Bidah: Pengertian, Jenis-jenis, dan Contohnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
30 Juni 2021 14:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bidah. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bidah. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bidah adalah apa yang diada-adakan dalam agama dan lainnya. Jadi, setiap hal yang diada-adakan dalam urusan dunia maupun agama tanpa ada contoh sebelumnya adalah bidah.
ADVERTISEMENT
Pengertian bidah yang lain disampaikan oleh Penyusun kamus al-Qaamuus, “Bidah adalah membuat hal baru dalam agama setelah sempurnanya agama. Atau, sesuatu yang diada-adakan setelah Nabi SAW, baik berasal dari hawa nafsu maupun amal perbuatan.”
Mengutip buku Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali oleh M. Abdul Mujieb dkk, bidah juga dapat diartikan dengan suatu praktik atau cara baru dalam agama yang belum pernah dilakukan, baik oleh Rasulullah SAW maupun oleh para sahabat. Bidah merupakan hukum syariat dalam ibadah secara berlebihan yang tidak ada dasar nash-nya, baik di dalam Al Quran maupun hadits.
Meski termasuk perbuatan yang dilarang agama, hukum bidah berbeda-beda, ada yang haram, makruh, sunnah, wajib, dan mubah. Hukum bidah tersebut bergantung pada jenis bidah yang dilakukan. Apa saja jenis-jenis bidah dan contohnya? Simak informasi selengkapnya berikut.
ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Bidah

Menurut Umar r.a, bidah terbagi menjadi dua macam, yaitu bidah hasanah (bidah baik) dan bidah sayyiah (bidah buruk).
1. Bidah Hasanah
Ilustrasi bidah hasanah. Foto: Pixabay
Bidah hasanah adalah bidah yang tidak menyimpan dari nash, artinya masih sejalan dengan Al Quran, hadits, ijma’, dan qiyas. Di dalamnya ada nilai ketaatan terhadap Allah SWT yang dapat memperbaiki amal ibadah umat Muslim.
Contoh bidah hasanah adalah menambah jumlah rakaat sholat tarawih. Seperti yang diketahui, sholat tarawih dilaksanakan dengan jumlah rakaat yang berbeda-beda. Ada yang mengerjakannya sebanyak 8 rakaat maupun 20 rakaat.
Meskipun Rasulullah mengerjakan sholat tarawih 8 rakaat, Umar bin Kaab mengatakan pada masa Umar r.a, sholat tarawih umumnya dilakukan sebanyak 20 rakaat. Selain itu, pada zaman ini sholat tarawih dilakukan secara berjamaah.
ADVERTISEMENT
Sebelummya, tidak ada aturan mengenai tata cara sholat tarawih, apakah dilakukan sendiri atau berjamaah. Diriwayatkan dari Umar bin Khattab, beliau berkata tentang sholat tarawih yang mana ia berijtihad untuk melaksanakannya di Masjid Nabawi dan menugaskan Ubay bin Ka’b untuk menjadi imam.
Kemudian, al-Faruk r.a mengumpulkan orang-orang tersebut dalam satu qari’ dan satu imam. Saat melihat kesatuan jamaah yang padu dan barisan yang rapat di belakang seorang imam, Umar berkata, “Ini adalah sebaik-baik bid’ah.”
2. Bidah Sayyiah
Jika bidah hasanah adalah bidah yang baik, bidah sayyiah adalah kebalikannya. Bidah sayiah merupakan bidah yang menyimpang dari nash atau dalil-dalil syariat Islam. Bidah inilah yang termasuk dalam sabda Rasulullah SAW, “Setiap bidah adalah sesat.”
ADVERTISEMENT
Bidah ini yang akan merusak agama akibat perbuatan menambah atau mengurangi dasar hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Misalnya mengikuti aliran-aliran sesat yang menyimpang dari syariat agama, terutama terkait aqidah, seperti membolehkan sholat dengan bahasa Indonesia, menyatakan Allah punya tangan, kaki, dan dapat berjalan atau duduk.
(ADS)