Konten dari Pengguna

Contoh Cerita Fiksi Beserta Pengertian, Ciri-ciri, dan Unsurnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
13 Juli 2021 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cerita fiksi. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita fiksi. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, cerita dalam dunia sastra dibagi menjadi dua macam, yaitu fiksi dan non fiksi. Berbeda dengan cerita non fiksi yang bersumber dari kisah nyata, cerita fiksi adalah karya sastra yang berisi karangan berdasarkan angan-angan atau imajinasi penulis.
ADVERTISEMENT
Isi cerita fiksi murni berasal dari khayalan pengarang, tetapi tak menutup kemungkinan juga merupakan fakta. Cerita fiksi yang dikarang berdasarkan fakta dapat diperoleh dari berbagai pengalaman, baik pengalaman penulis sendiri maupun orang lain. Lalu, pengalaman itu dikemas dengan imajinasi penulis menjadi suatu cerita yang menarik.
Mengutip buku Arif Cerdas Sekolah Dasar Kelas 4 oleh Tim Arif, cerita fiksi umumnya dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama adalah cerita rakyat, yaitu cerita yang berkembang di suatu daerah. Biasanya, cerita rakyat menceritakan tentang legenda daerah asalnya. Contohnya, cerita rakyat “Malin Kundang”, “Timun Mas”, dan “Si Pitung”.
Ada juga yang disebut cerpen, yaitu cerita fiksi yang menceritakan kehidupan manusia melalui tulisan pendek. Ketiga adalah novel, cerita fiksi yang panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya.
ADVERTISEMENT

Ciri-ciri Cerita Fiksi

Ilustrasi membaca cerita fiksi. Foto: iStock
Agar lebih mudah membedakan cerita fiksi dan non fiksi, simak ciri-ciri cerita fiksi berikut ini.

Unsur-unsur Cerita Fiksi

Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam cerita fiksi.
Ilustrasi membaca cerita fiksi. Foto: iStock

Contoh Cerita Fiksi

Berikut contoh cerita fiksi berjudul “Bunga Paling Berharga” dikutip dari buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Tim Arif.
ADVERTISEMENT
Bunga Paling berharga
Makale tinggal di sebuah desa yang selalu kekeringan. Hujan jarang turun di desa itu sehingga tidak banyak tumbuhan. Jangankan bunga-bungaan, semak-semak pun jarang ditemui.
Suatu hari, sebelum berakhirnya pelajaran, Bu Mala memberi seluruh siswanya masing-masing sebuah buku tulis. Buku tulis itu halaman-halaman dalamnya berwarna putih dan bersampul merah. Indah sekali.
“Buku tulis itu untuk kalian. Kalian boleh menulis apa saja di dalamnya,” kata Bu Mala.
“Saya mau menuliskan catatan harian di buku ini,” kata Nola.
ADVERTISEMENT
“Saya mau menggambar wajah setiap orang yang saya temui,” kata Wendi yang hobi menggambar.
“Saya mau membuat herbarium,” kata Makale.
Bu Mala memandang Makale dengan penuh keheranan mendengar ucapan Makale.
“Kamu mau membuat herbarium?” tanya Bu Mala kepada Makale.
“Ya. Seorang pelancong pernah menunjukkan buku herbariumnya kepada saya. Herbarium itu sangat indah,” jawab Makakale.
“Tetapi, untuk membuat herbarium kamu akan membutuhkan banyak daun. Tahukah kamu?” tanya Bu Mala.
Makale menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Atau bunga...”
“Di mana kamu akan mencarinya?” tanya teman-teman Makale.
Makale memandang keluar jendela. Tidak tampak tanaman sama sekali.
“Saya akan mendapatkannya,” kata Makale sambil tersenyum.
Hari berganti hari. Waktu berlalu dengan cepat. Buku tulis merah milik para siswa Bu Mala telah berisi berbagai cerita, gambar, dan foto. Hanya buku tulis Makale yang masih kosong.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari, sebuah awan hitam berhenti di atas desa tempat tinggal Makale. Tak lama kemudian awan hitam itu mencurahkan hujan yang sangat deras. Benih-benih tumbuhan yang terkubur di dalam tanah tandus desa itu pun tumbuh. Sepetak kebun terbentuk. Bunga-bunga merah kecil memenuhi petak kebun itu.
Makale senang. Dipetiknya sekuntum bunga merah. Hanya satu. Kemudian, ditempelkannya bunga itu di dalam buku tulis merahnya. Hari berikutnya, bunga-bunga lainnya telah layu karena terbakar matahari.
Di dalam kelas, Makale berseru dengan gembira. “Saya sudah membuat herbariumsaya, Bu Mala.”
Bu Mala membuka buku tulis merah Makale. Herbarium itu hanya satu halaman. Hanya ada satu bunga di dalamnya. Namun, bunga itu paling berharga di dunia karena hanya mekar sehari dalam setahun.
ADVERTISEMENT
(ADS)