Ashbihani meriwayatkan dalam kitabnya “At-Targhib” dari Mua’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Barangsiapa menghidupkan lima malam ini maka diwajibkan baginya untuk masuk Surga: malam Tarwiyah, malah Arafah, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, serta malam Nisfu Sya’ban.” (HR. Al-Ashbihani dalam kitab At-Targhib)
Ilustrasi berdoa. Foto: Pixabay
Salah satu untuk cara menghidupkan malam Nisfu Syaban yaitu dengan memperbanyak doa. Adapun doa malam Nisfu Syaban adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut.
Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku. Catatlah aku disisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata sementara perkataan-Mu adalah benar di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’ Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.”
ADVERTISEMENT
(IMR)