Cara Menghitung Current Ratio atau Rasio Lancar Secara Mudah

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
15 Juni 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kalkulator. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kalkulator. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Cara menghitung current ratio perlu dipahami untuk melihat apakah perusahaan likuid atau tidak. Perusahaan bisa disebut likuid apabila mampu memenuhi kewajibanya, sedangkan jika sebaliknya, artinya perusahaan tersebut ilikuid.
ADVERTISEMENT
Nah, rasio likuiditas dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Mengutip buku Menyusun Laporan Keuangan Untuk UKM oleh Johar Arifin (2008), rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja dari pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Salah satu jenis rasio likuiditas adalah current ratio. Bagaimana cara menghitungnya?

Apa Artinya Current Ratio?

Ilustrasi menyusun konsep digital marketing dalam bisnis. Foto: Shutter Stock
Current ratio biasa disebut juga rasio lancar. Mengutip buku Analisis Laporan Keuangan oleh Kasmir (2016), rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Menurutnya, rasio lancar bisa menjadi pengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Mamduh Hanafi (2016 ) dalam buku Manajemen Keuangan juga mengemukakan definisi yang serupa. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Ilustrasi menyusun konsep digital marketing dalam bisnis. Foto: Shutter Stock
Dalam buku Analisa Laporan Keuangan karya Hanafi dan Halim (2009), perhitungan current ratio adalah membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio menunjukan besarnya kas yang dimiliki perusahaan ditambah aset-aset yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun, terhadap besarnya utang-utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat.
ADVERTISEMENT

Cara Menghitung Current Ratio

Ilustrasi bisnis bersama rekan Foto: Shutterstock
Dari beberapa definisi current ratio di atas, dapat diketahui bahwa untuk mengetahui rasio lancar, aktiva lancar harus dibagi dengan hutang lancar. Secara matematis dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
Sebagai contoh, mengutip Analisis Kredit Untuk Account Officer oleh Jopie Jusuf (2007), sebuah perusahaan X memiliki aktiva lancar Rp 7.327 dengan kewajiban lancar Rp 4.948. Maka, current ratio-nya adalah:
Artinya setiap Rp 1 Kewajiban Lancar dijamin oleh Rp 1,48 Aktiva Lancar. Lazimnya, sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila Current Ratio lebih besar dari 1 (satu) dan ini terjadi apabila Aktiva Lancar lebih besar daripada Kewajiban Lancar.
Pengertian Aktiva Lancar
Ilustrasi uang dolar. Foto: Aditia Noviansyah
Mengutip buku Kuasai Detail Asuransi Perkantoran oleh Yayah Pudin Shatu, aktiva lancar menurut S. Munawir adalah uang kas atau aktiva lainnya yang diharapkan dapat dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama 1 tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, yang termasuk aktiva lancar yakni:
Sedangkan menurut Abdullah Shahab, yang termasuk aktiva lancar adalah:
Pengertian Hutang Lancar
Ilustrasi hutang menumpuk. Foto: Shutterstock
Mengutip Buku Dasar-dasar Akuntansi Untuk Pemula & Orang Awam oleh Ifat Fauziah, hutang lancar yang disebut juga kewajiban lancar atau current liabilities adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
Contoh hutang lancar adalah hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya.
(ERA)