Konten dari Pengguna

Bunga Edelweis: Filosofi dan Mitos Jika Memetiknya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
16 September 2020 12:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bunga edelweis. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Bunga edelweis. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Publik digegerkan oleh video seorang pendaki wanita yang memetik bunga edelweis di kawasan Gunung Lawu. Video ini beredar di media sosial dan menjadi perbincangan, khususnya karena edelweis merupakan flora yang dilindungi negara.
ADVERTISEMENT
Dalam video tersebut, seorang pendaki lainnya berusaha mengingatkan bahwa memetik bunga edelweis merupakan tindakan yang dilarang dan telah tercantum dalam undang-undang. Namun, perempuan tersebut tidak mengindahkan peringatan tersebut.
Padahal larangan memetik bunga Edelweis jelas tercatat dalam UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem. Pada pasal 40 ayat 2, dijelaskan bahwa seseorang yang melanggar akan terancam pidana 10 tahun penjara dan denda hingga Rp200 juta.
Untuk memahami mengapa bunga edelweis banyak diburu, berikut adalah fakta-fakta bunga edelweiss, termasuk filosofi dan mitos jika memetiknya.

Terancam Punah

Hamparan bunga edelweis. (Foto: Wikimedia Commons)
Bunga edelweis merupakan jenis tanaman yang tumbuh di pegunungan dengan ketinggian kira-kira 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Edelweis di Indonesia tumbuh setelah musim hujan berakhir, yakni sekitar April hingga September.
ADVERTISEMENT
Nama Edelweiss sendiri adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa Jerman, yaitu edel yang berarti mulia atau agung dan weiss yang berarti putih. Memang begitulah rupa edelweis yang daun dan bunganya ditutupi bulu-bulu putih seperti wol.
Edelweiss dijuluki sebagai bunga abadi. Sebab, jenis tanaman ini mengandung hormon etilen yang membuat bunganya tidak bisa gugur. Edelweis bahkan dapat bertahan hingga 10 tahun atau lebih.
Ironisnya si bunga abadi ini terancam mengalami kepunahan. Populasi bunga edelweis yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) misalnya, terus menyusut karena selalu dicari oleh warga dan pengunjung untuk dijadikan cinderamata.

Filosofi dan Mitos Bunga Edelweis

Padang Edelweis di Gunung Sindoro (Foto: Muhammad Naufal/kumparan)
Daya tarik bunga edelweis tidak haya terletak pada bentuknya yang unik dan cantik, namun juga filosofi yang melekat padanya. Edelweis merupakan lambang cinta yang abadi.
ADVERTISEMENT
Ini terkait dengan masa hidup bunga edelweiss yang lama, bahkan setelah dicabut dari batangnya. Terdapat mitos apabila seseorang memberikan bunga ini kepada orang yang dicintai, hubungan akan langgeng.
Terlebih, untuk mendapatkan bunga edelweis, seseorang harus mendaki gunung, aktivtas yang memerlukan perjuangan. Pengorbanan inilah yang membuat edelweis juga menjadi simbol cinta sejati.
Ada juga yang menganggap edelweis merupakan gambaran perjuangan hidup. Sebab, edelweis tumbuh di tanah yang tandus dan gersang. Namun, tanaman tetap dapat bertahan dan mekar dengan cantiknya.
(ERA)