Biografi Nabi Muhammad SAW Lengkap, dari Kelahiran hingga Wafat

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
27 Januari 2021 11:29 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi biografi Nabi Muhammad Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biografi Nabi Muhammad Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nabi Muhammad SAW merupakan manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyebarkan agama Islam. Beliau adalah manusia yang istimewa, hingga kedatangannya sebagai rasul terakhir telah disebut dalam kitab suci terdahulu, yakni Taurat dan Injil.
ADVERTISEMENT
Dalam kitab Injil Yohanes XIV:15-16, Nabi Isa AS berkata: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.”
Melansir buku Membaca Sirah Nabi Muhammad dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadits-hadits Shahih karya Quraish Shihab, teks tersebut berisi tentang kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam bahasa Yunani dan Suryani, kata “Penolong” dalam ayat tersebut adalah parakletos. Kata tersebut bermakna ‘yang terpuji’. Kata tersebut dalam bahasa Arab dapat dipadankan dengan kata Muhammad atau Ahmad, yang artinya orang yang terpuji.
Sebagai umat Muslim yang taat, sudah sepatutnya kita mengenal Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah biografi Nabi Muhammad dari kelahiran hingga wafat.
ADVERTISEMENT

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Mekah, kota kelahiran Rasulullah SAW. Foto: Pixabay
Nabi Muhammad SAW lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah di Makkah. Beliau merupakan putera dari Abdullah bin 'Abdul Muthalib yang berprofesi sebagai pedagang, sedangkan ibunya bernama Aminah binti Wahb.
Dari garis keturunan sang ayah, beliau merupakan keturunan Bani Hasyim, pihak yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Kakbah. Silsilah sang Nabi juga sampai pada Nabi Ibrahim AS.
Rasulullah terlahir sebagai anak yatim. Sebab, sang ayah meninggal dua bulan sebelum kelahirannya saat sedang melakukan perjalanan dagang. Ketika masih kanak-kanak, sang ibu wafat karena sakit. Beliau akhirnya diasuh oleh sang kakek, Abdul Muthalib.
Setelah dua tahun dibesarkan, giliran kakeknya yang menyusul wafat karena usia renta, sehingga Nabi Muhammad kemudian dirawat oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak belia, beliau menggembala kambing, kemudian mengikuti jejak sang paman sebagai pedagang.
ADVERTISEMENT

Memiliki Gelar Al Amin

Jauh sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad telah menunjukkan kualitasnya sebagai manusia berakhlak mulia. Para penduduk Makkah menyematkan gelar Al Amin atau orang yang dapat dipercaya atas kepribadiannya.
Dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Ali Hasan, Nabi Muhammad digambarkan sangat baik dan jujur. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya sesuai dengan kualitas yang diminta pelanggan.

Wahyu Pertama Nabi Muhammad

Gua hira. Foto: mecca.net
Pada suatu hari, Rasulullah SAW bermimpi Malaikat Jibril datang menemuinya. Beliau kemudian menyendiri di Gua Hira untuk merenung.
Saat itulah Jibril datang menyampaikan wahyu Allah untuk Nabi Muhammad SAW. Wahyu tersebut tertera dalam surah Al-Alaq ayat 1-4 yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ◌ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ◌ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ◌ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
ADVERTISEMENT
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang mengajar (manusia) dengan merantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq, ayat 1-4).
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 17 ramadhan 611 M. Kala itu usia Nabi Muhammad genap 40 tahun 6 bulan 12 hari. Sejak saat itu, beliau mengemban misi untuk membawa kabar gembira (bashiran) dan peringatan (nadhiran) kepada umat manusia.

Dakwah Nabi Muhammad SAW

Substansi ajaran yang disampaikannya Nabi Muhammad SAW sangat bertentangan dengan yang selama ini dianut oleh masyarakatnya. Di kota Makkah memang ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk agama Kristen dan Yahudi. Namun secara umum bangsa Arab saat itu tidak memiliki agama tertentu kecuali penyembah berhala.
ADVERTISEMENT
Beliau paham betul dengan tantangan yang dihadapinya. Oleh sebab itu pada mulanya Nabi Muhammad melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan teman-teman dekatnya.
Adapun para pengikut pertamanya yakni istrinya Khadijah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah.
Seiring berjalannya waktu, pengikut Nabi makin bertambah jumlahnya. Akhirnya setelah tiga tahun, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah secara terbuka. Sasaran dakwahnya kini bukan hanya kerabat dekatnya saja, tetapi masyarakat secara umum.
Perintah tersebut ada di dalam Alquran surah Al-Hajr, yakni:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-Hajr: 94).

Panglima Perang yang Bersahaja

Ilustrasi Perang Badar. Foto: Islam Knowledge Library
Perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam menghadapi banyak penolakan sampai terjadinya peperangan. Dalam setiap peperangan, beliau selalu tampil sebagai panglima yang perkasa namun bersahaja. Ini karena Rasulullah selalu memegang teguh apa yang diperintahkan Allah kepadanya.
ADVERTISEMENT
Seperti disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 190, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Perang Badar merupakan salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah. Dikutip dari Muhammad Zulfahnur Hilmi Rahmadani dalam Pengaruh Perang Badar Terhadap Eksistensi Kaum Muslim Di Madinah (2 H / 624 M), setelah kemenangan umat Islam di Perang Badar, posisi Rasulullah semakin diperhitungkan dan sangat dihormati.
Selain itu, ghanimah (harta rampasan perang) yang didapatkan juga sangat membantu sistem perekonomian kaum Muslim di Madinah. Dengan berkembangnya stabilitas politik dan ekonomi, dakwah Rasulullah untuk menyebarkan agama Islam pun makin mudah dilaksanakan.
ADVERTISEMENT

Wafatnya Nabi Muhammad

Jemaah berziarah di makam Nabi Muhammad SAW. Foto: wmn.gov.sa
Pada 29 Shafar tahun 11 Hijriah, Nabi Muhammad SAW mengalami sakit parah. Mengetahui ajalnya semakin dekat, beliau berwasiat kepada para sahabat untuk bertakwa kepada Allah SWT.
Rasulullah bersabda, “Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT karena aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini.”
Nabi Muhammad adalah manusia yang mulia, hingga malaikat maut tidak kuasa untuk mencabut nyawanya. “Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan. Jika tidak, saya akan pulang.”
Rasulullah tetap memilih untuk bertemu dengan Penciptanya. Pada akhirnya Nabi Muhammad wafat di usia 63 tahun pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 11 H atau 8 Juni 632 M.
ADVERTISEMENT
(ERA)