Ciri-Ciri Pendusta Agama Menurut Surat Al Maun beserta Asbabun Nuzulnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
20 September 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ciri pendusta agama menurut Surat Al Maun. Foto: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ciri pendusta agama menurut Surat Al Maun. Foto: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Surat Al Maun terdiri dari 7 ayat dan termasuk golongan surat Makiyyah. Secara garis besar, surat Al Maun menggambarkan beberapa sifat manusia yang dipandang sebagai pendusta agama. Tak hanya itu, surat ini juga menjelaskan ancaman bagi orang yang lalai dalam sholat dan riya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Tadabur Al-Qur'an oleh Syaikh Adil Muhammad Khalil, nama lain dari surat Al Maun adalah Ara’atal alladzi, Ad-Din, dan Al Yatim. Alasan dari nama-nama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Al Maun: Surat ini menjelaskan tentang pentingnya berbuat kebaikan.
2. Ara’atal alladzi: Allah mengawali surat ini dengan kalimat tersebut.
3. Ad-Din: Surat ini menjelaskan tentang pendusta agama.
4. Al Yatim: Dalam surat ini, Allah mengancam orang-orang yang mengasari anak yatim.
Surat Al Maun memiliki perisitiwa yang menjadi sebab turunnya ayat-ayatnya. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak uraian berikut.

Asbabun Nuzul Surat Al Maun

Ilustrasi ciri pendusta agama menurut Surat Al Maun. Foto: Freepik.
Dikutip dari buku Juz Amma Tajwid Berwarna & Terjemahannya oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani, surat Al Maun turun sebagai peringatan untuk orang-orang munafik yang riya atas sholatnya kepada orang-orang yang beriman, meninggalkan sholat bila tidak ada yang melihat, serta menolak memberikan bantuan ataupun pinjaman.
ADVERTISEMENT
Selain itu, M. Khalilurrahman Al Mahfani dalam bukunya yang berjudul Dahyatnya Doa Anak Yatim, menjelaskan bahwa Allah menurunkan surat ini karena sikap Abu Sufyan yang setiap minggu menyembelih seekor unta, namun tidak mau berbagi saat diminta dagingnya, bahkan malah memukulnya dengan tongkat.
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ - ٢ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ - ٣ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ - ٤ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ - ٥ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ - ٦ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ – ٦
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang salat, . (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 4 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Surat Al Maun menjelaskan berbagai ciri pendusta agama hanya dengan memperhatikan tingkah laku seseorang. Apa saja ciri pendusta agama menurut surat Al Maun? Simak ulasan berikut.

Ciri Pendusta Agama Menurut Surat Al Maun

Ilustrasi ciri pendusta agama menurut Surat Al Maun. Foto: Pixabay.
Masih dari sumber yang sama, ciri pendusta agama menurut surat Al Maun adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak mau memberikan haknya dari harta yang dimiliki, termasuk orang-orang yang pelit kepada fakir miskin.
Dikutip dari buku Dahyatnya Doa Anak Yatim oleh M. Khalilurrahman Al Mahfani, para ahli tafsir menafsirkan kata menghardik adalah berlaku sewenang-wenang, tidak memberikan hak, dan menganiayanya. Oleh karena itu, orang yang menghardik anak yatim disebut sebagai pendusta agama.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak percaya dengan hari pembalasan dan menganggap bantuan kepada anak yatim tidak akan menguntungkan. Sikap demikian merupakan bentuk pengingkaran dan pendustaan terhadap Ad-din, baik dalam arti agama maupun hari pembalasan.
Orang yang dianggap mendustakan agama dalam surat Al Maun memiliki dua sifat. Pertama, mereka memandang rendah orang-orang yang lemah. Kedua, mereka tidak mau mengeluarkan hartanya untuk kepentingan orang-orang fakir dan yang memerlukan.
(IPT)