Konten dari Pengguna

Cara Mengisi Partograf untuk Pantau Proses Persalinan

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
21 Oktober 2023 19:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Unsplash.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Unsplash.
ADVERTISEMENT
Cara mengisi partograf yang benar sangat penting untuk mengetahui kemajuan serta risiko persalinan. Partograf adalah salah satu alat yang digunakan dokter maupun bidan untuk memantau proses persalinan.
ADVERTISEMENT
Partograf pertama kali dikembangkan di Zimbabwe sekitar tahun 1970 dan telah tersebar di seluruh dunia. Alat tersebut bahkan ditetapkan sebagai alat pemantau persalinan standar universal.
Mengutip buku Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir oleh Nila Trisna Yulianti (2019) partograf adalah catatan grafis untuk memantau segala kejadian pada proses persalinan sebagai bahan pengambilan keputusan klinis.
Peran partograf sangat vital sehingga penggunaannya harus tepat. Penggunaan partograf yang tepat dapat mencegah persalinan terhambat dan komplikasi serius, seperti robeknya dinding uterus atau bayi lahir mati.
Lantas bagaimana cara mengisi partograf persalinan dengan benar? Simak informasi selengkapnya dalam ulasan berikut.

Cara Mengisi Partograf yang Benar

Ilustrasi bayi. Foto: Unsplash.
Pemantauan proses persalinan menggunakan partograf dilakukan saat fase aktif. Adapun yang dimaksud fase aktif adalah saat kala I atau pembukaan 4 cm.
ADVERTISEMENT
Selama fase aktif persalinan, ada beberapa hal yang perlu dicatat yakni detak jantung janin (DJJ), frekuensi dan lamanya kontraksi uterus, denyut nadi, pembukaan serviks, penurunan kepala janin, tekanan darah, serta produksi urin dan protein urin.
Berikut ini langkah-langkah mengisi partograf yang benar sebagaimana dikutip dari buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir oleh Nila Trisna Yulianti (2019):

1. Mengisi Identitas Ibu Hamil

Tahap pertama pengisian partograf adalah mengisi bagian identitas ibu hamil, seperti nama, usia, gravida (jumlah kehamilan), partus (jumlah kelahiran), waktu kedatangan, kondisi ketuban, serta waktu pecah ketuban.

2. Mencatat Detak Jantung Janin (DJJ)

Pencatatan detak jantung janin (DJJ) dilakukan setiap 30 menit sekali dengan memberikan garis pada kolom-kolom yang tersedia. Detak jantung normal berkisar antara 120-160 kali. Petugas perlu waspada jika detak jantung janin berada di bawah 120 atau lebih dari 160 kali.
ADVERTISEMENT

3. Warna dan Adanya Air Ketuban

Cara mengisi partograf. Foto: Unsplash/Alexander Grey
Setelah itu, tahap yang perlu diisi adalah warna dan kondisi air ketuban. Pencatatan kolom ini dilakukan dengan menggunakan simbol huruf. Berikut ketentuannya.
U : ketuban utuh dan belum pecah
J : ketubah sudah pecah dan air ketuban jernih
M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.
D : ketuban sudah pecah bercampur dengan darah
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban.

4. Penyusupan Kepala Janin (Molase)

Penyusupan menjadi indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras pada tulang panggul ibu.
Semakin besar derajat penyusupan antar tulang kepala, maka risiko disproporsi kepala panggul semakin besar. Ketidakmampuan untuk disproporsi ditunjukan melalui derajat penyusupan atau tumpang tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup sulit untuk dipisahkan.
ADVERTISEMENT

5. Pembukaan Serviks

Tahap pencatatan selanjutnya adalah pembukaan serviks untuk mengetahui kemajuan persalinan. Persalinan dalam 2 fase yakni fase laten dan fase aktif.
(GLW)