Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Cara Membuat Puisi dengan Teknik Akrostik
7 Juli 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:59 WIB
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Ratih Mihardja dalam Buku Pintar Sastra Indonesia, puisi adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya, untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Dinyatakan sebagai seni menulis karena penyair menggunakan rima dan ritma untuk menuangkan ide dalam larik-larik puisi yang menuntut munculnya persamaan bunyi di awal, di tengah maupun di akhir. Hal itu yang menimbulkan keindahan ketika puisi itu didengar atau dibaca penikmat puisi.
Nilai-nilai estetika yang muncul dalam puisi adalah suatu keharusan yang hadir dalam untaian kata. Selain itu, pemilihan diksi, gaya bahasa, dan kata kongkrit juga membuat puisi lebih indah untuk dinikmati. Penjelasan ini dikutip dari buku Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan oleh Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
ADVERTISEMENT
Sebelum membuat puisi, ada baiknya untuk memahami struktur-strukturnya terlebih dahulu. Ada lima struktur puisi struktur puisi yang perlu dipahami, yakni tipografi, diksi, imaji, kata kongkret, dan bahasa figuratif.
Tipografi (perwajahan puisi)
Tipografi merupakan tata wajah dari sebuah puisi. Tipografi menjadi pembeda antara puisi, prosa, dan drama. Puisi ditulis dalam bentuk larik, bukan paragraf. Puisi dibuat dengan tingkat estetika yang tinggi dengan segala keindahan fisiknya.
Diksi
Diksi adalah pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang menghemat kata dalam mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji
Imaji adalah kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (taktil). Fungsi imaji itu sendiri dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Kata kongkret
ADVERTISEMENT
Kata kongkret adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra kemungkinan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misalnya, kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll.
Bahasa Figuratif
Bahasa Figuratif adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif membuat puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Dalam konteks sastra, bahasa figuratif juga disebut majas. Adapun jenis majas antara lain, metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, eufemisme, dan lain lain.
Cara membuat puisi dengan teknik Akrostik
Teknik akrostik merupakan teknik membuat puisi yang sederhana dan sistematis. Dikutip dari buku Puisi Akrostik oleh Eka Maharani Putri, teknik Akrostik adalah teknik membuat puisi dengan menggunakan nama kunci atau ungkapan yang dituis secara vertikal dan setiap baris puisi, dimulai dengan huruf awal dari nama kunci atau ungkapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Setidaknya terdapat enam jenis puisi akrostik:
ADVERTISEMENT
Contoh Puisi Akrostik
Berikut adalah contoh puisi akrostik yang dikutip dari buku Kumpulan Puisi Akrostik oleh member Group Penulis Indonesia.
IKHA
oleh Mar'atus Sholihah
Indurasmi yang menyinari sang buana
Kama dalam harsa dan gelabah
Hanya dalam malam sinarnya terpancar hingga ufuk,
Afsun di antara galaksi
NIDA
oleh Annida Salma Nabila
Netra kasih selegam malam
Ialah kau tatkala mentari terbenam
Dan akan ku jaga dari gelap yang mencekam,
Abadi yang mendekap dalam-dalam
(ULY)