Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Biografi Sayuti Melik, Tokoh yang Berjasa dalam Penyusunan Teks Proklamasi
4 Agustus 2021 17:38 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 20 Mei 2024 16:46 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sayuti Melik adalah salah satu tokoh penting yang terlibat langsung dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia . Namanya tercatat dalam sejarah sebagai tokoh yang mengetik teks proklamasi.
ADVERTISEMENT
Teks proklamasi diketik Sayuti Melik setelah konsepnya selesai disusun oleh Soekarno, Mohammad Hatta, dan Achmad Soebardjo. Naskah diketik sesuai dengan tulisan tangan Soekarno, disertai perubahan-perubahan yang telah disetujui bersama.
Seperti apa kisah perjalanan Sayuti Melik sebagai saksi kemerdekaan Indonesia? Untuk mengetahuinya, simak biografi Sayuti Melik berikut ini.
Biografi Sayuti Melik
Pria bernama lengkap Mohamad Ibnu Sayuti ini lahir di Sleman, Yogyakarta, 25 November 1908. Ia merupakan putra dari pasangan bernama Abdul Muin alias Partoprawito dan Sumilah.
Sayuti Melik memulai pendidikannya di Sekolah Ongko Loro, Desa Srowolan. Mengutip buku Encyclopedia Jakarta, ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru di Solo.
Namun selang beberapa waktu, Sayuti Melik ditangkap pihak Belanda karena dicurigai tergabung dalam kegiatan politik. Hingga akhirnya Sayuti memutuskan untuk melanjutkan pembelajaran secara mandiri tanpa guru ataupun sekolah formal.
Peran Sayuti Melik untuk Kemerdekaan Indonesia
Seperti yang diketahui, Sayuti Melik adalah saksi hidup kemerdekaan Indonesia. Dirinya dipercaya oleh Soekarno untuk mengetik naskah proklamasi yang akan dibacakan pada 17 Agustus 1945.
ADVERTISEMENT
Kronologis penyusunan naskah proklamasi dimulai ketika Soekarno mendapat kabar kekalahan Jepang dari tentara Sekutu. Soekarno-Hatta kemudian memutuskan untuk menyusun rencana kemerdekaan bagi Indonesia.
Lokasi penyusunan naskah proklamasi adalah di rumah Laksamana Maeda. Penyusunannya dilakukan oleh Soekarno, Mohammad Hatta, Achmad Soebardjo, dan disaksikan oleh B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik.
Mengutip buku Proklamasi karya Bimo Sakti, konsep proklamasi ditulis oleh Soekarno, sedangkan Hatta dan Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Setelah naskah selesai dibuat, teks proklamasi dibawa ke ruang muka tempat anggota PPKI. Atas usul Sukarni, naskah kemudian ditandatangani Soekarno-Hatta dengan mengatasnamakan bangsa Indonesia.
Soekarno kemudian memerintahkan Sayuti Melik untuk mengetik naskah itu sesuai dengan tulisan tangannya, disertai dengan perubahan-perubahan yang telah disetujui. Rapat ditutup dengan keputusan bahwa proklamasi akan dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumah Ir. Soekarno, Pegangsaan Timur.
Setelah Kemerdekaan Indonesia
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1946, Sayuti Melik ditangkap Pemerintah karena dianggap memiliki hubungan dekat dengan 'Persatuan Perjuangan'. Sayuti dianggap bersekongkol dan ikut terlibat dalam Peristiwa 3 Juli 1946.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelah itu, Sayuti kemudian dinyatakan tidak bersalah oleh Makhamah tentara. Sayangnya, ia harus kembali ditangkap oleh Belanda saat Agresi Militer Belanda II dan dipenjara di Ambarawa. Ia kemudian dibebaskan setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) yang dihelat di Belanda.
Usai kebebasannya, Sayuti Melik terjun ke dunia politik. Ia menempati beberapa jabatan seperti anggota MPRS, DPR-GR, dan lain-lain. Selain itu, ia juga terjun dalam bidang jurnalistik.
Ia pernah melakukan kunjungan kerja sebagai wartawan ke Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Serikat, Australia dan negara lainnya. Pada 23 Desember 1982, Sayuti Melik mendapat penghargaan Satya Penegak Pers dari PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat.
(MSD)