Konten dari Pengguna

Cara Mengatasi Futur, Kejenuhan Saat Beribadah dan Menuntut Ilmu Agama

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
8 April 2021 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi futur. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi futur. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Jatuhnya seseorang yang beriman ke lubang kemaksiatan selalu didahului dengan penyakit futur. Mengutip buku Melejitkan Semangat Beribadah karya Nashin Bin Sulaiman Al-Umar, futur berasal dari Bahasa Arab yang artinya menjadi lemah, putus setelah sambung, lembut setelah keras, dan lemah setelah kuat.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang terjangkit penyakit ini akan menjadi lemah, lamban, dan malas meski sebelumnya ia sangat semangat dan bersungguh-sungguh dalam beribadah. Futur dapat menyerang siapa saja, termasuk ahli ibadah, pendakwah, dan para penuntut ilmu.
Warga bertadarus memanfaatkan waktu luang di Masjid Al-Alam, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (6/5). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Jika dibiarkan, penyakit ini dapat menggerogoti semangat berbuat baik, dan sebaliknya dorongan melakukan kemaksiatan menguat. Rasulullah SAW telah memperingatkannya dalam hadits berikut:
"Setiap waktu pasti ada gairahnya (masa semangat) dan di setiap gairah pasti mengalami penurunan (futur), barang siapa penurunannya kepada sunnah maka ia telah beruntung dan barang siapa penurunannya kepada sesuatu yang lain (selain sunnah) maka ia telah binasa." (HR. Ahmad).
Setiap orang pasti mengalami pasang surut dalam ibadah. Lantas bagaimana cara agar kita tidak terperosok ke dalam keburukan? Ikuti tips-tips berikut ini yang dikutip dari buku Seni Menjaga Kewarasan Hidup tulisan Sebastian Wahyu (2020):
ADVERTISEMENT

Ikhlaskan Niat

Ilustrasi berdoa Foto: Shutterstock
Tanyakan kepada diri sendiri, untuk siapa Anda beramal saleh, sholat, bersedekah, dan lain-lain? Jika jawabannya adalah agar disanjung dan dihormati oleh orang lain, pantas saja futur berhasil menggerogoti hati. Sebab Anda menggantungkan diri kepada sesama makhluk, tidak meniatkannya untuk meraih rahmat dan ridha Allah.

Tetap Bersama Orang-orang yang Saleh

Rasulullah SAW mengingatkan agar umat-Nya berkawan dengan orang-orang yang saleh. Beliau bersabda: “Seseorang itu mengikuti din (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.”
Ketika iman sedang menurun, namun seseorang masih berada dalam lingkungan orang yang saleh, maka ia akan segera bangkit dari futur.

Bermuhasabah

Ilustrasi seseorang merenung. Foto: Pixabay
Muhasabah atau introspeksi diri adalah merenungkan hal-hal baik dan buruk yang telah dilakukan dengan menjadikan Alquran dan hadits sebagai acuannya. Waktu terbaik untuk merenung adalah di tengah kesunyian malam.
ADVERTISEMENT
Setiap anggota tubuh, makanan yang tersedia, rumah yang nyaman, keluarga yang bahagia, semuanya adalah titipan Allah. Apabila semua itu hanyalah titipan, masihkah Anda berpikir menggunakannya untuk kemaksiatan?

Berdoa

Umat Islam sepatutnya berdoa kepada Allah untuk meminta keteguhan hati agar istiqamah di jalan-Nya. Doa yang paling sering Rasulullah panjatkan yaitu,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik
Artinya: "Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu”
(ERA)