Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Cara Berpikir Diakronik: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
4 Agustus 2022 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mata pelajaran sejarah mengajarkan untuk menerapkan cara berpikir diakronik. Adanya konsep diakronik ini akan membuat sejarah memberikan gambaran yang utuh, tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, diakronik adalah metode atau cara berpikir yang dibutuhkan dalam memahami ilmu sejarah. Tidak hanya diakronik, mengkaji sejarah juga dibutuhkan pemahaman tentang cara berpikir sinkronik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sinkronik adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Lantas, bagaimana dengan diakronik? Aspek apa saja yang kira-kira membedakan cara berpikir diakronik dengan sinkronik? Simak informasinya pada artikel berikut ini.
Pengertian Diakronik
Menyadur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diakronik adalah berkenaan dengan pendekatan terhadap bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu; bersifat historis.
Sementara itu, menurut bahasa Yunani, diakronik berasal dari kata 'dia' dan 'khronos'. 'Dia' memiliki memiliki arti melintas atau melewati, sedangkan 'khronos' adalah perjalanan waktu.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, diakronis sendiri dapat diartikan sebagai sebuah peristiwa memanjang dalam waktu , tetapi terbatas dalam ruang lingkup.
Menyadur buku Hafal Mahir Materi Sejarah SMA/MA Kelas 11, 12, dan 13 karangan Santi Sari Dewi, M. Pd., sejarah mengajarkan cara berpikir diakronik yang artinya, berpikir runut, teratur, dan berkesinambungan.
Oleh karena itu, diakronik sendiri menjadi landasan untuk seseorang mempelajari peristiwa sejarah dalam mengurutkan waktu yang teratur dan melalui proses kausalitas (sebab-akibat) dan saling berpengaruh satu sama lainnya.
Para ahli sendiri menggunakan ilmu diakronik sebagai pendekatan ketika berbicara atau mengalisis suatu hal yang memang berkaitan dengan sejarah.
Ciri-Ciri Cara Berpikir Diakronik
Sebagaimana yang sudah dijelaskan, pendekatan diakronik memungkinan seseorang untuk berpikir secara berkesinambungan. Untuk menerapkan cara berpikir ini, ada baiknya memahami terlebih dahulu ciri-ciri dari diakronik, berikut informasinya:
ADVERTISEMENT
Unsur-Unsur dalam Konsep Cara Berpikir Diakronik
Tidak hanya memperhatikan ciri-ciri, unsur-unsur dalam menerapkan konsep diakronik juga harus diperlukan. Menyadur dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, berikut dua unsur yang dibutuhkan dalam menerapkan cara berpikir diakronik, yaitu:
Unsur periodisasi
Ini adalah unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara runtut atau urut dari berbagai peristiwa tertentu pada masa lalu. Contohnya, periode zaman praaksara ke aksara, zaman orde lama ke orde baru, dan lain sebagainya.
Unsur kronologis
Ini merupakan unsur yang menganalisis suatu peristiwa sejarah yang berlangsung secara teratur dari segi proses dan waktu terjadinya peristiwa. Contohnya, kronologis pertempuran Surabaya.
ADVERTISEMENT
(JA)