Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Cara Mengucapkan Amin yang Benar Menurut Ulama
4 Agustus 2022 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Usai membaca surat Al Fatihah saat salat ataupun mendengar doa yang diucapkan orang lain, umat Muslim dianjurkan menjawab dengan kata 'Amin'. Ini adalah bentuk harapan agar doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Anjuran tersebut sesuai dengan hadis dari Rasulullah SAW berikut: “Apabila kalian salat maka luruskanlah shaf (barisan) kalian, kemudian hendaknya salah seorang di antara kalian menjadi Imam. Apabila Imam bertakbir, maka kalian bertakbir, dan bila Imam mengucapkan ‘GHAIRIL MAGHDHUBI 'ALAIHIM WALADH-DHAALLIIN’, maka ucapkanlah: Aamiin, niscaya Allah mengabulkannya.” (HR Muslim)
Namun, umat Muslim juga harus memerhatikan bagaimana mengucapkan kata ‘Amin’ dengan benar. Bagi yang masih bingung, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Cara Mengucapkan Amin yang Benar
Ada beberapa versi tulisan yang kerap dipakai untuk mengamini doa, di antaranya Amin, Aamiin, Amiin, dan Aamiiin. Namun dalam pengucapannya, masih banyak umat Muslim yang keliru.
Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab, salah satu kekeliruannya adalah mengucapkan kata amin dengan lafaz tasydid ‘Aammin’ (آمِّن). Selain itu, ada juga yang menghapus huruf ‘Ya’ menjadi ‘Ammin’ (أَمِّن).
ADVERTISEMENT
Menurut para ulama, cara mengucapkan amin yang benar dan disepakati kebolehannya adalah mengucapkannya dengan dua lafaz. Pertama adalah ‘Aaamiin’ (آمِيْن) dibaca dengan memanjang huruf Hamzah dan yang kedua adalah ‘Amiin’ (أَمِيْن) tanpa memanjang huruf Hamzah. Opsi pertama dianggap lebih baik karena sesuai dengan artinya, ‘Ya Allah kabulkanlah’.
Diterangkan dalam buku Adab di Atas Ilmu 2 oleh Imam Nawawi dan Rusdianto, pengucapan kata Aaamiin (أٰمِيْنَ) dianggap benar karena Hamzah dibaca panjang (sebanyak 2 harakat atau lebih) mengikuti Mad Badal, Min dibaca panjang (sebanyak 4-6 harakat) karena mengikuti Mad Aridh Lis Sukun, dan nun dibaca mati.
Dari sumber yang sama, Imam Al-Baghowi berpendapat bahwa seseorang dianjurkan untuk membaca ‘Aaminn’ setiap kali selesai membaca surat Al Fatihah yang disertai dengan jeda, bukan diwasal.
ADVERTISEMENT
Kata ‘Aaamin’ juga harus dibaca takhfif pada mim, sehingga pengucapannya menjadi 'Aamiin’. Sementara menurut ulama ahli Nahwu, Hamzah dapat dibaca panjang menjadi ‘Aaamiin’ atau pendek ‘Amiin’.
Menurut Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ syarh al-Muhadzzab, beberapa versi cara membaca kata 'Amin yang kerap digunakan adalah:
ADVERTISEMENT
Untuk poin keempat, para ulama berpendapat bahwa pengucapan Amin tersebut adalah sebuah kesalahan tata bahasa orang-orang awam. Jadi, jika mengucapkan Amin seperti itu saat salat, maka dianggap batal.
(NDA)