Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Cara Membuat Teks Editorial dalam Surat Kabar dan Majalah
2 Desember 2022 15:53 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Opini atau pandangan redaksi biasanya disertai dengan tanggapan yang dapat berupa pujian, kritikan, sindiran, atau saran. Mengutip Explore Bahasa Indonesia Jilid 3 untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII karangan Imam Taufik, dkk., teks editorial hanya dapat ditulis dan diterbitkan oleh redaksi sebuah media terhadap isu aktual di masyarakat.
Adapun tujuan dan manfaat teks editorial adalah mengajak pembaca untuk ikut berpikir serta memberikan pandangan terhadap isu aktual dibicarakan masyarakat.
Isu aktual tersebut dapat berupa masalah sosial, ekonomi, maupun politik. Contoh isu yang dibahas misalnya tentang calon presiden dan wakil presiden yang akan maju pada Pilpres tahun 2024.
Pada teks editorial, Anda juga akan menemukan solusi yang diusulkan oleh redaksi terhadap permasalahan atau isu yang sedang dibicarakan masyarakat saat itu. Di dalamnya terdapat pula kesimpulan atas isu yang dibahas dalam teks editorial yang dibaca atau didengar.
ADVERTISEMENT
Fungsi Teks Editorial
Masih dari sumber yang sama, berikut beberapa fungsi dari teks editorial yang dapat dipahami:
Cara Membuat Teks Editorial
Dihimpun dari laman The State University of New York Geneseo, ada beberapa langkah membuat teks editorial yang dapat Anda coba.
1. Pilih topik penting yang Hendak Diangkat (Selecting)
Pemilihan isu atau topik perlu dipertimbangkan oleh redaktur media. Pertimbangan ini akan membedakan penyajian isu di setiap media.
2. Kumpulkan Argumentasi Pendukung untuk Memperkuat Opini yang Hendak Disampaikan (Collecting)
Argumentasi pendukung berupa fakta-fakta terkait dengan topik yang dipilih sehingga memberi nilai objektivitas pada opini yang disusun, bukan sekadar opini belaka. Untuk memberikan nilai yang lebih kuat, kumpulkan opini-opini yang logis agar bermutu.
ADVERTISEMENT
3. Hubungkan Isu, Argumentasi, dan Opini dengan Style Media (Connecting)
Anda perlu menghubungkan isu, argumentasi, dan opini dengan style atau citra media yang bersangkutan. Tidak hanya isu yang perlu disepakati bersama, tetapi juga detail dan contoh yang akan diungkapkan dalam teks editorial tersebut. Diskusikan pula opini yang hendak disampaikan dan solusi yang akan diberikan dalam teks editorial.
4. Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh terhadap Hasil Tulisan (Correcting)
Bacalah kembali hasil tulisan Anda dengan saksama agar tidak ada kesalahan ejaan dan tanda baca. Teks editorial yang dibuat harus berisi kejelasan isu yang dibahas serta tidak menyerang pihak lain. Selain itu, penyampaian opini dalam teks editorial jangan terkesan menggurui pembaca.
Dalam teks editorial, paragraf disusun dengan menggunakan kalimat yang efektif dan kata-kata yang lugas. Penggunaan contoh dan ilustrasi akan sangat bermanfaat untuk menguatkan tulisan Anda.
ADVERTISEMENT
Struktur Teks Editorial
Seperti jenis teks lainnya, teks editorial juga memiliki struktur. Adapun struktur teks editorial, yaitu pengenalan isu (tesis), penyampaian argumentasi, dan simpulan atau rekomendasi.
1. Pengenalan Isu
Pengenalan isu berisi sorotan peristiwa yang mengandung persoalan aktual. Pada bagian ini, pembaca akan disajikan peristiwa, persoalan aktual, fenomenal, dan kontroversial yang menjadi dasar pembahasan. Contoh:
ADVERTISEMENT
2. Penyampaian Argumentasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Pada bagian ini, argumentasi dapat berupa generalisasi atau pernyataan umum, data hasil pernyataan, pernyataan para ahli, atau fakta yang didasari oleh referensi yang terpercaya. Contoh:
ADVERTISEMENT
3. Simpulan atau rekomendasi
Pada bagian ini, pernyataan dapat berupa simpulan atau rekomendasi. Jika berupa simpulan, bagian ini akan berupa pernyataan dalam menyelesaikan permasalahan atau isu yang dikemukakan sebelumnya.
Jika berupa rekomendasi, bagian ini berupa pernyataan, saran, atau anjuran dalam menyelesaikan permasalahan atau isu yang dibahas. Contohnya sebagai berikut:
Ciri Kebahasan Teks Editorial
Dalam buku Cerdas berbahasa indonesia untuk SMA/MA kelas X, dikatakan bahwa teks editorial memiliki ciri kebahasaan, yaitu kata ganti tunjuk, konjungsi kausalitas, konjungsi pertentangan, dan penggunaan kosakata populer sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Untuk lebih memahaminya, perhatikan penjelasan berikut.
ADVERTISEMENT
1. Kata Ganti Tunjuk
Kata ganti tunjuk merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau lainnya yang menjadi fokus ulasan.
Contoh: Mudik Lebaran tahun ini diprediksi sebanyak 32 juta jiwa.
2. Konjungsi Kausalitas
Penggunaan konjungsi kausalitas terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan penulis atau redaktur yang berkenaan dengan masalah yang dibahas. Konjungsi kausalitas, misalnya sebab, karena, oleh karena itu, jika, dan maka.
Contoh: Momen Lebaran akan menyenangkan jika mudik lancar, aman, dan nyaman.
3. Konjungsi Pertentangan
Penggunaan konjungsi pertentangan terkait dengan masalah yang diangkat dalam editorial yang bersifat pro dan kontra. Konjungsi pertentangan, misalnya akan tetapi, namun, tetapi, walau(pun), dan meski(pun).
Contoh: Namun, mudah diduga bahwa pengabaian terhadap hak anak sangatlah besar.
4. Kosakata Populer
Penggunaan kosakata populer dilakukan oleh penulis atau redaksi agar mudah dipahami oleh pembaca. Misalnya, kata efisien lebih sering digunakan daripada kata sangkil walaupun kedua kata tersebut memiliki makna yang sama.
ADVERTISEMENT
(ANS)