Konten dari Pengguna

Bolehkah Kita Berburuk Sangka kepada Orang Lain? Begini Hukumnya dalam Islam

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
11 Maret 2022 11:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berburuk sangka kepada orang lain. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berburuk sangka kepada orang lain. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Sebagai insan yang tak luput dari kesalahan, hampir setiap manusia pasti pernah berburuk sangka kepada orang lain. Apalagi, menilai kedalaman dan ketulusan hati seseorang itu bukanlah perkara mudah.
ADVERTISEMENT
Banyak orang yang menilai orang lain hanya dari luarnya saja. Seseorang yang terlihat baik dan sopan akan dianggap baik, sedangkan seseorang berpenampilan bak preman yang tubuhnya dipenuhi tato dinilai menyeramkan dan bisa berbuat jahat.
Inilah stigma yang banyak terjadi di masyarakat saat ini. Padahal, bisa jadi yang terjadi adalah sebaliknya. Itu semua tak lepas dari prasangka yang dimiliki manusia.
Pertanyaannya, bolehkah kita berburuk sangka kepada orang lain? Islam memiliki pandangan sendiri mengenai hal ini. Berikut ulasan selengkapnya.

Bolehkah Kita Berburuk Sangka kepada Orang Lain?

Ilustrasi suudzon. Foto: Unsplash
Dalam Islam, berburuk sangka disebut dengan suudzon. Mengutip buku Bahaya Suudzon di Tahun Politik 2019 tulisan Dr. H. Muhammad Idris Patarai, suudzon terdiri dari dua kata, yaitu as-suu’u yang berarti sesuatu yang buruk, dan adz-dzonn artinya ragu.
ADVERTISEMENT
Para ulama menilai suudzon adalah awal dari penyakit hati. Sebab, sifat suudzon berarti menafsirkan sesuatu dengan pandangan negatif. Artinya, suudzon bukan sekadar prasangka buruk, melainkan perilaku mencari-cari keburukan dan kesalahan orang lain.
Penyebab suudzon sendiri bermacam-macam, bisa karena tidak adanya pengetahuan dan tidak adanya kesadaran, bisa pula karena tidak mendapatkan hidayah.
Suudzon tidak melulu dilakukan kepada sesama manusia, tetapi bisa juga kepada Allah SWT dan Rasul. Misalnya, seseorang selalu berdoa agar Allah memudahkan jodohnya. Namun, setelah satu tahun berdoa, Allah tak kunjung mengabulkannya. Ia pun akhirnya berpikir Allah sudah tidak peduli lagi dengannya.
Berdasarkan penjabaran di atas, sudah jelas bahwa suudzon merupakan perbuatan yang dilarang dalam Islam. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al Hujurat ayat 12:
ADVERTISEMENT
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ
Yaaa ayyuhal laziina aamanuj tanibuu kasiiram minaz zanni inna ba'daz zanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dukum ba'daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Rahiim.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
ADVERTISEMENT
Pada ayat lain, Allah berfirman, “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Yunus: 13)

Cara Menghindari Suudzon

Ilustrasi cara menghindari suudzon. Foto: Pixabay
Cara menghindari suudzon adalah selalu bersikap husnuzan (berbaik sangka) kepada siapa pun, termasuk orang yang dikenal. Selain itu, umat Muslim juga harus memiliki sifat husnuzan kepada Allah ketika mengalami berbagai keadaan, baik ataupun buruk.
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas X tulisan Bachrul Ilmy, berikut cara menghindari suudzon dengan membiasakan diri bersikap husnuzan:
1. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT
Orang yang memiliki keimanan kuat kepada Allah akan memiliki sifat husnuzan. Karena itu, setiap Muslim harus meningkatkan keimanan dan ketakwaannya. Dengan begitu, dirinya akan selalu sadar akan kehadiran Allah SWT.
ADVERTISEMENT
2. Meningkatkan hubungan silaturahmi
Silaturahmi artinya menyambung kasih sayang. Dengan silaturahmi, segara prasangka buruk atau persepsi negatif terhadap orang lain akan sirna. Selain itu, silaturahmi juga bisa akan menunjukkan suatu kebenaran yang berhubungan dengan orang lain.
3. Meningkatkan kualitas ilmu
Seseorang yang kualitas ilmunya tinggi hanya takut kepada Allah dan kemurkaan-Nya. Alih-alih mencari dan memedulikan kesalahan orang lain, ia akan selalu sibuk mencari kesalahan dirinya sendiri. Dengan demikian, kemungkinannya memiliki sikap suudzon sangat kecil.
(ADS)