Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Biografi Mustafa Kemal Ataturk, Presiden Turki yang Akan Jadi Nama Jalan
19 Oktober 2021 10:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Mustafa Kemal Ataturk dikabarkan akan terpampang di salah satu ruas jalan di Jakarta. Ini merupakan bentuk kerja sama antara Indonesia dan Turki usai nama Soekarno ditetapkan menjadi nama jalan di sana.
ADVERTISEMENT
“Jadi memang ada keinginan dari kita dan dari Pemerintah Turki agar nama dari kita yang ada di Turki dan juga nama tokoh Turki di kita,” ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria kepada wartawan, dikutip dari live instagram @arizapatria, Minggu (17/10).
Ternyata, kerja sama pertukaran nama jalan tersebut menimbulkan polemik. Mengutip kumparanNEWS, sejumlah tokoh menentang rencana barter nama jalan itu lantaran Mustafa Kemal Ataturk merupakan tokoh sekuler yang bertentangan dengan ideologi Indonesia.
“Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang tokoh yang sudah mengacak-acak ajaran Islam. Banyak sekali hal-hal yang dia lakukan yang bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunah,” ujar Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, dalam keterangannya, Senin (18/10).
ADVERTISEMENT
Mustafa Kemal Ataturk dijuluki sebagai Father of the Turks. Ia adalah presiden pertama Republik Turki yang memegang erat ideologi sekularis dan nasionalis.
Untuk mengenalnya lebih jauh, simak biografi Mustafa Kemal Ataturk di bawah ini.
Biografi Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal Ataturk lahir pada 12 Maret 1881 di Selonika yang sekarang dinamakan Thessaloniki, Yunani. Mengutip buku Heroes of Freedom and Humanity tulisan Tim Narasi, ia merupakan putra dari Zubeyde Hanim dan Riza Effendi, seorang pegawai rendahan di pemerintahan Ottoman.
Mustafa Kemal Ataturk merupakan enam bersaudara, empat dari lima saudara kandungnya meninggal di usia muda. Makbule menjadi satu-satunya saudari yang bertahan hidup hingga 1956.
Ketika menginjak usia 12 tahun, Ataturk menempuh pendidikan militer di Selanik dan Manastir. Kedua sekolahnya adalah pusat nasionalisme Yunani yang anti-Turki. Selanjutnya, ia bergabung ke akademisi militer di Manastir pada 1895.
ADVERTISEMENT
Usai lulus, dirinya berhasil meraih pangkat letnan dan bekerja di Damaskus. Ia pun bergabung dengan kelompok rahasia kecil, Vatan ve Hurriyet. Mustafa Kemal Ataturk juga aktif sebagai penentang Kesultanan Utsmaniyah.
Pada 1911, Mustafa Kemal Ataturk berhasil menjadi tokoh militer senior. Kemudian usai Perang Dunia I, dirinya diangkat menjadi panglima dari semua pasukan yang ada di Turki Selatan.
Selanjutnya, Kesultanan Utsmaniyah dihapuskan secara resmi pada 1921. Dua tahun kemudian, Mustafa Kemal Ataturk diangkat menjadi presiden.
Ataturk melihat rakyatnya tidak semaju negara Eropa dan terlalu fokus pada hukum adat serta agama. Alhasil, dirinya mulai menekankan modernisasi dan sekularisasi di Turki.
Ataturk menghapus poligami, pengadilan agama, melarang penggunaan topi fez hingga pakaian agamis di luar tempat ibadah. Perubahan terbesar yang dilakukan olehnya adalah menggantikan penulisan alfabet Arab menjadi Latin pada 1928.
ADVERTISEMENT
Pada 1925, perlawanan terhadap modernisasi Ataturk mulai dilakukan oleh sejumlah politikus dan rakyat. Namun, perjuangan tersebut hanya berlangsung selama dua bulan. Pemimpin perlawanan, Syekh Sahid pun dihukum gantung.
Pada masa pemerintahannya, Ataturk juga memperkenalkan ideologi penting, yaitu Kemalisme atau yang dikenal dengan Enam Panah. Ideologi tersebut terdiri dari republikanisme atau pembentukan republik, nasionalisme, populisme, etatisme, sekularisme, dan revolusi.
Pada 10 November 1938, Mustafa Kemal Ataturk meninggal dunia usai didiagnosis menderita sirosis hati. Kepergian Ataturk menyisakan kesedihan sekaligus kebanggaan tersendiri di Turki.
Masa kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk dilanjutkan oleh Ismet Inonu. Ismet terus memperkuat kultus individu Ataturk secara anumerta, sehingga nama dan wajah Ataturk terus terpampang di berbagai tempat meski dirinya telah tiada.
ADVERTISEMENT
(GTT)